in

5 Tips Sehat Puasa untuk Penderita Asam Lambung

Ilustrasi Infeksi Perut (Freepik)

Puasa merupakan waktu yang spesial bagi umat Muslim, tetapi bagi penderita asam lambung, menjaga kesehatan saat berpuasa bisa menjadi tantangan tersendiri. Pertanyaan sering muncul apakah penderita asam lambung boleh atau tidak berpuasa.

Setiap penderita asam lambung memiliki tingkat keparahan yang berbeda. Sebelum memutuskan untuk berpuasa, konsultasikan dengan dokter. Untuk kamu yang ingin menjalankan ibadah puasa dan memiliki riwayat penyakit asam lambung, berikut beberapa tips sehat yang dapat kamu ikuti:

Minum air putih yang cukup saat sahur dan berbuka

Pastikan kamu mengonsumsi cukup air putih saat sahur dan berbuka. Air putih membantu menjaga kelembapan dan menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh. Dengan cukup mengonsumsi air, kamu dapat mencegah dehidrasi yang dapat memperburuk gejala asam lambung.

Memenuhi kebutuhan cairan dengan minum air putih yang cukup sangat penting untuk menjaga kesehatan pencernaan serta mencegah dehidrasi. Selain berperan dalam melancarkan pencernaan, asupan air yang mencukupi juga dapat membantu mengatasi masalah kesehatan lainnya yang timbul akibat kelaparan, seperti sembelit, sakit kepala, dan sakit punggung.

Jangan makan berlebihan saat sahur dan berbuka

Salah satu cara lain untuk mencegah naiknya asam lambung selama puasa adalah dengan mengonsumsi makanan dalam porsi kecil. Meskipun seringkali lapar menjadi tak tertahankan ketika waktu berbuka tiba, namun disarankan untuk tidak mengonsumsi makanan dalam jumlah besar secara berlebihan. Perut memerlukan waktu untuk mencerna makanan dengan baik.

Jika kamu langsung mengonsumsi makanan dalam jumlah besar, hal ini dapat merangsang naiknya asam lambung yang dapat menyebabkan kram perut dan refluks asam lambung semakin parah. Demikian pula saat sahur, sebaiknya makanlah secukupnya dengan porsi yang moderat. Berikan waktu sekitar dua hingga tiga jam sebelum imsak untuk sahur, sehingga kamu tidak perlu terburu-buru saat menyantap makanan.

Hindari makan berlebihan saat sahur dan berbuka. Konsumsi makanan dalam porsi kecil namun sering akan membantu mencegah penumpukan asam lambung yang dapat memicu gejala asam lambung seperti nyeri dan rasa terbakar.

Jangan langsung tidur saat perut kenyang

Setelah berbuka, hindari untuk langsung tidur. Berikan waktu sekitar 2-3 jam sebelum tidur agar proses pencernaan dapat berlangsung dengan baik. Tidur dengan perut yang masih penuh dapat meningkatkan risiko terjadinya refluks asam lambung ke kerongkongan.

Tidur langsung setelah makan juga dapat memperburuk gejala asam lambung seperti nyeri dada, mulas, dan regurgitasi asam. Hal ini karena asam lambung lebih mudah naik ke kerongkongan saat kamu berbaring, terutama setelah mengonsumsi makanan yang memicu produksi asam lambung tinggi.

Saat kamu berbaring dalam posisi tidur, asam lambung lebih mudah naik ke kerongkongan karena tidak ada gravitasi yang membatasinya. Hal ini dapat menyebabkan refluks asam, yang bisa menimbulkan rasa terbakar di dada dan mulut serta sensasi pahit di tenggorokan.

Perbanyak konsumsi serat

Perbanyak konsumsi makanan yang mengandung serat saat sahur dan berbuka. Serat membantu menjaga pencernaan dan mencegah sembelit, yang dapat memperburuk gejala asam lambung. Buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian merupakan sumber serat yang baik.

Hindari makanan tinggi lemak

Hindari makanan yang tinggi lemak, pedas, dan berlemak saat sahur dan berbuka. Makanan ini dapat memperlambat proses pencernaan dan meningkatkan produksi asam lambung, yang dapat memicu gejala asam lambung seperti rasa terbakar dan nyeri dada.

Selain mengakibatkan rasa lesu dan secara keseluruhan kurang sehat, makanan yang kaya lemak memerlukan waktu lebih lama untuk dicerna. Jenis makanan yang mengandung lemak tinggi termasuk daging berlemak, makanan gorengan, hidangan bersantan, cokelat, dan lainnya. Konsumsi makanan-makanan ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan seperti sakit perut dan mual.