in

Menilik Perjalanan Karier Taufik Hidayat, Pebulutangkis Legendaris dan Juara Olimpiade 2004

Taufik Hidayat saat Memenangkan Olimpiade 2004 (dok. AFP)

Taufik Hidayat adalah salah satu mantan pebulutangkis Indonesia yang namanya masih bersinar hingga saat ini. Komitmen dan dedikasi Taufik dalam dunia bulu tangkis telah membawanya meraih banyak kejuaraan di tingkat nasional, Asia, bahkan dunia. Dia diakui sebagai salah satu pebulu tangkis Indonesia dengan koleksi gelar juara terbanyak dalam sektor tunggal putra.

Taufik Hidayat lahir di Bandung pada tanggal 10 Agustus 1981. Ia telah meraih gelar juara tunggal putra Asian Games (2002, 2006) dan enam kali menjadi juara Indonesia Terbuka (1999, 2000, 2002, 2003, 2004, 2006). Dia juga meraih gelar di Piala Thomas (2000, 2002, 2004, 2006) dan Piala Sudirman (1999, 2001, 2003, 2005).

Awal karier Taufik Hidayat dimulai di klub Sangkuriang Graha Sarana (SGS) Elektrik Bandung, Jawa Barat. Kala itu, ia berada di bawah bimbingan mantan pebulu tangkis nasional, Iie Sumirat. Bakatnya terlihat jelas sejak saat itu dan prestasinya terus meningkat di berbagai kejuaraan dan turnamen.

Puncak dari kariernya terjadi pada tahun 2005 ketika Taufik berhasil mengalahkan pemain peringkat 1 dunia, Lin Dan, dalam Kejuaraan Dunia BWF, meraih gelar juara. Dalam situsnya, Taufik berbagi harapannya agar pencapaiannya menjadi inspirasi bagi semua orang, mengingatkan bahwa kemenangan dan kekalahan adalah bagian dari proses menuju kesuksesan.

Kisah Taufik di Olimpiade 2004

Salah satu momen puncak Taufik Hidayat adalah ketika ia berhasil meraih medali emas pertamanya di Olimpiade Athena 2004.

Prestasi ini diraihnya setelah menghadapi berbagai tantangan yang tidak mudah. Dalam pertandingan babak 32 besar, Taufik bersaing dengan pebulu tangkis Jepang, Hidetaka Yamada. Meskipun tidak mudah, Taufik berhasil mengatasi perlawanan Yamada dengan skor dua game langsung, 15-8 dan 15-10.

Di babak final, Taufik berhadapan dengan pebulu tangkis Korea Selatan, Shon Seung-mo. Dengan performa yang kuat, Taufik berhasil mengatasi lawannya dengan skor dua game langsung, 15-8 dan 15-7, meraih medali emas Olimpiade Athena 2004.

Prestasi ini merupakan satu-satunya medali emas yang diraih Indonesia dalam cabang bulu tangkis Olimpiade Athena 2004. Selain Taufik, Sony Dwi Kuncoro juga berhasil meraih medali perunggu pada waktu yang bersamaan setelah mengalahkan Boonsak dengan skor 15-11 dan 17-16.

Mundur dari Pelatnas Cipayung Sejak 2009

Pada tanggal 30 Januari 2009, Taufik memutuskan untuk mundur dari Pelatnas Cipayung dan beralih menjadi pemain profesional. Selain itu, ia juga terlibat dalam bisnis dengan Yonex dalam penyediaan peralatan olahraga. Pada bulan November 2012, Taufik mendirikan pusat pelatihan bernama Taufik Hidayat Arena (THA) di Ciracas, Jakarta Timur.

Pada tahun berikutnya, Taufik mengumumkan pensiun dari dunia bulu tangkis profesional. Meskipun telah pensiun, Taufik tetap aktif dalam acara The Legend Vision bersama dengan pebulu tangkis tangguh lainnya seperti Lin Dan, Lee Chong Wei dan Peter Gade. Acara tersebut diadakan di Asia Afrika Badminton Hall, Jakarta, pada tanggal 17 Agustus 2015.

Di luar lapangan bulu tangkis, Taufik Hidayat juga memiliki kehidupan pribadi yang berwarna. Pada tanggal 4 Februari 2006, ia menikah dengan Ami Gumelar, putri dari mantan menteri perhubungan dan ketua KONI, Agum Gumelar. Pasangan ini diberkati dengan seorang putri yang lahir pada awal Agustus 2008, yang diberi nama Natarina Alika Hidayat.

Setelah pensiun dari karier bulu tangkis profesional pada tahun 2013, Taufik tetap aktif dalam berbagai bidang. Dia terlibat dalam bisnis peralatan olahraga dengan perusahaan terkemuka, dan pada tahun 2012, dia mendirikan pusat pelatihan bernama Taufik Hidayat Arena (THA) di Jakarta Timur.

Taufik telah menerima berbagai penghargaan dan penghormatan dari pemerintah dan organisasi olahraga. Ia juga diakui sebagai salah satu legenda bulu tangkis terbesar sepanjang masa.