Polusi suara sering kali terjadi di lingkungan yang berdekatan dengan pabrik industri, perkotaan, dan bandara. Mungkin kamu tidak menyadari dampak buruk yang diakibatkan adanya polusi suara ini. Meskipun sebagian orang mungkin sudah terbiasa dan menganggap polusi suara sebagai hal yang tidak berbahaya, berbagai penelitian kesehatan menunjukkan bahwa paparan polusi suara yang terus-menerus dapat menyebabkan masalah kesehatan. Berikut adalah 5 dampak buruk polusi suara bagi kesehatan yang harus kamu tahu.
1. Masalah pendengaran
Individu yang sering terpapar polusi suara memiliki risiko tinggi mengalami masalah pendengaran, terutama jika tingkat kebisingan yang sering mereka dengar melebihi 75-85 desibel (dB) dan berlangsung dalam waktu yang lama. Untuk memberikan gambaran, sebuah bisikan lembut setara dengan 30 dB, sedangkan suara lalu lintas jalan raya yang padat atau vacuum cleaner memiliki intensitas sekitar 80 dB dan suara gergaji mesin bisa mencapai 110 dB.
Bunyi di atas tingkat kebisingan normal dapat merusak kemampuan sel pendengaran dalam telinga. Jika terus-menerus terpapar suara bising, seseorang dapat mengalami tinnitus, yaitu kondisi berdengung dalam telinga. Meskipun tinnitus dapat bersifat sementara, namun dapat menjadi permanen jika terus terjadi paparan suara keras dalam jangka waktu yang lama. Gangguan pendengaran akibat polusi suara dapat mengganggu kemampuan untuk memahami percakapan, menyebabkan kesulitan berkonsentrasi, dan mengganggu produktivitas sehari-hari.
2. Mengganggu kualitas tidur
Suara yang gaduh dan keras akan mengakibatkan terjadinya gangguan tidur. Hal ini terjadi karena tubuh tetap merespon suara saat tidur, sehingga akan terbangun jika terdengar suara keras dan bising. Suara di atas 33 dB pada malam hari dapat memicu respons alami tubuh yang mengganggu kualitas tidur. Gangguan tidur akan berdampak pada suasana hati, menyebabkan kelelahan, dan menurunkan daya ingat serta konsentrasi. Mengalami gangguan tidur karena terpapar kebisingan secara berulang dapat menyebabkan stres dan mengurangi kualitas hidup.
3. Terjadinya gangguan kognitif
Bukan hanya mengganggu kenyamanan saat melakukan aktivitas, kebisingan juga dapat berdampak negatif pada kemampuan belajar dan berpikir baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Paparan kebisingan dalam jangka waktu yang lama diketahui dapat menyebabkan peningkatan kejadian lupa, kesulitan berkonsentrasi, dan masalah dalam mengatur emosi.
Penelitian juga menunjukkan bahwa paparan polusi suara yang berlebihan pada anak-anak dapat mempengaruhi kemampuan mereka dalam belajar, berkonsentrasi, dan mengingat. Pada bayi dan balita, hal ini dapat mengakibatkan keterlambatan dalam perkembangan bicara.
4. Menimbulkan penyakit kardiovaskular
Penyakit kardiovaskular melibatkan gangguan pada jantung dan pembuluh darah. Dampak polusi suara terhadap kesehatan kardiovaskular sebenarnya terkait dengan gangguan tidur. Tidur merupakan kegiatan yang sangat penting karena pada saat itu tubuh beristirahat, memperbaiki jaringan yang rusak, dan mengisi kembali energi. Gangguan tidur dapat mengganggu fungsi organ tubuh, termasuk jantung dan pembuluh darah.
Dampak tersebut mungkin terjadi jika terpapar kebisingan di atas 65 dB setiap hari dalam jangka waktu yang lama. Paparan tersebut akan memicu respons stres tubuh, seperti peningkatan produksi hormon kortisol (hormon stres), yang dapat meningkatkan tekanan darah, kekentalan darah, dan denyut jantung.
5. Kesehatan mental terganggu
Terlalu banyak mendengar suara bising dapat menyebabkan seseorang mengalami stres dan masalah emosional. Jika tidak terkontrol, stres yang berkelanjutan karena polusi suara dapat meningkatkan risiko terjadinya berbagai gangguan mental, termasuk kecemasan dan depresi.
Polusi suara juga berdampak buruk pada ibu hamil dan bayi yang baru lahir. Paparan suara bising pada janin dalam kandungan dan bayi yang baru lahir dapat meningkatkan risiko gangguan pendengaran. Pada anak-anak, polusi suara dapat meningkatkan risiko gangguan perilaku, seperti hiperaktivitas.