Pembalap Formula Satu (F1) telah lama menjadi simbol kecepatan, ketangguhan, dan gaya hidup glamor di dunia olahraga. Dari era keemasan yang diwarnai dengan cerita-cerita kontroversial hingga era modern yang lebih terkendali, perjalanan perilaku pembalap F1 telah menjadi sorotan bagi penggemar dan pemerhati olahraga.
Masa keemasan pembalap F1:
Dekade 70-an dianggap sebagai masa keemasan pembalap F1 yang paling pembohong dan tak terbendung. Era ini diwujudkan oleh gaya hidup penuh aksi dari para pembalap seperti James Hunt. Hunt, yang terkenal dengan kemenangannya di trek dan kisah-kisahnya di luar trek, menjadi ikon dari gaya hidup playboy F1.
Dengan kisah-kisahnya yang kontroversial, termasuk legendanya tentang menghabiskan malam dengan 33 pramugari British Airways di Tokyo Hilton sebelum memenangkan juara dunia, Hunt mencitrakan citra pembalap F1 yang bebas dan tanpa aturan.
Namun, Hunt bukanlah satu-satunya pembalap yang terlibat dalam aksi-aksi kontroversial. Alain Prost, pembalap asal Perancis yang terkenal dengan kecerdasannya di trek, juga memiliki kisah-kisah kontroversial di luar trek.
Salah satu kisah terkenalnya adalah ketika dia menyalahkan kekalahan pada kejuaraan dunia 1984 karena terjaga sepanjang malam untuk memenuhi kebutuhan Putri Stephanie dari Monaco. Era ini juga diumumkan oleh sponsor-sponsor rokok yang tertarik pada citra macho dan berbahaya dari pembalap F1, menambahkan nuansa drama dan kontroversi pada olahraga ini.
Perubahan pada era modern:
Seiring berjalannya waktu, pembalap F1 mulai mengalami perubahan dalam perilaku mereka. Salah satu pembalap yang menandai perubahan ini adalah Michael Schumacher. Meskipun dikenal dengan dominasinya di trek dan kemenangannya yang luar biasa, Schumacher juga mewakili pergeseran menuju pembalap F1 yang lebih terkendali dan fokus pada profesionalisme.
Dengan rekor 91 kemenangan dan tujuh gelar juara dunia, Schumacher memperkenalkan era pembalap baru korporat yang tidak lagi terlibat dalam kegiatan-kegiatan kontroversial di luar trek.
Pada saat yang sama, perubahan sponsor dan tuntutan media juga mempengaruhi perilaku pembalap F1. Sponsor-sponsor yang dulunya tertarik pada citra macho dan pembalap berbahaya F1 mulai beralih ke merek-merek yang lebih konservatif, meninggalkan gaya hidup playboy dari masa lalu. Hal ini menciptakan tekanan tambahan bagi pembalap untuk menjaga citra profesional mereka dan menghindari kontroversi di luar trek.
Dari Kimi Raikkonen hingga Lewis Hamilton:
Di era modern, kita melihat berbagai macam karakter pembalap F1 yang mewakili evolusi olahraga ini. Kimi Raikkonen, dengan sikapnya yang tidak peduli dan kejadian-kejadian aneh di luar perjalanan, mewakili nostalgia akan pembalap-pembalap dengan karakter yang unik.
Raikkonen, dengan kisah-kisah seperti terjebak di toilet wanita di pesta Red Bull di Shanghai, menampilkan sisi lain dari pembalap F1 yang masih memiliki nuansa kegilaan dari masa keemasan olahraga ini.
Di sisi lain spektrum, Lewis Hamilton mewakili pembalap F1 modern yang sukses dan dihormati di dalam dan di luar trek. Sebagai pembalap kulit berwarna pertama di F1, Hamilton menghadapi tekanan tambahan dan ekspektasi tinggi dari media dan penggemar.
Namun, Hamilton berhasil mengubah tekanan tersebut menjadi motivasi dan inspirasi. Dengan kemenangan-kemenangannya yang gemilang dan upayanya dalam membangun mereknya sendiri di luar trek, Hamilton menunjukkan bahwa pembalap F1 dapat menjadi lebih dari sekedar atlet yang mengendarai mobil cepat.
Pengaruh media dan tekanan:
Meskipun terjadi perubahan dalam perilaku pembalap F1, tekanan dari media dan sponsor terus mempengaruhi cara berperilaku pembalap.
Pembalap harus berjuang untuk menemukan keseimbangan antara memenuhi harapan sponsor dan penggemar serta menjaga kesehatan mental dan kesejahteraan mereka sendiri. Tekanan ini dapat menjadi tantangan yang nyata bagi para pembalap, terutama di tengah persaingan yang ketat dan tuntutan olahraga yang intens.
Masa depan pembalap F1:
Seiring dengan perubahan dalam perilaku pembalap F1, kita dapat mengharapkan lebih banyak evolusi di masa depan. Dengan berkembangnya media sosial dan perubahan dalam tuntutan sponsor, pembalap F1 mungkin akan terus beradaptasi dengan lingkungan yang berubah. Namun, apa pun perubahannya, satu hal yang pasti: Pembalap F1 akan terus menjadi pusat perhatian dan inspirasi bagi penggemar di seluruh dunia.