in

Memahami Risiko dan Pertimbangan Mendalam di Balik Pernikahan di Usia Muda

Ilustrasi. Foto: Freepik

Pernikahan merupakan salah satu tahapan penting dalam kehidupan manusia. Bagi sebagian orang, pernikahan merupakan awal dari sebuah perjalanan hidup baru yang penuh harapan dan cita-cita.

Namun, di tengah semaraknya perayaan cinta dan komitmen, seringkali terlupakan bahwa pernikahan juga mengandung sejumlah risiko dan pertimbangan yang tidak boleh diabaikan, terutama saat dilakukan di usia muda.

Di Indonesia, pernikahan di usia muda masih menjadi perdebatan yang hangat. Meskipun ada yang memandangnya sebagai langkah untuk menghindari perbuatan terlarang seperti perzinahan, ada juga pandangan lain yang menganggap bahwa menikah di usia muda bukanlah pilihan yang mudah dan sederhana. Mari kita telusuri lebih dalam mengenai risiko dan pertimbangan yang perlu dipahami sebelum memutuskan untuk menikah di usia muda.

Ilustrasi. Foto: Freepik

Menggali alasan di balik nikah muda

Sebelum membahas risiko dan pertimbangan yang terkait dengan pernikahan di usia muda, penting untuk memahami alasan-alasan yang mendasarinya. Salah satu alasan utama yang sering disebut adalah untuk menghindari perbuatan terlarang seperti perzinahan. Pandangan ini seringkali didasarkan pada ajaran agama yang menekankan pentingnya menjaga kesucian dan komitmen dalam hubungan antara dua insan.

Di samping itu, faktor ekonomi juga turut menjadi pertimbangan dalam keputusan untuk menikah di usia muda. Banyak orang tua yang berharap anak-anak mereka dapat memiliki kehidupan yang lebih mapan dengan menikah di usia dini. Mereka percaya bahwa dengan menikah, anak-anak mereka akan memiliki pasangan hidup yang dapat saling mendukung secara finansial.

Namun, alasan yang mendasari keputusan untuk menikah di usia muda tidaklah terbatas pada hal tersebut saja. Beberapa muda-mudi juga merasa bahwa menikah di usia muda memberikan mereka kesempatan untuk memulai sebuah keluarga lebih awal. Mereka berpikir bahwa dengan memiliki anak di usia muda, mereka dapat menjalin kedekatan yang lebih erat dengan buah hati mereka, sehingga hubungan orang tua dan anak dapat lebih dekat dan erat.

Mendekati risiko yang ada

Meskipun terdapat sejumlah alasan yang mendasari keputusan untuk menikah di usia muda, penting untuk memahami bahwa pernikahan di usia muda juga mengandung risiko yang tidak boleh diabaikan. Salah satu risiko utama yang sering kali terjadi adalah gangguan psikologis. Studi telah menunjukkan bahwa anak yang dipaksa menikah di usia muda memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan mental seperti kecemasan, stres, atau depresi. Kondisi ini kerap muncul karena belum siap menerima beban dan tanggung jawab menjadi seorang suami atau istri.

Selain itu, pernikahan di usia muda juga meningkatkan risiko komplikasi kehamilan. Kehamilan di usia dini berisiko tinggi mengalami berbagai komplikasi yang membahayakan kesehatan ibu maupun janin. Dari segi ibu, risiko preeklamsia dan anemia sering kali meningkat, sementara janin dapat mengalami risiko kelahiran prematur, stunting, atau berat badan lahir rendah.

Masalah ekonomi juga menjadi risiko yang harus dihadapi oleh pasangan yang menikah di usia muda. Terutama bagi pihak yang belum siap secara mental untuk menanggung tanggung jawab sebagai suami atau istri, masalah keuangan seringkali menjadi sumber stres dan konflik dalam rumah tangga. Dampaknya, lingkaran kemiskinan baru dalam kehidupan bermasyarakat pun dapat tercipta.

Kekerasan dalam rumah tangga juga merupakan risiko yang meningkat pada pasangan yang menikah di usia muda. Emosi yang belum matang seringkali menjadi pemicu utama terjadinya kekerasan dalam rumah tangga, mulai dari ancaman hingga tindakan fisik yang merugikan. Studi juga menunjukkan bahwa wanita yang menikah di usia muda, terutama di bawah usia 18 tahun, memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kekerasan seksual dari pasangan mereka.

Mengatasi risiko dengan pertimbangan matang

Meskipun terdapat sejumlah risiko yang terkait dengan pernikahan di usia muda, bukan berarti bahwa semua pernikahan yang dilakukan di usia muda akan berakhir buruk. Dengan persiapan yang matang dan pemahaman yang mendalam tentang risiko yang ada, pasangan yang memutuskan untuk menikah di usia muda masih memiliki peluang untuk menjalani pernikahan yang bahagia dan berhasil.

Pertimbangan yang matang sebelum memutuskan untuk menikah di usia muda sangatlah penting. Bukan hanya dari segi kesiapan secara finansial, tetapi juga kesiapan secara mental dan emosional. Pasangan harus saling memahami tanggung jawab yang akan mereka emban, serta memiliki komitmen untuk saling mendukung dan saling memperkuat dalam menghadapi segala tantangan dalam pernikahan.

Selain itu, dukungan dari lingkungan sosial dan keluarga juga sangatlah penting. Pasangan yang menikah di usia muda membutuhkan dukungan dan bimbingan dari orang-orang terdekat mereka untuk membantu mereka mengatasi segala risiko dan tantangan yang mungkin timbul dalam perjalanan pernikahan mereka.