in

Rekor-Rekor Puncak Formula 1 yang Mungkin Tidak Akan Pernah Terpecahkan

Ilustrasi. Foto: Formula 1 (Instagram)

Formula 1, arena kejuaraan balap mobil paling bergengsi di dunia, telah menjadi panggung bagi berbagai rekor luar biasa yang mencatat sejarah olahraga ini. Setiap balapan diatur oleh dinamika yang intens, dan beberapa pencapaian tertinggi dalam dunia balap telah menciptakan rekor-rekor yang mungkin tidak akan pernah terpecahkan. Mari kita membenamkan diri dalam perjalanan melintasi rekor-roket Formula 1 yang mencengangkan.

Ilustrasi. Foto: Formula 1 (Instagram)

1. Pit Stop Tercepat oleh McLaren di Grand Prix Qatar 2023 (Rekor: 1,8 Detik)

Ketika kita membahas rekor pit stop tercepat, mata akan mengarah pada tim McLaren dalam Grand Prix Qatar 2023. Meskipun tim ini mungkin tidak mencapai kemenangan puncak dalam musim tersebut, mereka berhasil mencuri perhatian dengan pit stop yang mencatatkan waktu hanya 1,8 detik. Saat itu, seluruh tim di paddock berlomba-lomba untuk menjadi yang tercepat dalam mengganti ban mobil F1.

Dalam GP Qatar yang baru-baru ini digelar, tim McLaren melakukan pergantian larangan yang tak terlupakan pada mobil Lando Norris. Dalam hitungan detik, ban baru berhasil dipasang, dan waktu 1,8 detik itu memecahkan rekor sebelumnya yang dipegang oleh Red Bull Racing Honda. Kecepatannya bukan hanya milik pembalap, tetapi juga tim yang bekerja bersama-sama untuk mencapai kesempurnaan di sirkuit.

2. Pembalap dengan Starter Terbanyak: Fernando Alonso (Rekor: 358 Balapan)

Fernando Alonso, juara dunia F1 Spanyol 2005 dan 2006, menunjukkan daya tahan dan komitmen yang luar biasa dalam dunia balap dengan mencatatkan rekor sebagai pembalap dengan starter terbanyak. Dengan 358 balapan di bawah ikat pinggangnya, Alonso memimpin di atas Kimi Raikkonen pada musim 2022. Perjalanan panjangnya di dunia Formula 1 mencerminkan dedikasinya terhadap olahraga ini dan memberikan inspirasi bagi pembalap muda.

Sejak musim 2002, Alonso telah menjadi sosok dominan di lintasan, berkompetisi dengan intensitas tinggi di berbagai ajang F1. Prestasinya sebagai pembalap dengan starter terbanyak adalah bukti keteguhan dan kualitasnya sebagai atlet balap elite.

3. Rekor Kecepatan Tertinggi oleh Valtteri Bottas (Rekor: 372,5 km/jam)

Formula 1 identik dengan kecepatan luar biasa, dan Valtteri Bottas mencatat rekor kecepatan tertinggi sepanjang masa. Di Grand Prix Meksiko, Bottas mencapai kecepatan mencengangkan sebesar 372,5 km/jam, bahkan FIA secara tidak resmi menyatakan bahwa ia mencapai 373,3 km/jam. Bottas menciptakan sejarah sebagai pembalap pertama yang melampaui angka 370 km/jam di Grand Prix.

Kecepatan ini tidak hanya menghadirkan sensasi di lintasan, tetapi juga menetapkan standar baru dalam dunia balap. Prestasi Bottas adalah simbol dari evolusi teknologi dan ketangguhan fisik yang diperlukan dalam mengemudikan mobil Formula 1 pada batas kecepatan tertinggi.

Ilustrasi. Foto: Formula 1 (Instagram)

4. Pemenang Termuda: Max Verstappen di GP Spanyol 2016 (Rekor: 18 Tahun 227 Hari)

Max Verstappen, sejak debutnya di Toro Rosso, telah menjadi ikon generasi baru pembalap Formula 1. Pada usia yang masih sangat muda, Verstappen memecahkan rekor sebagai pemenang termuda dalam sejarah balap F1 di GP Spanyol 2016. Saat itu, usianya baru berusia 18 tahun 227 hari.

Debutnya yang spektakuler di balapan ini menandai awal karir yang cemerlang. Tak hanya menjadi pemenang termuda, Verstappen juga mencetak poin di Grand Prix berikutnya di Malaysia, menegaskan dominasinya di lintasan. Di GP Spanyol, dia juga menjadi pemenang F1 Belanda pertama dan pilot termuda yang memimpin Grand Prix, merayakan pencapaian luar biasa dalam sejarah olahraga ini.

5. Balapan Tercepat oleh Michael Schumacher di GP Italia 2003 (Rekor: Kecepatan Rata-rata 247,585 km/jam)

Michael Schumacher, legenda hidup Formula 1, mencatat rekor balapan tercepat sepanjang masa di GP Italia 2003. Dalam waktu 1 jam 14 menit dan 19,838 detik, Schumacher mengalahkan Monza dengan kecepatan rata-rata mencapai 247,585 km/jam. Pencapaiannya ini menjadi balapan F1 terpendek sepanjang masa, tanpa satu pun bendera merah yang berkibar.

Monza, dengan lintasannya yang khas, menjadi tempat bagi Schumacher untuk mencapai kecepatan luar biasa ini. Prestasinya tidak hanya menciptakan sejarah, tetapi juga memahkotai kariernya sebagai salah satu pembalap terbesar dalam sejarah Formula 1.

6. Keunggulan Terkecil di GP Italia 1971 (Rekor: 3 puncak hanya Terpaut 0,09 Detik)

Sejarah balap Formula 1 diwarnai oleh momen epik, dan Grand Prix Italia 1971 memberikan salah satu adegan terdekat dalam sejarah olahraga ini. Lima mobil melintasi garis finis dalam slipstream, dengan Peter Gethin meraih kemenangan hanya dengan keunggulan 0,01 detik atas Ronnie Peterson. François Cevert hanya terpaut 0,09 detik dari posisi pertama, menciptakan ketegangan yang langka di garis finis.

Balapan dengan keunggulan terkecil ini mencerminkan daya saing dan ketatnya persaingan di masa itu. Momen-momen seperti ini menjadi legenda dalam dunia balap dan menunjukkan bahwa setiap detik dan sentimeter benar-benar berarti dalam perjalanan menuju kemenangan.

7. Karir Terpendek oleh Marco Apicella di GP Italia 1993 (Rekor: 800 Meter)

Dalam dunia Formula 1, ada kisah-kisah singkat yang meninggalkan jejak tak terlupakan. Marco Apicella menciptakan catatan sebagai balap dengan karier terpendek dalam sejarah F1. Di Grand Prix Italia 1993, Apicella, yang diberi kesempatan oleh Eddie Jordan untuk membuktikan dirinya, terlibat dalam kecelakaan multi-mobil di tikungan pertama lap pertama. Hanya dalam hitungan 800 meter, karir Apicella di Formula 1 berakhir dalam kejadian yang tak terduga.

Meskipun kariernya singkat, Apicella tetap menjadi bagian dari narasi unik Formula 1. Kecelakaan di Monza mungkin mengakhiri perjalanannya di dunia balap, tetapi kisahnya tetap hidup dalam kenangan penggemar olahraga ini.

8. Penalti Tercepat oleh Sebastian Vettel di GP Turki 2006 (Rekor: 6 Detik)

Sebastian Vettel, yang telah mengukir namanya sebagai salah satu pembalap paling sukses dalam sejarah F1, memiliki catatan yang mungkin tidak terlalu dia banggakan. Saat penampilan perdananya di Formula 1 pada Grand Prix Turki 2006, Vettel keluar dari garasi dan melakukan akselerasi di pitlane. Alhasil, penalti yang ia dapatkan dalam waktu singkat, hanya 6 detik pertama dalam karir F1-nya.

Meskipun mungkin menjadi momen yang kurang menyenangkan, penalti ini menunjukkan bahwa bahkan pembalap terbaik sekalipun dapat menghadapi tantangan dan kesalahan di lintasan. Bagi Vettel, ini adalah bagian dari perjalanan panjang menuju dominasi dan kemenangan di F1.