Valentino Rossi, seorang legenda dalam dunia balap motor, telah menapaki kariernya selama 26 tahun sebelum akhirnya memutuskan untuk pensiun. Prestasinya yang mengesankan, aksi luar biasa di lintasan, dan selebrasi khas yang kocak membuatnya menjadi sosok yang sangat populer di kalangan berbagai usia, tidak terkecuali para emak-emak yang mungkin tidak begitu akrab dengan dunia balap.
Namun, di balik sorotan dan kekaguman yang mendalam terhadap Rossi, terdapat realitas yang mungkin tidak banyak orang tahu. Dalam sebuah wawancara, pembalap asal Italia itu berbicara tentang dampak positif dan negatif dari popularitasnya yang melonjak tinggi. Bagi Rossi, popularitas bukan hanya sekadar gemerlap panggung, tetapi juga sebuah perjalanan yang memengaruhi kehidupan pribadinya secara mendalam.
Dampak positif popularitas di dunia balap
Rossi bukan hanya seorang pembalap biasa; ia adalah ikon dalam dunia balap motor. Pencapaiannya yang luar biasa, dengan 115 kemenangan Grand Prix di bawah namanya, membuatnya berbicara tentang perbedaan yang ia buat dalam dunia balap.
“Ada sesuatu yang membedakan saya dari semua pembalap MotoGP lainnya dalam sejarah. Saya tidak tahu mengapa itu terjadi. Tetapi untuk beberapa alasan, saya berhasil memperkenalkan balap motor kepada banyak orang,” ungkap Rossi dengan bangga.
Sebelum Rossi muncul di panggung, banyak orang tidak memiliki pemahaman yang cukup tentang kelas balap seperti 125cc, 250cc, 500cc, atau MotoGP, terutama di Italia.
Awal kariernya membawa gelombang perubahan, membangkitkan minat dan emosi masyarakat luas terhadap olahraga yang pada awalnya mungkin terasa jauh dari kehidupan sehari-hari mereka. Rossi merasa sangat bangga atas kontribusinya dalam membawa balap motor lebih dekat dengan hati orang banyak.
Ketika ketenaran mengubah kehidupan pribadi
Namun, popularitas yang tinggi membawa konsekuensi tersendiri bagi kehidupan pribadi Rossi. Pensiunnya dari dunia balap motor tidak membawa kenyamanan sepenuhnya. Rossi menggambarkan bagaimana hidupnya sekarang tidak lagi normal. Sebagai seorang yang selalu dikenali di mana pun ia pergi, Rossi harus menemukan cara untuk melindungi privasinya.
Di restoran, ia seringkali bersembunyi di ruang belakang untuk menciptakan momen ketenangan. Bahkan di bandara, ia selalu berusaha menjaga privasinya dengan menarik tudung hingga ke atas dahinya. Meskipun memiliki pesawat pribadi untuk keperluan balapan, tetapi Rossi lebih memilih untuk tidur di rumah sewaan daripada di motorhome mewahnya yang dikenal sebagai ‘Casa VR46’.
Pernyataan Rossi mencerminkan kenyataan bahwa popularitas tidak hanya membuka pintu ke dunia gemerlap dan pujian, tetapi juga membatasi kebebasan dan privasi seseorang. Rossi mengakui bahwa hidupnya kini selalu diawasi dan berada di bawah tekanan konstan, tetapi ia berusaha untuk tetap normal dan rendah hati.
“Ketenaran adalah sisi lain dari koin, tetapi saya baik-baik saja. Saya selalu baik dalam hal itu. Saya menikmati popularitas saya,” ucap Rossi sambil tersenyum.
Pengelolaan tim: Legacy yang ditinggalkan
Pensiun dari balap motor tidak berarti akhir dari keberadaan Rossi dalam dunia balap. Timnya, VR46, masih aktif dan akan bersaing di kelas Moto2 dan MotoGP dengan pembalap-pembalap berbakat. Rossi tidak hanya meninggalkan jejak prestasi di lintasan, tetapi juga membentuk legacy melalui timnya yang terus berjuang di panggung balap internasional.
Tim VR46 bukan hanya tentang balapan; Mereka juga mengawasi tim Yamaha Mastercamp di Moto2 dengan pembalap Manuel Gonzalez dan Keminth Kubo. Rossi terus terlibat dalam membimbing dan memberikan dukungan kepada generasi baru pembalap yang akan meneruskan warisan balap motor.