Penggemar Avatar: The Last Airbender di seluruh dunia bersorak gembira dengan kembalinya sang Avatar dalam versi live action yang diproduksi oleh Netflix. Serial ini, yang berjudul “Avatar: The Last Airbender – Live Action”, membawa kembali kisah Aang, seorang anak laki-laki yang ditakdirkan untuk menjadi Avatar dan membawa perdamaian ke dunia yang dilanda perang.
Sinopsis Avatar: The Last Airbender – Live Action
Aang, seorang pengendali udara berusia 12 tahun, terbangun dari tidur panjang dan menemukan dunia yang telah berubah. Negara Api dengan kekuatan pengendali api mereka telah menguasai tiga suku lainnya: air, tanah, dan udara. Aang, sebagai Avatar adalah satu-satunya harapan untuk membawa perdamaian kembali ke dunia.
Bersama Katara, seorang pengendali air yang pemberani, dan Sokka, kakak laki-lakinya yang jenaka dan ahli strategi, Aang memulai perjalanannya untuk menguasai keempat elemen dan mengalahkan Negara Api. Dalam perjalanan mereka, mereka bertemu dengan berbagai karakter yang menarik, seperti Pangeran Zuko, seorang pengendali api yang sedang mencari jati dirinya, dan Iroh, pamannya yang bijaksana.
Aang dan kawan-kawannya harus menghadapi berbagai rintangan, seperti pasukan Negara Api yang kejam, para pengendali elemen yang kuat, dan bahkan keraguan diri mereka sendiri. Namun, dengan tekad dan keberanian mereka, mereka terus berjuang untuk membawa perdamaian dan keadilan ke dunia.
Perubahan dan Perkembangan
Serial live action ini menghadirkan beberapa perubahan dari versi animasinya. Salah satu perubahan yang paling mencolok adalah usia karakter utama. Aang, Katara, dan Sokka digambarkan lebih tua dalam versi live action, dengan usia sekitar 14-16 tahun.
Perubahan lainnya adalah fokus cerita yang lebih dalam pada karakter dan hubungan antar karakter. Serial ini juga menghadirkan beberapa adegan baru yang tidak ada di versi animasinya, seperti kisah masa lalu Negara Api.
Fakta Menarik The Last Airbender – Live Action
- Proyek live action Avatar dimulai tahun 2007, namun sempat terhenti hingga akhirnya dihidupkan kembali oleh Netflix tahun 2018.
- Judul “Avatar: The Last Airbender” diubah menjadi “Avatar: The Last Airbender – Live Action” untuk menghindari kebingungan dengan film Avatar karya James Cameron.
- Produser dan penulis naskah Albert Kim terinspirasi dari berbagai cerita rakyat, budaya, dan legenda dari penduduk asli Asia untuk memperkaya cerita.
- Serial ini menggunakan teknologi canggih, seperti CGI dan motion capture, untuk menghadirkan efek visual yang memukau.
- Banyak aktor pendatang baru yang memerankan karakter utama, seperti Gordon Cormier (Aang), Kiawentiio (Katara), Ian Ousley (Sokka), dan Dallas Liu (Zuko).
- Serial ini menghadirkan beberapa adegan baru yang tidak ada di animasi aslinya, seperti kisah masa lalu Negara Api.
- Kostum beberapa karakter diubah dari animasi aslinya, seperti kostum Aang yang lebih terinspirasi dari budaya Tibet.
- Kostum Avatar Roku terinspirasi dari naga, meskipun naga tersebut tidak muncul dalam serial live action.
- Para aktor dan aktris menjalani pelatihan khusus, seperti seni bela diri dan pengendalian elemen, untuk mempersiapkan diri mereka dalam memerankan karakternya.
- Pemeran Letnan Jee perwira Angkatan Laut Negara Api adalah warga negara Indonesia, Ruy Iskandar.
- Dallas Liu pemeran Prince Zuko ternyata memiliki darah keturunan Indonesia dari ibunya.
Respon Penonton
Avatar: The Last Airbender – Live Action menerima beragam ulasan dari kritikus dan penonton. Beberapa memuji akting dan efek visualnya yang memukau, namun ada juga yang mengkritik perubahan dari versi animasinya.
Meskipun demikian, serial ini meraih peringkat tinggi di Netflix dan menjadi salah satu serial yang paling banyak ditonton di platform tersebut. Netflix telah mengumumkan season 2 untuk serial ini, yang akan melanjutkan kisah Aang dan kawan-kawannya dalam perjalanan mereka untuk membawa perdamaian ke dunia.