Seiring dengan kemajuan ekonomi yang semakin pesat, tidak dapat disangkal bahwa tantangan keuangan juga semakin kompleks, bahkan di negara-negara maju seperti Amerika Serikat.
Sebuah studi terbaru dari Bankrate mengungkapkan bahwa 36% konsumen Amerika memiliki hutang kartu kredit yang melebihi tabungan darurat mereka. Meskipun hal ini mungkin mengejutkan, dapat menjadi pelajaran berharga bagi kita semua tentang pentingnya memiliki dana darurat yang cukup.
Konteks masalah:
Greg McBride, Wakil Presiden Senior Bankrate dan Kepala Analis Keuangan, menjelaskan bahwa tingginya tingkat utang kartu kredit menjadi akar dari ketidakpuasan masyarakat terhadap tingkat dana darurat mereka. Inflasi yang meningkat sejak tahun 2022 memberikan tekanan tambahan pada anggaran rumah tangga, dan ketidakseimbangan antara tabungan dan utang kartu kredit mencapai 36%, mencatat level tertinggi dalam 13 tahun.
Dalam konteks ini, penting bagi kita untuk belajar dari pengalaman Amerika Serikat dan mulai menekankan pembentukan dana darurat yang cukup untuk melindungi diri kita dari krisis keuangan yang tidak terduga.
Alur membangun dana darurat:
A. Bangun dana darurat perlahan
Membangun dana darurat tidak perlu dilakukan dengan tergesa-gesa. Anda dapat memulainya dengan menyisihkan minimal 10% dari pendapatan bulanan Anda. Misalnya, jika Anda menerima pendapatan Rp10 juta per bulan, alokasikan setidaknya Rp1.000.000 ke rekening dana darurat. Jumlah ini dapat disesuaikan dengan situasi keuangan Anda, terutama jika Anda belum memiliki tanggungan cicilan utang.
B. Cara menghitung kebutuhan dana darurat
Langkah selanjutnya adalah menghitung kebutuhan dana darurat Anda. Dengan mempertimbangkan pengeluaran rutin bulanan Anda, ditemukan seberapa besar dana darurat yang seharusnya Anda miliki. Misalnya, jika pengeluaran bulanan Anda tidak melebihi Rp5 juta dan tidak ada tanggungan cicilan utang, menemukan target dana darurat sesuai dengan jumlah tersebut.
C. Simpan dana darurat di tempat yang tepat
Tempatkan dana darurat Anda di instrumen keuangan yang likuid, seperti rekening tabungan biasa, deposito, reksa dana pasar uang, atau emas batangan. Keunggulan instrumen-instrumen tersebut adalah kemampuan untuk diakses dengan cepat saat dana dibutuhkan dalam keadaan darurat.
D. Hindari instrumen investasi berisiko tinggi
Perlu diingat untuk tidak menempatkan dana darurat dalam instrumen investasi berisiko tinggi, seperti reksa dana saham atau properti. Selain sulit dicairkan ketika dana dibutuhkan, risiko nilai investasi juga dapat mengancam kecukupan dana darurat.
Pentingnya dana darurat
Mengapa dana darurat begitu penting? Dana darurat berfungsi sebagai penanggulangan masalah keuangan. Ketika krisis melanda, memiliki dana darurat yang memadai dapat memberikan perlindungan finansial, mengurangi stres, dan memberikan keamanan pikiran.
Ini juga mencegah Anda terjebak dalam lingkaran utang yang membingungkan, yang dapat merugikan situasi keuangan Anda dalam jangka panjang.
Belajar dari negara maju
Melihat masalah yang dihadapi masyarakat Amerika Serikat, kita dapat mengambil beberapa pelajaran berharga:
A. Kedisiplinan finansial
Menjaga kedisiplinan finansial merupakan kunci dalam membangun dana darurat yang solid. Disiplin dalam menyisihkan sebagian pendapatan setiap bulan akan membantu mencapai target dana darurat dengan lebih cepat.
B. Evaluasi pengeluaran
Mengkaji dan mengeluarkan pengeluaran bulanan dapat membantu Anda menentukan seberapa besar dana darurat yang seharusnya Anda miliki. Pengeluaran yang tidak perlu dapat dikurangi untuk meningkatkan pengalokasian dana darurat.
C. Edukasi keuangan
Penting untuk terus meningkatkan pemahaman tentang keuangan pribadi. Edukasi keuangan akan membantu Anda membuat keputusan yang bijak terkait investasi dan alokasi dana darurat.