Susi Susanti dan Alan Budikusuma adalah pasangan pebulutangkis legendaris Indonesia. Keduanya merupakan mantan atlet bulu tangkis yang telah meraih sejumlah gelar juara bergengsi dan mengharumkan nama bangsa di kancah dunia.
Susi dan Alan dikenal karena prestasinya di Olimpiade Barcelona 1992. Keduanya berhasil membawa pulang medali emas. Kala itu, Susi menjadi juara di kategori tunggal putri dan Alan juara di kategori tunggal putra.
Mereka menikah lima tahun setelah kemenangan tersebut, tepatnya pada 9 Februari 1997 di Jakarta, memberikan kilas balik yang manis. Pasangan ini kemudian dijuluki sebagai “pengantin emas” oleh publik karena mengingatkan prestasi mereka di Olimpiade Barcelona.
Hubungan Susi dan Alan berawal dari Pelatnas PBSI
Kisah cinta Susi Susanti dan Alan Budikusuma bermula dari Pelatnas PBSI sekitar tahun 1985. Mereka sering bertemu di lapangan saat latihan dan saling memberikan dukungan serta bertukar pikiran. Awalnya, hubungan mereka mendapat penolakan dari orang tua Susi dan Alan karena khawatir akan memengaruhi kinerja atletik mereka. Namun, pasangan ini berhasil membuktikan sebaliknya dengan prestasi cemerlang mereka di lapangan.
Meskipun cinta Susi dan Alan berkembang di tengah sorotan publik, banyak yang meragukan bahwa hubungan itu akan menghalangi karier mereka sebagai atlet, termasuk keluarga mereka sendiri. Meski demikian, Susi dan Alan tidak menyerah pada tantangan.
“Ada beberapa orang yang meminta saya menunda rencana menikah. Mereka bilang tunggu dua tahun lagi tetapi kami sudah tetap pada keputusan kami,” ujar Susi.
“Namun saat itu saya juga berjanji untuk tetap bermain selama dua tahun ke depan sebelum akhirnya benar-benar pensiun.” lanjutnya.
Susi dan Alan memilih untuk menjalani hubungan secara rahasia, sementara tetap memberikan dukungan yang kuat satu sama lain. Mereka berupaya membuktikan bahwa kekhawatiran orang-orang terhadap karier mereka tidaklah benar. Mereka ingin menunjukkan bahwa mereka masih mampu meraih prestasi meskipun sebagai pasangan. Meski harus mendengar kritik pedas dari beberapa pihak saat mengalami kekalahan di lapangan.
Menunda kehamilan di awal pernikahan
Meski telah meraih kesuksesan yang besar, kehidupan Susi dan Alan tetap berjalan seperti biasa. Mereka terus mengejar prestasi dalam bidangnya masing-masing, sementara hubungan cinta mereka tetap kokoh.
Walaupun banyak pihak yang meragukan prestasi mereka setelah menikah, Susi dan Alan membuktikan bahwa hubungan mereka tidak menghalangi kesuksesan mereka. Mereka yakin pernikahan seharusnya tidak menjadi halangan.
Susi dan Alan sempat memutuskan untuk menunda kehamilan demi mengejar beberapa event olahraga, tetapi takdir berkata lain karena Susi ternyata hamil saat masih berstatus sebagai pebulutangkis aktif.
“Rencana untuk menunda momongan akhirnya gagal. Saya ternyata hamil dan bahkan saat bermain di final Singapura Terbuka, saya sudah hamil lima minggu,” ujar Susi
Susi dihadapkan pada pilihan sulit antara melanjutkan karier atau mengorbankan buah hatinya. Setelah pertimbangan yang panjang, Susi memilih untuk memilih janinnya dan mengakhiri perjalanannya sebagai atlet. Ia memilih untuk fokus menjadi seorang ibu dan istri sepenuhnya. Meskipun keputusan itu berat, Susi tidak pernah menyesalinya hingga hari ini.
Dari pernikahan ini, mereka diberkati dengan tiga orang anak, yaitu Laurencia Averina, Albertus Edward, dan Sebastian Fredrick. Meskipun telah pensiun dari dunia bulu tangkis, Susi dan Alan tetap memberikan kontribusi pada olahraga bulu tangkis dengan menjalankan bisnis apparel olahraga Astec.
Perusahaan ini memproduksi raket dan perlengkapan olahraga lainnya. Kesuksesan mereka di lapangan olahraga kini diteruskan dengan dedikasi mereka untuk memajukan olahraga bulu tangkis Indonesia.