Formula 1, olahraga balap mobil paling prestisius di dunia, telah melahirkan beberapa pembalap yang benar-benar luar biasa. Mereka telah menaklukkan lintasan-lintasan terkenal di seluruh dunia, memenangkan gelar juara dunia, dan meninggalkan jejak tak terhapuskan dalam sejarah olahraga. Namun, di antara semua pahlawan balap ini, siapakah yang sebenarnya layak mendapat gelar GOAT F1 atau Greatest of All Time?
Pertanyaan ini telah menjadi bahan perdebatan tak berkesudahan di antara para penggemar dan ahli F1. Setiap penggemar memiliki pandangan dan argumen mereka sendiri tentang siapa yang sebenarnya harus mendapat gelar tersebut. Apakah itu Juan Manuel Fangio, legenda dari era emas F1, atau apakah itu Ayrton Senna yang mempesona dengan kecepatan dan bakatnya yang luar biasa?
Meskipun pertanyaan ini sulit untuk dijawab dengan pasti, ada beberapa ciri yang telah diidentifikasi sebagai penentu utama dalam menilai seorang pembalap F1 apakah layak disebut sebagai ‘GOAT’. Mari kita telaah beberapa dari mereka.
1. Kesuksesan berkelanjutan
Satu hal yang pasti, seorang pembalap tidak dapat dianggap sebagai yang terbaik sepanjang masa tanpa kesuksesan yang berkelanjutan. Mereka harus mampu mendefinisikan era mereka dan menjadi sosok yang sulit untuk dikalahkan. Contohnya, Michael Schumacher dengan dominasi luar biasanya bersama Ferrari pada awal tahun 2000-an adalah contoh nyata dari kesuksesan yang berkelanjutan. Schumacher tidak hanya memenangkan banyak gelar juara dunia, tetapi juga menciptakan standar baru dalam balap F1.
2. Warisan publik
Selain prestasi di trek, seorang pembalap juga harus mampu menciptakan warisan yang melekat di dalam dan di luar dunia balap. Mereka harus menjadi sosok yang diakui oleh masyarakat luas dan memiliki dampak yang signifikan di luar dunia olahraga. Contoh yang sangat kuat adalah Lewis Hamilton, yang tidak hanya menjadi juara dunia tujuh kali, tetapi juga telah menjadi suara yang kuat dalam memperjuangkan isu-isu sosial seperti rasisme, ketidaksetaraan, dan kurangnya keberagaman di dunia balap.
3. Meninggalkan jejak yang membuat F1 lebih baik
Seorang pembalap yang benar-benar layak mendapat gelar ‘GOAT’ juga harus meninggalkan jejak yang positif dalam sejarah olahraga. Mereka harus menjadi agen perubahan yang membantu membuat F1 menjadi lebih baik dari sebelumnya. Contoh yang sempurna adalah Sir Jackie Stewart, yang tidak hanya menjadi juara dunia tiga kali, tetapi juga memainkan peran penting dalam meningkatkan keselamatan di dunia balap. Upaya Stewart untuk memperbaiki standar keselamatan telah menyelamatkan banyak nyawa dan membawa perubahan positif dalam olahraga.
4. Performa di cuaca basah
Cuaca basah seringkali menjadi ujian sejati bagi seorang pembalap F1. Kemampuan untuk mengatasi kondisi cuaca yang sulit dan tetap bersaing di puncak adalah ciri dari seorang juara sejati. Ayrton Senna, dengan kemenangannya yang epik di Grand Prix Monaco 1984 dan Grand Prix Portugal 1985, adalah contoh sempurna dari seorang pembalap yang luar biasa di bawah hujan.
5. Keberanian dan etika balap
Terakhir, tetapi tidak kalah pentingnya, seorang pembalap harus memiliki keberanian yang luar biasa di trek dan harus bersaing dengan etika balap yang tinggi. Mereka harus mampu mengambil risiko dan membuat keputusan cepat di saat-saat kritis, tetapi juga harus menghormati aturan dan mengikuti kode etik yang benar. Fernando Alonso, dengan tindakannya yang cerdik di Grand Prix Monaco 2022, menunjukkan keberanian dan etika balap yang luar biasa.
Setelah mempertimbangkan semua kriteria ini, kita bisa mempersempit daftar calon pembalap yang layak mendapat gelar ‘GOAT’. Meskipun ada banyak nama besar dalam sejarah F1, hanya beberapa yang benar-benar memenuhi semua kriteria ini.
Siapakah yang layak mendapat gelar ‘GOAT’ F1?
Sulit untuk menetapkan satu nama sebagai pembalap terhebat sepanjang masa, karena seorang pembalap yang dianggap sebagai ‘GOAT’ harus memiliki keberanian yang luar biasa di trek, tetapi juga harus mengikuti etika balap yang benar. Mereka harus bersaing dengan cara yang fair dan menghormati aturan serta batas-batas yang ada.
Setelah menelaah semua kriteria tersebut, tiga nama muncul sebagai pesaing utama untuk gelar ‘F1 Terhebat Sepanjang Masa’: Michael Schumacher, Lewis Hamilton, dan Sir Jackie Stewart. Michael Schumacher, dengan rekor tujuh gelar juara dunia dan dominasinya bersama Ferrari, seringkali dianggap sebagai kandidat yang kuat. Namun, Lewis Hamilton, dengan prestasinya yang luar biasa dan dampaknya yang besar di luar trek, juga memiliki klaim yang kuat untuk gelar tersebut.
Sementara itu, Sir Jackie Stewart, dengan kontribusinya yang luar biasa dalam meningkatkan keselamatan di dunia balap dan prestasinya yang gemilang di trek, juga layak mendapat gelar ‘GOAT’. Meskipun sulit untuk menentukan satu pemenang di antara ketiganya, satu hal yang pasti: mereka semua merupakan pembalap luar biasa yang meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam sejarah olahraga.