in

Transformasi Sistem Poin MotoGP dari Masa ke Masa yang Wajib Kamu Ketahui

Ilustrasi. Foto: Motogp (Instagram)

Dalam dunia balap motor, MotoGP adalah panggung utama yang menampilkan persaingan sengit di antara pembalap terbaik dari seluruh dunia. Namun, seringkali luput dari perhatian penggemar adalah evolusi sistem penghitungan poin MotoGP sepanjang masa. Sejak MotoGP berdiri pada tahun 1949 dengan nama GP500, sistem poin MotoGP telah mengalami transformasi signifikan yang mempengaruhi perjalanan setiap musim balap. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi evolusi sistem penghitungan poin dari awal berdiri hingga saat ini, menyajikan informasi penting yang mungkin tidak diketahui oleh banyak penggemar MotoGP.

Ilustrasi. Foto: Motogp (Instagram)

Awal Mula (Tahun 1949)

Pada saat MotoGP pertama kali digelar pada tahun 1949, perhitungan poin hanya diberikan kepada lima pembalap yang finis terlebih dahulu. Selain itu, pembalap dengan putaran tercepat juga mendapatkan poin. Sistem ini sangat sederhana, dengan poin penting sebagai berikut:

  • Podium ke-1: 10 poin
  • Podium ke-2: 8 poin
  • Podium ke-3: 7 poin
  • Posisi ke-4: 6 poin
  • Posisi ke-5: 5 poin

1950-1968

Setahun setelah berdiri, MotoGP mengalami perubahan pada sistem perhitungan poin. Jumlah poin untuk podium pertama dikurangi dari 10 poin menjadi 8 poin. Selain itu, pembalap yang finis di posisi keenam juga berhak mendapatkan poin. Perincian perhitungan poin periode ini adalah:

  • Podium ke-1: 8 poin
  • Podium ke-2: 6 poin
  • Podium ke-3:  4 poin
  • Posisi ke-4: 3 poin
  • Posisi ke-5: 2 poin
  • Posisi ke-6: 1 poin

1969-1987

Perubahan signifikan terjadi pada periode ini, dimana sistem penilaian kembali berubah. Kini, poin diberikan kepada sepuluh pembalap teratas. Evolusi ini memberikan kompleksitas baru pada perhitungan poin, dengan skema sebagai berikut:

  • Podium ke-1: 15 poin
  • Podium ke-2: 12 poin
  • Podium ke-3: 10 poin
  • Posisi ke-4: 8 poin
  • Posisi ke-5: 6 poin
  • Posisi ke-6: 5 poin
  • Posisi ke-7 hingga ke-10: 4 hingga 1 poin

1988-1991

Tahun 1988 menyaksikan revisi kembali dalam sistem penghitungan poin. Jumlah pembalap yang berhak mendapatkan poin kembali menjadi 15 pembalap. Perincian perhitungan poin pada periode ini adalah:

  • Podium ke-1: 20 poin
  • Podium ke-2: 17 poin
  • Podium ke-3: 15 poin
  • Posisi ke-4 hingga ke-15: 13 hingga 1 poin

1992

Pada tahun 1992, terjadi pemangkasan jumlah pembalap yang bisa mendapatkan poin kembali menjadi sepuluh. Perubahan ini membawa perincian perhitungan poin sebagai berikut:

  • Podium ke-1: 20 poin
  • Podium ke-2: 15 poin
  • Podium ke-3: 12 poin
  • Posisi ke-4 hingga ke-10: 10 hingga 1 poin

1993-Sekarang

Setahun kemudian, pada tahun 1993, terjadi perubahan signifikan terakhir dalam sistem perhitungan poin MotoGP. Pembalap yang finis di urutan pertama mendapatkan 25 poin, dan poin diberikan kepada 15 pembalap teratas. Aturan ini tetap berlaku hingga saat ini, memberikan dinamika tersendiri pada setiap musim:

  • Podium ke-1: 25 poin
  • Podium ke-2: 20 poin
  • Podium ke-3: 16 poin
  • Posisi ke-4 hingga ke-15: 13 hingga 1 poin

Evolusi sistem penghitungan poin MotoGP mencerminkan upaya untuk menjaga ketegangan dan persaingan yang seru di lintasan balap sepanjang masa. Perubahan aturan selama bertahun-tahun menciptakan dinamika baru dalam persaingan, memberikan peluang bagi pembalap dan tim untuk beradaptasi dan berkembang.

Ilustrasi. Foto: Yamahamotogp (Instagram)

Sejarah perubahan ini tidak hanya mencatat perkembangan teknologi balap motor, tetapi juga menggambarkan semangat persaingan yang tak pernah padam di dunia MotoGP. Dengan setiap perubahan aturan, MotoGP terus membuktikan dirinya sebagai panggung balap paling menarik dan penuh tantangan di dunia.