in

Sejarah Piala Uber, Turnamen Bulu Tangkis Putri yang Mirip Piala Thomas

Tim Bulu Tangkis Putri Indonesia (dok. PBSI)

Piala Uber merupakan salah satu turnamen paling bergengsi dalam dunia bulu tangkis, khususnya untuk kategori tim putri. Turnamen ini dicetuskan oleh seorang aktivis bulu tangkis Inggris bernama Betty Uber pada tahun 1950-an.

Betty Uber ingin menciptakan sebuah kompetisi yang sebanding dengan Thomas Cup, namun ditujukan khusus untuk pemain putri. Inilah yang melatarbelakangi lahirnya Piala Uber. Turnamen ini selalu dinantikan oleh para pecinta olahraga tepok bulu. Untuk kamu yang belum mengetahui tentang sejarah dan perjalanan Piala Uber, simak informasi berikut ini.

Sejarah Piala Uber

Piala Uber pertama kali diadakan pada tahun 1957 di Lancashire, Inggris. Pada saat itu, 11 negara berpartisipasi dalam turnamen ini. Amerika Serikat berhasil keluar sebagai juara pertama setelah mengalahkan Denmark dengan skor akhir 6-1 di babak final. Sejak saat itu, Piala Uber menjadi salah satu sorotan utama dalam kalender bulu tangkis internasional untuk kategori tim putri.

Sebelum negara-negara Asia mendominasi prestasi dalam turnamen ini, Amerika Serikat berhasil meraihnya sebanyak tiga kali berturut-turut pada tahun 1957, 1960, dan 1963. Dua dari tiga kemenangan tersebut diraih di kandang mereka sendiri, yakni di Philadelphia pada tahun 1960, dan di Wilmington pada tahun 1963.

Pemain tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung. Foto: Arsip PBSI

Seperti halnya Thomas Cup untuk kategori tim putra, Piala Uber juga mengadopsi format turnamen yang serupa. Tim-tim putri dari berbagai negara akan berkompetisi melalui serangkaian pertandingan gugur, dimulai dari babak penyisihan hingga mencapai babak final. Setiap pertandingan terdiri dari pertandingan tunggal dan ganda, di mana masing-masing tim akan mencoba mengumpulkan poin sebanyak mungkin untuk maju ke babak selanjutnya.

Piala Uber tidak hanya merupakan ajang kompetisi bagi para pemain bulu tangkis putri untuk menunjukkan keterampilan mereka, tetapi juga merupakan wadah untuk menunjukkan permainan bulu tangkis putri di seluruh dunia. Turnamen ini memberikan inspirasi dan motivasi bagi banyak atlet putri untuk berprestasi. Pemenang dari turnamen ini akan membawa pulang kehormatan bagi negara mereka.

Terdapat beberapa perubahan format dalam final Piala Uber sepanjang sejarahnya. Sejak tahun 1984 hingga saat ini, format final Piala Uber melibatkan lima sektor langsung, yang terdiri dari tiga nomor tunggal dan dua nomor ganda. Format Piala Uber juga sejalan dengan format Piala Thomas.

Kehadiran Indonesia di Piala Uber

Indonesia meraih kemenangan sebanyak tiga kali dalam sejarah Piala Uber, yakni pada tahun 1975, 1994, dan 1996. Selain itu, Indonesia juga pernah menjadi runner-up sebanyak tujuh kali, yakni pada tahun 1969, 1972, 1978, 1981, 1986, 1998, dan terakhir pada tahun 2008, tepatnya saat Indonesia menjadi tuan rumah dan harus mengakui keunggulan Tiongkok dengan skor 0-3 di hadapan publik Istora.

Dominasi negara-negara Asia

Tiongkok menjadi salah satu negara dengan catatan prestasi yang mengesankan dalam sejarah Piala Uber. Tim putri Tiongkok telah memenangkan Piala Uber sebanyak 14 kali sehingga membuatnya menjadi negara dengan jumlah kemenangan terbanyak dalam sejarah turnamen ini. Di samping itu, negara-negara seperti Indonesia, Jepang, dan Korea juga memiliki prestasi yang mencolok dalam sejarah Piala Uber.

Setelah Tiongkok yang telah meraih kemenangan sebanyak 13 kali, Jepang menduduki peringkat kedua dengan lima kemenangan dalam sejarah Piala Uber. Mereka pertama kali menjadi juara pada tahun 1966 hingga 1972, dan kembali memenangkan turnamen ini pada tahun 1978 dan 1981.

Di sisi lain, Korea juga telah membuat sejarah dalam Piala Uber. Pada tahun 2010, tim putri Korea berhasil menghentikan dominasi Tiongkok dengan memenangkan final Piala Uber. Di turnamen yang diadakan di Kuala Lumpur, Malaysia, Korea berhasil membawa pulang piala untuk pertama kalinya, mengakhiri rekor enam kemenangan beruntun Tiongkok dengan skor 3-1.