in

Kisah Pemakaian Logo Sponsor di Jersey Klub Sepak Bola

logo sponsor
Liverpool merupakan klub profesional pertama di Inggris yang menyematkan logo sponsor. (Foto: liverpoolfc.com)

Pemasangan logo sponsor di jersey klub sepak bola sudah jamak dijumpai. Sebagai olah raga yang kini menjelma menjadi sebuah industri hiburan, pemakaian logo sponsor tersebut tidak gratis dan sebagai imbalannya dapat menambah pundi-pundi klub sepak bola.

Industri sepak bola menjadi magnet bagi para sponsor karena jumlah penonton yang tidak sedikit di seluruh dunia sehingga menjadi panggung besar bagi sebuah brand untuk menjadikannya sebagai media promosi yang tepat.

Bahkan beberapa logo sponsor menjadi ikonik dan tampak melekat pada klub, seperti SHARP pada jersey Manchester United sejak tahun 1982-2000 dan Pirelli yang begitu identik dengan klub Inter Milan di era 1995 hingga 2021.

Dalam sejarah perkembangan dunia sepak bola, dikutip sportstalksocial.com, klub profesional pertama yang mengenakan logo sponsor di jerseynya adalah Penarol dari Uruguay. Logo sponsor tersebut dikenakan pemain pada tahun 1950-an. Namun, pemasangan logo tersebut tidak berlangsung lama.

Baru pada tahun 1973, klub yang berlaga di Liga Jerman melakukan hal yang sama dengan memasang logo sponsor di jersey. Sebelum itu terjadi, sebagian besar klub besar di sejumlah liga di Eropa menentang pemakaian logo sponsor di jersey. Saat itu, logo yang boleh terpasang di seragam klub hanya logo klub itu sendiri.

Di daratan Eropa, klub Jerman yang menjadi pionir pemakaian logo sponsor di jersey adalah Eintracht Braunschweig. Brand yang ingin memasang logo di jersey klub tersebut adalah Jagermeister yang merupakan produsen minuman keras di Jerman.

Saat itu, CEO Jagermeister Guenter Mast menawarkan kompensasi sebesar DM160 ribu-800 ribu selama lima tahun untuk memasang logo Jagermeister di seragam Braunschweig. Kesepakatan pun tercapai dan ditandatangi.

Tidak serta merta logo tersebut dapat dipakai meski pihak klub telah meminta izin ke Asosiasi Sepak Bola Jerman (DFB). Permintaan klub Eintracht Braunschweig ditolak mentah-mentah oleh DFB dan hanya mengizinkan pemakaian logo klub di jersey sepak bola.

Tak hilang akal, Braunschweig melakukan langkah di luar nalar agar logo sponsor bisa dipakai di jersey mereka. Pihak klub kemudian mengubah logo klub menjadi logo Jagermeister yang membuat DFB terkejut dan tidak bisa berbuat apa-apa. Alhasil, klub berhasil memasang logo Jagermeister di seragam sepak bola Braunschweig.

logo sponsor
Eintracht Braunschweig mengganti logo klub dengan logo sponsor. (Foto: joe.ie)

Selang tujuh bulan kemudian, DFB akhirnya mengizinkan semua klub memakai logo sponsor di jersey. Ini menjadi tonggak penting dalam dunia sepak bola sebagai sebuah industri karena langkah pemasangan logo tersebut membuka peluang kemitraan antara sponsor dengan pihak klub.

Di Inggris, pemakaian logo sponsor di jersey pertama kali dilakukan Kettering Town FC tiga tahun setelah Braunschweig berhasil memasang logo Jagermeister. Kettering Town FC mendapatkan dukungan dari sponsor hingga memasang tulisan “Kettering Tyres” di seragam sepak bola mereka.

Asosiasi sepak bola Inggris (FA) menentang langkah Kettering Town FC tersebut. Pihak klub pun mengubah tulisan di jersey menjadi “Kettering T” merujuk dari singkatan dari Kettering Town bukan Kettering Tyres. Namun, FA tidak puas dan memberikan peringatan dengan ancaman denda 1.000 Pounds. Klub pun menuruti FA dan menghapus logo tersebut.

logo sponsor
Kettering Town FC. (Foto: Twitter @KTFCOfficial)

FA baru mengizinkan pemasangan logo sponsor di jersey klub setahun kemudian, atau tahun 1977. Klub profesional Inggris yang pertama memasang logo sponsor adalah Liverpool. Dengan kontrak sebesar 50 ribu Pounds, Hitachi berhak memasang logonya di jersey Liverpool.

Perkembangan penggunaan logo sponsor di jersey makin marak di tahun-tahun berikutnya. Kini, pemasangan logo sponsor dapat memberikan pemasukan yang tidak sedikit hingga jutaan dolar Amerika Serikat.