in

Mengintip 8 Bandara dengan Desain Terunik di Indonesia

Suasana Bandara Tjilik Riwut (bisniswisata.co.id)

Bandara di Indonesia ternyata memiliki daya tarik tersendiri yang tidak kalah dengan bandara di luar negeri. Dipengaruhi oleh keberagaman budaya di setiap daerah, beberapa bandara di Indonesia memiliki keunikan dalam desain bangunannya yang memukau. Tak heran, banyak yang tertarik untuk berfoto di depan bangunan bandara karena keindahan desainnya. Inilah 8 bandara dengan desain paling unik di Indonesia.

Bandara Toraja

Ilustrasi Bandara Toraja (sulselprov.go.id)

Bandara Toraja sebelumnya dikenal sebagai Bandara Buntu Kunik, menampilkan keunikan dalam arsitektur bangunannya yang terinspirasi dari kearifan lokal. Desain bangunan Bandara Toraja mengadopsi bentuk rumah adat Tana Toraja, Tongkonan. Terletak di kecamatan Mengkendek, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, bandara ini dibangun di atas tanah seluas 141 hektar.

Terminal bandaranya memiliki luas sekitar 1.000 meter persegi, cukup untuk menampung 150 penumpang. Panjang landasan pacu Bandara Toraja mencapai 1.600 meter, mampu menangani pesawat jenis ATR, dengan apron seluas 94,5 x 67 meter dan taxiway 124,5 x 15 meter. Meskipun panjang landasan pacunya sebenarnya mencapai 2.000 x 30 meter, saat ini hanya 1.700 meter yang efektif digunakan. Dibangun dengan biaya sekitar Rp800 miliar, Bandara Buntu Kunik mampu melayani sekitar 45 ribu penumpang setiap tahunnya.

Bandara Ngloram

Ilustrasi Bandara Ngloram (kompas.com)

Bandara Ngloram yang terletak di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, memiliki desain yang unik dengan tiang-tiang utama dan atap yang terinspirasi oleh pohon jati beserta daunnya. Desain ini mencerminkan komoditas utama daerah Blora, yaitu tanaman jati.

Bandara ini diresmikan pada tanggal 17 Desember 2021 dan memiliki terminal seluas 3.200 meter persegi, dengan panjang landasan pacu mencapai 1.500 meter. Meskipun begitu, menurut data terbaru dari Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub, Bandara Ngloram saat ini belum melayani penerbangan domestik maupun internasional.

Bandara Tjilik Riwut

Ilustrasi Bandara Tjilik Riwut (kalteng.go.id)

Bandara Tjilik Riwut yang terletak di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, didirikan pada tahun 1958. Desain terminalnya memiliki nuansa modern dengan dominasi warna putih. Salah satu ciri khas dari arsitektur bangunan ini adalah atapnya yang terinspirasi oleh paruh Burung Enggang, yang merupakan ikon khas Kalimantan Tengah.

Saat ini, bandara ini sedang mengalami pembangunan dengan proyek perpanjangan landasan pacu hingga 3.000 meter dan pembangunan terminal baru yang dapat menampung lebih dari 1.000 orang, sebagai bagian dari usahanya untuk menjadi bandara internasional. Bandara Tjilik Riwut melayani penerbangan domestik ke berbagai kota seperti Bandara Soekarno Hatta Jakarta, Juanda Sidoarjo, dan Adi Sumarmo Jogjakarta.

Bandara Minangkabau

Ilustrasi Bandara Minangkabau (Wikimedia)

Bandara Minangkabau, terletak di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, menampilkan arsitektur yang khas dengan inspirasi dari rumah adat Minangkabau, rumah gadang. Dengan luas mencapai 49.000 meter persegi, bandara ini memiliki landasan pacu selebar 45 meter dan panjang 3.000 meter. Menariknya, Bandar Udara Internasional Minangkabau adalah satu-satunya bandara di dunia yang menggunakan nama etnis.

Fasilitasnya tidak hanya melayani penerbangan domestik, tetapi juga internasional. Penerbangan domestik dari bandara ini mencakup rute ke bandara Soekarno Hatta, Juanda, Hang Nadim, dan Kualanamu. Sementara itu, untuk penerbangan internasional, bandara ini hanya melayani penerbangan menuju Bandara Internasional Kuala Lumpur di Malaysia.

Bandara Domine Eduard Osok

Ilustrasi Bandara Domine Eduard Osok (instagram/@bayutakarai_)
Bandara Domine Eduard yang terletak di wilayah Papua Osok di Kota Sorong, Papua Barat, menampilkan desain bangunan yang unik. Ciri khas dari arsitektur terminal penumpangnya adalah bentuknya yang menyerupai buah pinang, salah satu buah khas Papua. Landasan pacunya memiliki panjang 2.060 meter dan lebar 45 meter, memungkinkan pesawat besar seperti Boeing 737 untuk mendarat dengan aman.
Sementara itu, terminal penumpangnya memiliki luas hingga 13.700 meter persegi, mampu menampung hingga 782 penumpang. Terletak di Jalan Basuki Rahmat, KM. 8, Remu Selatan, Sorong Timur, Kota Sorong, Papua Barat Daya, bandara ini menjadi pintu gerbang utama Kota Sorong.

Bandara Mopah

Ilustrasi Bandara Mopah (merauke.go.id)
Bandara Mopah, yang terletak di Kota Merauke, Papua, memperlihatkan keunikan pada desain bangunan terminal penumpangnya yang terinspirasi dari burung kasuari, spesies fauna endemik di Papua. Landasan pacu bandara ini memiliki panjang 2.500 meter dan lebar 45 meter, memungkinkan pendaratan pesawat besar seperti Boeing 737-900 dan Airbus A320.
Sementara itu, terminal penumpangnya memiliki luas 7.200 meter persegi, mampu menampung hingga 638.850 penumpang per tahun. Saat ini, Bandara Mopah hanya melayani penerbangan domestik, dengan tujuan seperti Bandara Sultan Hasanuddin di Makassar, Sentani, Bomakia, dan Tanah Merah. Terletak di distrik Merauke, Kabupaten Merauke, provinsi Papua Selatan, bandara ini menjadi salah satu pintu gerbang penting di wilayah tersebut.

Bandara Sultan Muhammad Kaharuddin

Ilustrasi Bandara Sultan (majalahbandara..com)

Bandara Sultan Muhammad Kaharuddin yang berada di Kabupaten Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat, memiliki keunikan dalam arsitektur bangunannya yang berbentuk heksagonal. Bentuk heksagonal ini menggambarkan sarang lebah, mencerminkan ciri khas Sumbawa yang terkenal sebagai penghasil madu. Dengan desain yang unik ini, bandara ini tidak hanya menjadi tempat kedatangan dan keberangkatan pesawat, tetapi juga menjadi sebuah ikon yang mencerminkan kekayaan alam dan budaya daerah tersebut.

Bandara Banyuwangi

Ilustrasi Bandara Banyuwangi (kompas.com)

Bandara Banyuwangi sebelumnya dikenal sebagai Blimbingsari, memiliki ciri khas desain yang terinspirasi dari ikat kepala khas Suku Osing. Terminal Bandara Internasional Banyuwangi, yang dirancang oleh Andra Matin, bahkan telah meraih penghargaan prestisius Aga Khan Award for Architecture pada tahun 2022. Bandara ini dikenal sebagai Green Airport karena mengusung konsep bangunan ramah lingkungan yang pertama di Indonesia. Lokasinya berada di Jalan Tawang Alun, Dusun Krajan, Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.