Dalam sejarah panjang olahraga otomotif, terdapat sejumlah nama besar yang telah menorehkan prestasi luar biasa. Namun, ketika kita membahas siapa yang layak mendapat gelar sebagai pembalap Formula 1 terhebat sepanjang masa, satu nama yang selalu muncul ke permukaan: Sir Jackie Stewart. Sebagai Juara Dunia sebanyak tiga kali, Stewart telah meninggalkan jejak yang tak terlupakan di dunia balap, dan alasan mengapa dia dianggap sebagai pembalap terbaik dalam sejarah Formula 1 sangatlah menarik.
Sebelum kita memasuki perincian yang memperkuat posisi Stewart sebagai legenda balap, penting untuk memahami perbedaan antara pembalap terhebat dan pembalap F1 terhebat sepanjang masa. Meski ada banyak pembalap luar biasa yang telah mengukir prestasi dalam berbagai kategori balap, tidak semuanya dapat diklaim sebagai pembalap terhebat dalam arena Formula 1. Stewart, dengan sejarah karier gemilangnya, dengan jelas menonjol sebagai salah satu yang paling layak untuk mendapat gelar itu.
Meskipun jumlah start balapan Stewart mungkin terlihat sedikit, yakni hanya 99 kali, prestasinya tidak bisa dipandang sebelah mata. Jika bukan karena insiden tragis yang menimpa rekannya, Francois Cevert, Stewart mungkin akan pensiun setelah balapan ke-100nya. Namun, meskipun jumlah startnya relatif sedikit, dampak yang dihasilkan oleh Stewart dalam dunia balap sangatlah besar.
Salah satu momen yang menandai karier Stewart adalah peralihannya ke tim Matra dari BRM pada tahun 1968. Hal ini menandai awal dari salah satu kemitraan paling berkesan dalam sejarah motorsport. Bersama dengan dominasi Michael Schumacher dan Lewis Hamilton di era modern, Stewart menjadi salah satu tokoh penting dalam sejarah balap Formula 1.
Namun, lebih dari sekadar prestasi di lintasan, Stewart juga dikenal sebagai pionir dalam upaya keselamatan di dunia balap. Dia memimpin boikot pembalap terhadap Grand Prix Belgia pada tahun 1969 karena ketentuan keselamatan yang dianggapnya tidak memadai. Keputusan ini menunjukkan dedikasinya terhadap keselamatan pembalap, yang kemudian menjadi warisan penting dalam motorsport.
Namun, keadilan juga menjadi bagian integral dari karier Stewart. Berbeda dengan beberapa pembalap lain yang mungkin menggunakan taktik licik untuk mencapai kemenangan, Stewart selalu membalap dengan etika yang tinggi. Dia menunjukkan sikap sportifitas yang luar biasa, bahkan dalam situasi-situasi sulit seperti kecelakaan fatal yang terjadi di lintasan.
Bahkan setelah pensiun, Stewart tetap memiliki pengaruh besar dalam dunia balap. Dedikasinya terhadap keselamatan terus menginspirasi generasi pembalap yang akan datang, memastikan bahwa warisan dan pengaruhnya akan terasa selama bertahun-tahun yang akan datang.
Dalam banyak hal, Sir Jackie Stewart adalah contoh sempurna dari apa yang seharusnya menjadi seorang pembalap Formula 1. Dari prestasi di lintasan hingga upayanya dalam memperjuangkan keselamatan, tidak diragukan lagi bahwa dia layak dianggap sebagai salah satu yang terhebat dalam sejarah balap roda empat.
Namun, perjalanan Stewart ke puncak tidaklah tanpa tantangan. Seperti banyak pembalap pada masanya, dia menghadapi berbagai risiko dan tekanan. Salah satu momen paling menentukan dalam kariernya adalah ketika dia terlibat dalam kecelakaan mengerikan di Grand Prix Belgia tahun 1966. Saat itu, hujan deras turun di lintasan, membuat kondisi balapan sangat sulit. Dalam keadaan tersebut, Stewart kehilangan kendali atas mobilnya dan menabrak tiang telepon, mengakibatkan mobilnya hancur dan dia terjebak di tengah reruntuhan selama hampir setengah jam. Keberanian dan ketahanan Stewart dalam menghadapi situasi yang mencekam ini tidak hanya menginspirasi, tetapi juga menjadi bukti keberanian yang luar biasa dari seorang pembalap sejati.
Selain prestasinya di lintasan, Stewart juga dikenal karena dedikasinya terhadap keselamatan. Dia adalah salah satu tokoh utama dalam memperjuangkan perbaikan standar keselamatan dalam balap, terutama setelah melihat rekan-rekannya mengalami kecelakaan fatal. Salah satu momen paling bersejarah adalah ketika dia memimpin boikot pembalap terhadap Grand Prix Belgia pada tahun 1969 karena ketentuan keselamatan yang dianggapnya tidak memadai. Keputusan ini menunjukkan bahwa Stewart bukan hanya seorang pembalap yang brilian, tetapi juga seorang pemimpin yang peduli akan keselamatan dan kesejahteraan rekan-rekan pembalapnya.
Namun, di balik semua kesuksesan dan prestasi, Stewart juga menghadapi kritik dan tantangan. Beberapa pihak bahkan menyebutnya sebagai “seorang Skotlandia kecil bermata sipit” mengungkapkan bahwa perjalanan menuju puncak tidaklah mudah baginya. Namun, Stewart tetap tegar dan fokus pada tujuannya, membuktikan bahwa keberhasilan tidak selalu datang tanpa rintangan.
Dengan meninggalnya John Surtees pada tahun 2017, Stewart menjadi Juara Dunia tertua yang masih hidup, menegaskan bahwa warisannya dalam dunia balap tidak akan pernah pudar. Bahkan setelah pensiun, dia tetap aktif dalam mempromosikan olahraga ini, memastikan bahwa generasi mendatang akan terinspirasi oleh kisah hidup dan prestasinya.
Dalam dunia balap yang penuh dengan ketegangan dan persaingan sengit, Sir Jackie Stewart tetap menjadi contoh yang luar biasa dari apa yang dapat dicapai dengan keberanian, dedikasi, dan integritas. Dengan karier yang gemilang dan kontribusi luar biasa terhadap keselamatan dalam balap, tidak