in

Apa Itu Lemak Trans dan Bagaimana Efeknya pada Kesehatan?

Ilustrasi Makanan yang Mengandung Lemak Trans (Freepik)

Lemak trans merupakan jenis lemak yang sering kita temukan dalam makanan olahan dan berminyak. Meski begitu, nampaknya belum banyak yang memahami secara mendalam tentang lemak trans dan dampaknya bagi kesehatan tubuh.

Padahal, belum lama ini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan larangan terhadap penggunaan lemak trans dalam produk makanan. Langkah ini telah diikuti oleh lebih dari 50 negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia dan negara-negara tetangga seperti Singapura dan Thailand.

Apa itu lemak trans?

Lemak adalah komponen penting dalam diet yang sehat dan seimbang karena memberikan energi yang dibutuhkan oleh tubuh. Lemak juga berperan dalam membantu penyerapan vitamin A, vitamin D, dan vitamin E.

Meskipun demikian, ada jenis lemak tertentu yang perlu diwaspadai adalah lemak trans. Mengutip Healthline, lemak trans adalah jenis lemak tak jenuh yang terdapat dalam dua bentuk, yaitu alami dan berasal dari makanan olahan.

Lemak trans alami ditemukan dalam produk hewani seperti ayam dan daging merah. Sementara itu, lemak trans dari makanan olahan biasanya terdapat pada es krim, santan, dan mentega.

Lemak trans juga dikenal sebagai asam lemak trans. Ini merupakan jenis lemak yang ditemukan dalam makanan olahan yang mengalami proses hidrogenasi parsial. Proses ini biasanya dilakukan untuk meningkatkan masa simpan dan konsistensi makanan.

Secara kimia, lemak trans terbentuk ketika minyak nabati cair mengalami hidrogenasi parsial, yang mengubah struktur asam lemak tak jenuh menjadi asam lemak trans. Hal ini menyebabkan minyak tersebut mengeras pada suhu ruangan dan meningkatkan kestabilan makanan yang mengandungnya. Namun, konsumsi lemak trans secara berlebihan telah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan.

Mengonsumsi makanan yang mengandung lemak trans terlalu sering juga dapat menyebabkan peradangan dalam tubuh. Oleh karena itu, banyak ahli gizi merekomendasikan untuk menghindari atau membatasi konsumsi makanan yang mengandung lemak trans sebanyak mungkin.

Sebagai gantinya, disarankan untuk memilih makanan yang mengandung lemak tak jenuh tunggal dan lemak tak jenuh ganda, seperti minyak zaitun, alpukat, dan kacang-kacangan, yang telah terbukti lebih baik untuk kesehatan jantung dan umumnya dianggap lebih sehat daripada lemak trans.

Efek mengonsumsi lemak trans berlebihan

Lemak trans adalah jenis lemak yang sering ditemukan dalam makanan olahan. Meskipun dapat digunakan untuk meningkatkan umur simpan dan tekstur makanan, lemak trans telah terbukti memiliki dampak negatif pada kesehatan tubuh manusia. Berikut beberapa efek mengonsumsi lemak trans berlebihan:

Meningkatkan risiko penyakit jantung

Lemak trans telah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung. Konsumsi lemak trans dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL (“kolesterol jahat”) dalam darah, sementara menurunkan kadar kolesterol HDL (“kolesterol baik”). Kolesterol LDL yang tinggi meningkatkan risiko penyumbatan arteri dan penyakit jantung koroner.

Risiko penyakit kardiovaskular

Selain penyakit jantung, mengonsumsi lemak trans juga dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular lainnya seperti stroke dan penyakit pembuluh darah perifer. Lemak trans dapat menyebabkan peradangan dalam pembuluh darah, yang dapat menyebabkan pengerasan arteri dan meningkatkan tekanan darah.

Meningkatkan risiko terkena diabetes

Konsumsi lemak trans dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Lemak trans dapat mengganggu metabolisme glukosa dalam tubuh dan meningkatkan resistensi insulin. Ketika kadar insulin meningkat, seseorang akan lebih mudah terkena diabetes tipe 2.

Penambahan berat badan

Lemak trans memiliki kandungan energi yang tinggi, yaitu 9 kalori per gram. Artinya, konsumsi berlebihan lemak trans dapat menambah berat badan.

Selain itu, penambahan berat badan yang signifikan juga dapat meningkatkan risiko terkena berbagai masalah kesehatan lainnya seperti tekanan darah tinggi, stroke, penyakit hati, gangguan tidur, dan gangguan pernapasan.