Sariawan atau dalam istilah medis dikenal sebagai stomatitis aftosa, merupakan suatu kondisi umum di mana luka kecil atau borok yang menyakitkan muncul di dalam mulut, baik di bibir, gusi, pipi, atau lidah. Meskipun biasanya tidak berbahaya, sariawan dapat menyebabkan ketidaknyamanan, terutama saat makan, minum, atau mengonsumsi makanan pedas.
Penyebab sariawan
Penyebab pasti sariawan masih belum sepenuhnya dipahami, tetapi beberapa faktor yang dapat memicu kondisi ini, yaitu:
- Trauma pada jaringan mulut: Gigitan tidak sengaja, cedera akibat mengunyah makanan yang kasar, atau gesekan dari gigi palsu dapat menyebabkan luka kecil yang kemudian menjadi sariawan;
- Kerusakan jaringan lunak: Paparan panas, seperti makan makanan panas, atau paparan kimia tertentu dapat merusak jaringan lunak di dalam mulut dan memicu sariawan;
- Stres emosional: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa stres emosional dapat menjadi faktor pemicu sariawan pada beberapa orang;
- Gangguan autoimun: Pada beberapa kasus, sariawan dapat terjadi sebagai bagian dari kondisi autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan sehat dalam tubuh;
- Defisiensi nutrisi: Kekurangan zat besi, asam folat, atau vitamin B12 dapat meningkatkan risiko terjadinya sariawan.
Kebiasaan yang memicu sariawan
Sariawan tidak hanya timbul akibat cedera atau tindakan tidak sengaja seperti menggigit bagian dalam pipi, tetapi juga bisa disebabkan oleh terbatasnya mengonsumsi makanan dan minuman saat menjalani puasa. Kondisi ini terjadi ketika jaringan halus lapisan mulut (selaput lendir) mengalami erosi. Berikut beberapa kebiasaan buruk yang tanpa disadari dapat menimbulkan sariawan:
Sering menggigit bibir
Kebiasaan menggigit bibir dapat menjadi pemicu terjadinya sariawan. Aktivitas ini seringkali mengakibatkan gesekan berlebihan dan cedera pada jaringan di sekitar bibir. Akhirnya dapat menyebabkan luka dan munculnya sariawan. Kebiasaan ini sering kali muncul saat seseorang merasa gugup atau cemas.
Minum kopi berlebihan
Minum kopi dalam jumlah yang berlebihan juga dapat menjadi penyebab sariawan di mulut. Kopi mengandung asam salisilat dalam kadar yang cukup tinggi, yang memiliki potensi untuk mengiritasi jaringan gusi, pipi, dan lidah.
Selain itu, konsumsi kopi yang berlebihan juga tidak disarankan terutama selama bulan puasa karena kandungan kafein di dalamnya dapat meningkatkan produksi urin, yang pada akhirnya dapat menyebabkan dehidrasi dan memperparah sariawan.
Sering mengonsumsi makanan asam
Meskipun makanan asam seperti buah-buahan kaya akan vitamin C yang baik untuk sistem kekebalan tubuh, namun makanan asam ini juga dapat mengiritasi jaringan lunak di dalam mulut dan memperburuk kondisi sariawan yang sudah ada. Oleh karena itu, sebaiknya hindari atau batasi konsumsi makanan asam seperti jeruk, jeruk bali, lemon, limau, dan nanas.
Konsumsi makanan pedas
Makanan yang mengandung cabai dan bumbu pedas lainnya juga memiliki potensi untuk mengiritasi jaringan lunak di dalam mulut dan menyebabkan sariawan. Makanan pedas dapat menyebabkan sariawan karena adanya zat-zat kimia tertentu yang terkandung dalam makanan tersebut.
Capsaicin adalah salah satu zat kimia utama yang memberikan rasa pedas pada makanan seperti cabai. Ketika zat ini bersentuhan dengan jaringan mulut yang sensitif, seperti bibir, lidah, atau gusi, dapat menyebabkan iritasi.
Iritasi ini dapat mengakibatkan peradangan atau luka kecil pada jaringan mulut, yang kemudian dapat berkembang menjadi sariawan. Selain itu, makanan pedas juga dapat meningkatkan aliran darah ke area yang terkena, yang pada gilirannya dapat meningkatkan sensitivitas dan rasa sakit.
Jika seseorang rentan terhadap sariawan, sebaiknya batasi atau hindari konsumsi jenis makanan pedas ini.
Kekurangan asupan vitamin B12
Asupan nutrisi yang cukup, termasuk vitamin B12, sangat penting terutama selama bulan Ramadan. Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, salah satunya yaitu sariawan. Kurangnya asupan vitamin ini juga dapat terjadi pada anak-anak.
Oleh karena itu, pastikan tubuh mendapatkan asupan nutrisi yang cukup, termasuk vitamin B12, untuk mengurangi risiko terjadinya sariawan.