Ketika mengamati bayi, seringkali kita melihat mereka terbuka mata dengan intensitas yang tinggi, bahkan terkadang terlihat kurang sering berkedip. Fenomena ini memunculkan pertanyaan mengapa bayi tampak lebih sering melek dan jarang berkedip dibandingkan dengan orang dewasa.
Umumnya, kedipan mata pada orang dewasa dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu spontan dan refleks. Kedua jenis kedipan ini memiliki tujuan yang sama, yakni melindungi mata dari kontak dengan benda-benda eksternal. Selain itu, fungsi kedipan ini juga termasuk dalam melumasi bola mata serta membersihkan debu dan iritasi yang mungkin masuk ke mata.
Faktanya, bayi hanya berkedip beberapa kali setiap menit, sedangkan orang dewasa secara alami akan mengedipkan mata mereka setidaknya 15 kali dalam satu menit. Saat baru lahir, bayi hanya melakukan kurang dari lima kali kedipan mata dalam satu menit, dan dalam beberapa kasus bahkan hanya sekali dalam satu menit.
Selain untuk menjaga kelembapan dan melindungi mata dari benda asing, kedipan mata juga berperan sebagai respons terhadap berbagai peristiwa. Salah satu fungsi lain dari kedipan mata adalah untuk mengatur suhu pada mata. Mengutip Live Science, inilah beberapa alasan kenapa bayi jarang berkedip:
Bayi senang mengamati sehingga jarang berkedip
Salah satu alasan utama mengapa bayi lebih sering melek adalah karena mereka sedang aktif mengolah informasi sensorik dari lingkungan sekitarnya. Mata merupakan saluran utama bagi bayi untuk menyerap banyak informasi baru. Selama fase pertumbuhan dan perkembangan otak yang cepat, bayi secara alami lebih cenderung untuk memerhatikan dan menyerap segala hal di sekitarnya. Akibatnya, mereka cenderung untuk melek lebih lama daripada orang dewasa.
Bayi menggunakan penglihatannya sebagai alat utama dalam proses pembelajaran. Dari melihat wajah orang tua mereka hingga mencoba memahami dunia sekitarnya, mata menjadi jendela pertama mereka ke dunia luar. Oleh karena itu, mereka lebih sering melek untuk memperluas pemahaman mereka tentang lingkungan sekitar.
Refleks alami
Bayi memiliki refleks alami yang memengaruhi perilaku melek dan berkedip mereka. Ada dua jenis refleks yang dialami bayi, yaitu refleks moro dan refleks palpebral.
Refleks moro terjadi ketika bayi merasa terkejut atau takut, dapat menyebabkan mereka membuka mata secara instan. Sementara itu, refleks palpebral merupakan respons alami terhadap sentuhan pada area sekitar mata juga dapat membuat mereka merasa kurang nyaman saat berkedip.
Kemungkinan faktor lain adalah perkembangan fisik mata dan sistem saraf bayi yang belum matang sepenuhnya. Ini dapat menyebabkan bayi cenderung untuk tidak berkedip secara teratur seperti orang dewasa. Seiring waktu, pola berkedip mereka akan mengalami perubahan seiring dengan perkembangan fisik mereka.
Kadar dopamin yang rendah
Alasan bayi jarang berkedip sebagian besar berkaitan dengan tingkat dopamin dalam otak mereka. Kedipan mata dikendalikan oleh dopamin, yaitu sebuah neurotransmitter yang memungkinkan komunikasi antara sel-sel otak. Kadar dopamin yang rendah dapat menghasilkan kurangnya kedipan mata, sementara peningkatan kadar dopamin dapat meningkatkan frekuensi kedipan mata.
Bayi belum bisa menghasilkan air mata
Selain itu, bayi tidak menghasilkan air mata dalam bulan pertama kehidupan mereka. Meskipun saluran air mata mulai berkembang setelah satu bulan, bayi masih mungkin tidak mengeluarkan air mata saat menangis untuk sementara waktu. Pada bulan-bulan awal kehidupan, bayi cenderung menahan air mata untuk situasi tertentu, seperti saat mereka merasa sangat keinginan atau merasakan rasa sakit.