Vitamin sangat penting bagi kesehatan tubuh dan dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti buah, sayuran, dan suplemen. Namun, mengonsumsi terlalu banyak vitamin bisa menyebabkan kelebihan vitamin atau hipervitaminosis yang dapat berdampak buruk pada kesehatan.
Ada dua jenis vitamin, yakni yang dapat larut dalam lemak (fat soluble) dan yang dapat larut dalam air (water soluble). Vitamin yang dapat larut dalam air mudah dikeluarkan dari tubuh dan tidak cenderung tersimpan dalam jaringan. Ketika dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan, beberapa jenis vitamin yang dapat larut dalam air dapat menimbulkan efek samping, bahkan dapat berpotensi berbahaya.
Berbeda dengan vitamin yang larut dalam air, vitamin yang larut dalam lemak tidak larut dalam air dan memiliki kemampuan untuk disimpan dengan mudah di dalam jaringan tubuh. Apabila dikonsumsi dalam dosis yang tinggi dan secara terus-menerus, jenis vitamin ini bisa menumpuk dalam jaringan tubuh dan menyebabkan lebih banyak kerusakan. Berikut adalah beberapa efek samping negatif dari konsumsi berlebihan vitamin terhadap tubuh.
1. Vitamin A
Vitamin A memberikan sejumlah manfaat penting bagi kesehatan, termasuk menjaga kesehatan mata dan kulit. Namun, jika dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan, vitamin A dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan. Gejala kelebihan vitamin A termasuk mual, muntah, diare, kehilangan nafsu makan, kelelahan, sakit kepala, pusing, penglihatan kabur, koordinasi otot yang buruk, nyeri tulang, gatal, rambut rontok, menstruasi tidak teratur, dan kerusakan hati.
Tidak hanya itu, kelebihan vitamin A juga dapat meningkatkan risiko terkena osteoporosis. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi vitamin A lebih dari 1,5 miligram per hari dapat meningkatkan risiko patah tulang. Jika kamu mengonsumsi makanan kaya vitamin A seperti minyak ikan, susu, telur, dan hati, disarankan untuk membatasi asupan harian vitamin A hingga tidak lebih dari 3000 mg.
2. Zat besi
Kandungan zat besi memiliki manfaat penting dalam pembentukan hemoglobin dalam sel darah merah, terutama bagi individu yang menderita anemia. Namun, mengonsumsi zat besi dalam jumlah yang berlebihan juga dapat memiliki dampak negatif pada tubuh. Zat besi yang tidak diserap atau digunakan oleh tubuh dapat menumpuk dan berpotensi menyebabkan keracunan.
Selain itu, mengonsumsi suplemen zat besi dalam jumlah yang berlebihan dapat mengakibatkan berbagai masalah kesehatan, seperti perubahan warna kulit, pembesaran hati dan limpa, sakit perut, gagal jantung kongestif, detak jantung yang tidak teratur, dan diabetes mellitus tipe 1. Batas aman untuk asupan zat besi adalah sekitar 20 mg per kilogram berat badan. Melampaui batas tersebut dapat menyebabkan gejala seperti sakit perut, mual, peningkatan frekuensi napas, kerusakan organ, koma, bahkan dapat berujung pada kematian.
3. Vitamin C
Vitamin C dapat ditemukan dalam jumlah melimpah pada buah jeruk, sayuran brokoli, serta kentang. Konsumsi vitamin C memiliki manfaat penting dalam menjaga sistem kekebalan tubuh dan mempercepat proses penyembuhan luka. Walaupun vitamin C termasuk dalam jenis vitamin larut air yang seharusnya dapat dikeluarkan dari tubuh dengan mudah, konsumsi yang berlebihan tetap dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan.
Batas aman untuk konsumsi vitamin C adalah 2000 mg. Melebihi batas ini dapat menyebabkan gejala seperti mual, muntah, diare, sakit kepala, sakit perut, dan bahkan pembentukan batu ginjal. Oleh karena itu, disarankan untuk tidak mengonsumsi vitamin C melebihi 1000 mg, baik dari sumber makanan maupun suplemen.
4. Vitamin D
Vitamin D dapat diproduksi secara alami oleh kulit melalui paparan sinar matahari. Namun, sumber vitamin ini juga dapat diperoleh dari berbagai makanan seperti minyak ikan, daging merah, hati, dan telur. Peran utama vitamin D adalah meningkatkan penyerapan kalsium untuk menjaga kesehatan tulang, gigi, dan otot.
Meskipun penting untuk kesehatan, konsumsi vitamin D dalam jumlah berlebihan dapat mengakibatkan penumpukan kalsium dalam darah, arteri, dan jaringan lunak. Beberapa individu juga dilaporkan mengalami pembentukan batu ginjal karena kelebihan vitamin D. Oleh karena itu, batas aman untuk konsumsi vitamin D adalah sekitar 4000 IU, baik itu diperoleh dari sumber makanan maupun suplemen.
5. Vitamin E
Konsumsi vitamin E dari makanan seperti minyak sayur, buah-buahan, daging ayam, sereal, dan telur biasanya tidak menimbulkan efek negatif bagi tubuh. Sedangkan, konsumsi vitamin E dalam bentuk suplemen secara berlebihan berisiko menyebabkan keracunan. Vitamin E bermanfaat untuk menjaga kesehatan kulit dan jaringan tubuh.
Namun, jika dikonsumsi secara berlebihan, vitamin E dapat menimbulkan efek samping berupa memar, ruam, dan sakit kepala. Kamu mungkin juga akan mudah kelelahan, tampak lesu, serta mengalami sakit kepala dan gangguan pencernaan. Penelitian juga menunjukkan bahwa kelebihan vitamin E dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit stroke.
6. Vitamin K
Vitamin K terbagi menjadi dua jenis, yaitu vitamin alami dan vitamin sintesis. Vitamin K1 dan K2 adalah contoh dari vitamin alami yang biasanya ditemukan dalam makanan. Sebaliknya, vitamin K3, yang juga dikenal sebagai menadione, merupakan jenis vitamin sintetis yang digunakan untuk mengurangi penumpukan kalsium dalam tubuh.
Biasanya, vitamin K1 dan K2 tidak menyebabkan keracunan, bahkan jika dikonsumsi dalam jumlah besar. Namun, berbeda halnya dengan vitamin K3 yang dapat menyebabkan hipervitaminosis jika dikonsumsi dalam dosis yang tidak tepat. Gejalanya meliputi kelelahan dan gangguan kesehatan lainnya.
Untuk menghindari kelebihan vitamin, disarankan untuk mengonsumsi berbagai macam makanan setiap hari. Dengan mengonsumsi beragam makanan, termasuk buah-buahan, sayuran, daging, telur, dan ikan, kamu dapat memenuhi kebutuhan harian vitamin. Hal ini terutama penting jika kamu mengikuti pola makan yang seimbang dan bergizi.