in

6 Pembalap F1 yang Meninggalkan Prestasi ‘Nyeleneh’ di Dunia Balap

Ilustrasi. Foto: F1-gate.com

Dalam sejarah panjang Formula 1 (F1), sorotan seringkali tertuju pada para pembalap yang berhasil mencetak prestasi gemilang, meraih podium tertinggi, atau mengukir sejarah dengan kecepatan mereka. Namun, di balik kegemilangan tersebut, ada pula kisah-kisah lain dan tak biasa dari pembalap-pembalap F1 yang justru lebih dikenal karena rekor ‘nyeleneh’ mereka daripada kesuksesan di lintasan. Salah satu dari mereka bahkan pernah didiskualifikasi karena terlalu lambat. Dalam artikel ini, kita akan mengupasnya satu per satu.

Ilustrasi. Foto: Unracedf1.com (Claudio Langes)

1. Claudio Langes: Memegang Rekor sebagai “Penguasa Prakualifikasi”

Pada tahun 1990, Formula 1 (F1) menghadapi tantangan baru dengan jumlah tim dan pembalap yang berpartisipasi semakin bertambah. Sebagai respons terhadap masalah ini, F1 memperkenalkan babak prakualifikasi, di mana tim-tim papan bawah harus bersaing untuk mendapatkan tempat di grid utama. Di antara pembalap-pembalap tersebut, ada satu nama yang mencuat karena kegagalan konstan: Claudio Langes.

Langes, seorang pembalap asal Italia, mencatatkan namanya dalam sejarah F1 sebagai pembalap yang paling sering mengikuti seri balapan tanpa pernah benar-benar balapan. Dari 14 seri yang diikutinya, ia selalu tersingkir di babak prakualifikasi dan tidak pernah berhasil memasuki grid utama. Meskipun tekadnya untuk bersaing kuat, kenyataannya membuktikan bahwa Langes belum mampu menembus kompetisi dengan mobilnya.

2. Taki Inoue: Dari Insiden ke Insiden

Taki Inoue. Foto: Twitter/@takiinoue

Taki Inoue adalah salah satu pembalap yang terkenal karena serangkaian kejadian malang dan insiden konyol yang mengiringi kariernya di F1. Debutnya pada Grand Prix Jepang 1994 bersama tim Simtek menandai awal dari serangkaian balapan yang penuh dengan kesulitan. Meskipun berhasil menyelesaikan beberapa balapan, Inoue lebih sering terkena masalah teknis atau terlibat dalam insiden yang mengakibatkan kegagalan finis.

Salah satu insiden paling mencolok adalah ketika mobil Inoue terbakar di Grand Prix Hungaria 1995. Setelah berhenti untuk mencari alat pemadam, ia justru ditabrak oleh mobil pengaman lintasan, menambah daftar insiden yang memalukan dalam kariernya.

3. Jean-Denis Deletraz: Catatan Buruk dalam Sejarah F1

Jean-Denis Deletraz adalah salah satu contoh pembalap yang tidak mampu mengukir prestasi gemilang dalam karier singkatnya di F1. Tampil hanya dalam tiga balapan selama musim 1994 dan 1995, Deletraz gagal memberikan performa yang memuaskan. Pada beberapa kesempatan, ia bahkan tertinggal jauh dari pembalap-pembalap lainnya, menunjukkan bahwa kemampuannya tidak sejalan dengan persaingan di lintasan.

Prestasi terburuknya terjadi pada Grand Prix Australia 1994, di mana ia tertinggal sepuluh putaran dari pemenang balapan. Kelemahan teknis dan kurangnya kecepatan membuat Deletraz menjadi salah satu pembalap yang paling diingat karena performa buruknya.

4. Al Pease: Diskualifikasi karena Keterlaluan Lambat

Dalam sejarah F1 yang panjang, ada satu insiden yang cukup langka terjadi: seorang pembalap didiskualifikasi karena kecepatannya yang terlalu lambat. Al Pease, seorang pembalap asal Kanada, mencatatkan namanya dalam buku sejarah F1 ketika ia didiskualifikasi dari Grand Prix Kanada 1969 karena tidak mampu menjalani putaran dengan kecepatan yang layak.

Meskipun penyebab diskualifikasi mungkin terdengar aneh, hal tersebut menunjukkan bahwa dalam dunia balap, kecepatan yang terlalu lambat juga bisa menjadi masalah serius. Kejadian ini menjadi pelajaran bagi pembalap lainnya untuk selalu mempertahankan tingkat kecepatan yang memadai di lintasan.

5. Ricardo Rosset: Dari Harapan Tinggi ke Kegagalan

Ricardo Rosset masuk ke F1 dengan harapan tinggi setelah meraih sukses di kategori pendukung. Namun, di tingkat tertinggi balap mobil ini, Rosset gagal menampilkan kemampuan yang diharapkan. Performanya yang mengecewakan terutama terlihat saat ia gagal lolos kualifikasi dalam beberapa balapan, menunjukkan bahwa kecepatannya tidak sejalan dengan kompetisi di F1.

Tidak hanya itu, Rosset juga sering terlibat dalam insiden-insiden yang tidak perlu, membuatnya mendapat celaan dari timnya sendiri. Perilakunya di luar lintasan juga menjadi sorotan, dengan mekaniknya bahkan mengubah namanya menjadi julukan yang tidak menguntungkan.

6. Yuji Ide: Debut yang Mengecewakan

Ketika tim F1 Super Aguri melakukan debutnya pada tahun 2006, banyak harapan tertuju pada Yuji Ide, salah satu talenta terbaik yang dimiliki Jepang. Namun, harapan tersebut segera pupus ketika Ide gagal menampilkan performa yang memuaskan di lintasan. Kesulitan mengendalikan mobil dan kecepatan yang jauh di bawah standar membuatnya menjadi penghalang bagi pembalap-pembalap lainnya.

Setelah beberapa balapan, Ide mendapat keluhan dari pembalap-pembalap lain dan akhirnya kehilangan lisensi balapnya oleh FIA, menandai akhir dari karier singkatnya di F1.