Angga Aldi Yunanda, atau yang lebih dikenal dengan Angga Yunanda, adalah aktor muda Indonesia yang telah mencuri perhatian publik sejak kemunculannya di sinetron “Malu-Malu Kucing” pada tahun 2015. Lahir di Lombok pada 16 Mei 2000, Angga telah menunjukkan bakat aktingnya yang luar biasa sejak usia muda.
Berkat aktingnya yang memukau, Angga kemudian mendapatkan berbagai peran utama dalam sinetron populer seperti “Mermaid in Love” dan “Cinta Kedua”. Selain bermain sinetron Angga juga turut andil dalam beberapa film berikut:
Sajen (2018)
Film horor ini menjadi debut Angga Yunanda di layar lebar. Film “Sajen” bercerita tentang misteri yang menyelimuti Sekolah Menengah Atas (SMA) Pelita Bangsa. Di sekolah tersebut, terdapat tiga sesaji yang rumornya digunakan untuk menenangkan arwah para siswa yang bunuh diri.
Alur cerita berpusat pada siswi bernama Alanda (Amanda Manopo) yang dikenal pemberani dan berniat memutus rantai bullying di sekolah. Ia berani melawan Bianca (Steffi Zamora) dan gengnya yang kerap bertindak seenaknya dan membully siswa lain. Namun, niat baik Alanda tersebut justru berujung petaka. Dirinya dijebak oleh geng tersebut hingga tertekan dan depresi, yang berujung pada keputusan Alanda untuk mengakhiri hidupnya.
Tabu: Mengusik Gerbang Iblis (2019)
Angga Yunanda kembali bermain film horor dalam film ini. Film Tabu: Mengusik Gerbang Iblis menceritakan tentang sekelompok remaja yang melanggar aturan adat di sebuah hutan terlarang bernama Leuweung Hejo. Mereka dihantui teror dan kejadian aneh setelah Diaz, salah satu anggota mereka, dirasuki roh jahat. Teror tersebut semakin memburuk dan mengancam keselamatan mereka. Untuk menyelamatkan diri, mereka harus mencari cara untuk mengusir roh jahat dan menyelesaikan tabu yang telah mereka langgar.
Sunyi (2019)
Film horor thriller ini menceritakan tentang Alex (Angga Yunanda), siswa baru di SMA Abdi Bangsa yang terkenal dengan budaya senioritasnya yang keras. Alex dipaksa untuk mengikuti ritual pemanggilan arwah oleh para seniornya. Ritual ini membawa malapetaka bagi Alex dan teman-temannya, karena mereka mulai diteror oleh arwah gentayangan yang penuh dendam. Alex harus mencari cara untuk menghentikan teror tersebut dan menyelamatkan dirinya dan teman-temannya dari bahaya. Film ini mengangkat tema bullying dan balas dendam dengan sentuhan horor yang menegangkan.
Dua Garis Biru (2019)
Film drama remaja ini mengantarkan Angga Yunanda meraih nominasi Piala Citra untuk Pemeran Utama Pria Terbaik. Dua Garis Biru menceritakan kisah Dara dan Bima, dua remaja yang terjebak dalam konsekuensi pahit setelah melakukan hubungan seks di luar nikah. Dara, siswi berprestasi dengan mimpi kuliah di Korea, hamil di usia 17 tahun. Kehidupan mereka berubah drastis. Bima, dengan segala keterbatasannya, berusaha bertanggung jawab. Keluarga mereka pun harus menghadapi kenyataan pahit ini. Film ini mengeksplorasi berbagai sisi kehidupan remaja, termasuk tekanan sosial, stigma, dan perjuangan untuk meraih mimpi di tengah situasi yang tidak terduga.
Mariposa (2020)
Film drama romantis ini diadaptasi dari novel Wattpad dengan judul yang sama. Film Mariposa menceritakan tentang Acha (Adhisty Zara), siswi SMA yang populer dan ambisius, yang jatuh cinta pada Iqbal (Angga Yunanda), siswa dingin dan cuek yang terkenal sebagai “bad boy” di sekolahnya. Acha tertantang untuk menaklukkan hati Iqbal dan berusaha mendekatinya dengan berbagai cara, meskipun Iqbal selalu menolaknya. Perjalanan cinta mereka penuh dengan rintangan dan kesalahpahaman, namun Acha tidak pernah menyerah. Film ini menunjukkan perjuangan Acha untuk mendapatkan hati Iqbal dan bagaimana cinta dapat mengubah seseorang.
Di Bawah Umur (2020)
Film drama ini mengangkat tema tentang pernikahan dini. Film Di Bawah Umur menceritakan kisah Aryo, remaja SMA yang terkenal nakal dan suka membuat onar, jatuh cinta pada Lana, siswi baru yang misterius dan pendiam. Di balik sikapnya yang cuek, Lana menyimpan luka masa lalu yang kelam. Aryo berusaha mendekati Lana dan perlahan-lahan membantunya untuk keluar dari trauma. Namun, hubungan mereka diuji oleh berbagai rintangan, termasuk perbedaan usia, persetujuan orang tua, dan rahasia masa lalu yang terungkap. Film ini mengangkat tema tentang cinta remaja, pencarian jati diri, dan pentingnya komunikasi dalam hubungan.
Devil on Top (2021)
Devil on Top (2021) menceritakan tentang Angga (Angga Yunanda) dan kawan-kawannya yang bekerja di bawah kepemimpinan Sarah (Cinta Laura), seorang bos yang terkenal disiplin dan perfeksionis. Ketegasan Sarah membuat para karyawannya kewalahan, termasuk Angga. Suatu hari, Angga menemukan data karyawan yang akan dipecat, termasuk dirinya. Merasa terancam, Angga dan kawan-kawannya berencana untuk menggulingkan Sarah dari jabatannya dengan berbagai cara konyol dan lucu. Di tengah usahanya, Angga mulai melihat sisi lain Sarah yang tidak terduga dan perlahan mengubah perasaannya terhadap sang bos.
Cinta Pertama, Kedua & Ketiga (2022)
Film “Cinta Pertama, Kedua & Ketiga” menceritakan tentang kisah cinta segitiga antara Raja (Angga Yunanda), Asia (Putri Marino), dan Naya (Slamet Rahardjo). Raja dan Asia memiliki hubungan yang rumit karena masa lalu orang tua mereka. Di sisi lain, Naya, ayah Raja, jatuh cinta pada Linda, ibu Asia. Film ini mengeksplorasi tema cinta, keluarga, dan pengorbanan dalam sebuah hubungan yang kompleks dan penuh rintangan.
Mencuri Raden Saleh (2022)
Sekelompok mahasiswa berbakat dengan keahliannya masing-masing, Piko (Iqbaal Ramadhan) sang pemalsu ulung, Ucup (Angga Yunanda) sang hacker jenius, Fella (Rachel Amanda) sang negosiator handal, Gofar (Umay Shahab) sang mekanik ahli, Sarah (Aghniny Haque) sang petarung tangguh, dan Tuktuk (Ari Irham) sang pengemudi andal, bersatu untuk melakukan aksi pencurian terbesar dalam sejarah Indonesia. Target mereka adalah lukisan bersejarah karya Raden Saleh yang disimpan di Istana Negara. Misi mereka diwarnai aksi menegangkan, penuh tipu muslihat, dan pengkhianatan. Di balik misi pencurian ini, mereka juga terjebak dalam pusaran konspirasi dan bahaya yang mengancam keselamatan mereka.
Budi Pekerti (2023)
Film Budi Pekerti (2023) menceritakan tentang Bu Prani, seorang guru BK SMA yang dihujani cyberbullying setelah videonya berselisih paham dengan seorang pembeli di pasar viral di media sosial. Kehidupannya berubah drastis, kariernya terancam, dan keluarganya pun terkena imbas. Film ini mengangkat isu perundungan online dan bagaimana dampak negatifnya dapat menghancurkan kehidupan seseorang.