Asam lambung naik atau gastroesophageal reflux disease (GERD) adalah kondisi umum yang terjadi ketika asam lambung naik ke kerongkongan. Kondisi ini menyebabkan gejala seperti rasa terbakar di dada (heartburn) dan regurgitasi asam.
Asam lambung terjadi ketika otot sfingter esofagus bagian bawah yang bertugas menutup secara ketat setelah makanan melewati kerongkongan dan masuk ke dalam lambung. Proses ini menyebabkan lambung mengalami kelemahan atau disfungsi.
Hal ini memungkinkan asam lambung dan konten lambung lainnya naik kembali ke kerongkongan yang seharusnya tidak terjadi. Gejala penyakit asam lambung dapat bervariasi dari ringan hingga parah dan bisa muncul sesekali atau secara teratur. Beberapa gejala yang umumnya terkait dengan asam lambung meliputi:
- Sensasi terbakar di dada (heartburn), yang sering terjadi setelah makan atau pada malam hari.
- Regurgitasi atau sensasi muntah asam di tenggorokan.
- Rasa pahit atau asam di mulut, terutama setelah bangun tidur.
- Batuk kronis, terutama di malam hari.
- Kesulitan menelan atau rasa tercekik.
Meskipun ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan asam lambung, beberapa kebiasaan buruk dapat meningkatkan risiko terjadinya kondisi tersebut. Berikut lima kebiasaan buruk yang bisa menyebabkan naiknya asam lambung:
Tidur setelah makan
Tidur langsung setelah makan dapat memperlambat proses pencernaan makanan sehingga memungkinkan asam lambung untuk naik ke kerongkongan dengan lebih mudah. Setelah makan, tubuh mulai mencerna makanan dengan bantuan asam lambung dan enzim pencernaan lainnya. Saat seseorang tidur, aktivitas pencernaan melambat karena tubuh dalam keadaan istirahat.
Makanan yang belum sepenuhnya dicerna dapat tetap berada di dalam lambung lebih lama dari biasanya, memperpanjang waktu ketika asam lambung dapat naik ke kerongkongan.
Disarankan untuk menunggu minimal 2-3 jam setelah makan sebelum tidur agar tubuh memiliki waktu untuk mencerna makanan dengan baik.
Sering mengonsumsi makanan berlemak
Makanan berlemak cenderung memperlambat pencernaan dan mengurangi kontraksi otot kerongkongan yang mencegah naiknya asam lambung. Konsumsi makanan tinggi lemak seperti makanan cepat saji, makanan olahan, dan makanan berminyak sebaiknya diminimalkan untuk mengurangi risiko naiknya asam lambung.
Sering minum kopi
Kopi mengandung zat asam yang dapat merangsang produksi asam lambung, sehingga meningkatkan risiko terjadinya GERD. Selain itu, kafein dalam kopi juga dapat mengendurkan sfingter esofagus bagian bawah yang merupakan katup otot. Katup ini mengatur aliran makanan dari kerongkongan ke lambung. Mengurangi konsumsi kopi atau memilih kopi rendah kafein bisa membantu mengurangi gejala GERD.
Minum alkohol
Alkohol dapat merelaksasi otot sfingter esofagus bagian bawah yang dapat memungkinkan asam lambung naik ke kerongkongan dengan lebih mudah. Ketika seseorang minum alkohol, otot-otot dalam lambung melemah sehingga memungkinkan asam lambung dan konten lambung lainnya untuk naik kembali ke kerongkongan.
Konsumsi alkohol juga dapat merangsang kelenjar lambung untuk meningkatkan produksi asam lambung. Semakin banyak asam lambung yang diproduksi, semakin besar kemungkinan asam lambung naik kembali ke kerongkongan dan menyebabkan gejala refluks asam. Sebaiknya kurangi konsumsi alkohol, terutama sebelum tidur atau dalam jumlah besar dapat membantu mengurangi risiko naiknya asam lambung.
Merokok
Merokok dapat meningkatkan produksi asam lambung dan merelaksasi otot sfingter esofagus, yang dapat menyebabkan naiknya asam lambung. Selain itu, merokok juga dapat merusak lapisan pelindung lambung, meningkatkan risiko terjadinya GERD serta komplikasinya. Berhenti merokok merupakan langkah penting dalam mengurangi risiko naiknya asam lambung dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.