Tesla merupakan pabrikan mobil listrik yang terbilang masih baru didirikan. Pada tahun 2003 silam, tepatnya pada bulan Juli, Tesla didirikan oleh dua insinyur otomotif bernama Martin Ebenhard dan Marc Tarpenning. Oleh karena itu, Tesla pertama yang dibuat masih belum termasuk ke dalam kategori mobil klasik.
Roadster berbasis Lotus Elise adalah model pertama yang dilahirkan Tesla. Model tersebut baru dirilis pertama kali pada tahun 2006 silam dan baru diketahui publik secara luas dua tahun kemudian.
Dibandingkan dengan mobil konvensional, kendaraan berbasis listrik ini belum memiliki nilai yang tinggi ketika di jual kembali dalam keadaan second. Salah satu penyebabnya adalah baterai dan motor listrik di generasi awal masih dalam tahap pengembangan di generasi awal sehingga akan ketinggalan zaman jika dibandingkan dengan keluaran tahun 2024.
Hal yang unik justru terjadi di Tesla Roadster ini. Pasalnya, mobil listrik ini ternyata menarik minat para kolektor karena alasan sederhanya, yaitu Tesla Roadster adalah pelopor electric vehicle (EV) yang memiliki kemampuan jarak tempuh yang cukup jauh.
Lantas, mengapa Tesla Roadster memiliki nilai jual yang cukup tinggi dan diburu para kolektor? Salah satu alasannya telah disebutkan di atas. Bahkan, dalam sebuah lelang melalui perusahaan yang melelang dan melayani Tesla, Gruber Motors, Tesla Roadster keluaran tahun 2008 mampu terjual lebih dari USD250 ribu dikutip topspeed.com atau setara Rp3,89 miliar dengan kurs Rp15.580.
Sayangnya, harga pasti berapa Tesla Roadster terjual dalam lelang tersebut tidak pernah disebutkan. Namun, kisaran harga lebih dari Rp3,89 miliar adalah angka yang tidak bisa dibantah. Tingginya harga Tesla Roadster dalam lelang tersebut karena merupakan salah satu unit pertama yang pernah diproduksi dengan jarak tempuh yang rendah.
Memang pada umumnya, kendaraan produksi awal akan memiliki nilai yang tinggi saat dijual kembali. Namun, ada alasan lain yang membuat Tesla Roadster ini memiliki nilai fantastis, yaitu memiliki nomor identifikasi kendaraan VIN013. Ini merupakan model Signature 100 yang pertama kali diperkenalkan ke publik pada tahun 2007.
Tesla model ini juga memerlukan deposit USD100 ribu ketika dipesan pada awal peluncurannya. Disamping itu, model ini juga memiliki keistimewaan yang membedakan dengan model standar adalah atap hardtopnya, yaitu dilengkapi bodi dan sistem navigasi yang dianggap canggih saat itu. Ditambah lagi, model tersebut juga dilengkapi dengan plakat pribadi dengan tanda tangan para eksekutif perusahaan.
Sesuai dengan namanya, yaitu Signature 100, hanya 100 unit yang dibuat dari total 2.450 Roadster yang diproduksi selama empat tahun masa produksinya dari tahun 2008 hingga 2012. Pada lelang tersebut, Tesla Roadster yang terjual adalah model Signature 100 ke-13 yang pernah diproduksi.
Bodinya berkelir warna Thunder Grey dan dilengkapi dengan jok kulit hitam. Jarak tempuhnya pun rendah sehingga menandakan mobil ini masih seperti baru dari sudut pandang estetika, meskipun tidak sepenuhnya bebas kecacatan. Salah satu kelemahannya adalah memiliki masalah dengan sensor pemantauan tekanan ban. Masalah ini umum terjadi pada Tesla Roadster.
Mobil listrik ini pada masa kejayaannya berhasil membawa Tesla masuk ke jajaran kendaraan prestisius di dunia otomotif. Model S memberikan kesuksesan pada perusahaan karena memiliki spesifikasi yang memuaskan sebagai sebuah mobil sport.
Tesla Roadster mengaplikasikan penggerak roda belakang (RWD), serta sasis ringan dari Lotus Exige. Mobil listrik ini memiliki tenaga 248 hp dan torsi 273 pound-feet dengan bodi yang hanya berbobot 2.877 pon. Akselerasinya pun cukup mencengangkan, yaitu dari 0 -60 mph ditempuh dalam waktu kurang dari empat detik.
Mobil listrik ini tidak hanya cepat dan lincah melewati tikungan berkat model Lotus-nya, namun juga memiliki jangkauan yang belum pernah ada pada mobil listrik pada tahun 2007. Itu karena mobil ini sudah memiliki perkiraan jarak tempuh sejauh 244 mil dan dibekali baterai lithium-ion 53 kWh.