in

Jejak Prestasi Kento Momota, Raja Bulu Tangkis dari Jepang

Atlet Bulu Tangkis Jepang, Kento Momota (Badminton Photo)

Kento Momota adalah atlet bulu tangkis asal Jepang yang kerap menduduki peringkat satu dunia. Atlet yang akrab disapa Momota itu juga sempat mendapat julukan ‘raja bulu tangkis Jepang’ sebelum kariernya merosot karena beberapa insiden.

Salah satu insiden yang membuat prestasinya redup, yaitu kecelakaan yang dialami Momota pada tahun 2020 lalu. Kecelakaan itu terjadi di Kuala Lumpur dan menyebabkan Momota mengalami cedera. Sejak saat itu, ia mengaku bahwa bulu tangkis tidak lagi menyenangkan.

Meski namanya tidak lagi sepopuler dulu, Kento Momota tetap dikenal sebagai salah satu pebulutangkis unggulan dunia. Simak ulasan berikut untuk lebih mengenal Momota.

Profil Kento Momota

Kento Momota lahir pada 1 September 1994 di Prefektur Kagawa, Jepang. Menurut sang ayah, nama “Kento” terinspirasi dari tokoh superhero terkenal, Superman. Sumber inspirasinya adalah nama Clark Kent, yang merupakan alter ego dari Superman dalam komik-komik DC Comics. Seperti tokoh superhero tersebut, Kento Momota juga menunjukkan kekuatan luar biasa di dunia bulu tangkis. Ia dikenal karena gaya permainannya yang eksplosif dan penuh kejutan.

Momota mulai menunjukkan bakatnya di dunia bulu tangkis sejak usia dini. Dengan dorongan dari keluarganya, ia mengembangkan keterampilannya di lapangan bulu tangkis dan segera menarik perhatian para pelatih dengan kemampuannya yang luar biasa.

Bahkan, dia meraih gelar bulu tangkis pertamanya di Kejuaraan Sekolah Dasar Jepang saat masih duduk di kelas 2 SD. Prestasi Momota semakin bersinar ketika dia menjadi juara dalam kategori tunggal putra di kelas 6 SD.. Tidak hanya itu, Momota juga meraih gelar terbaik di Kejuaraan Sekolah Menengah Pertama Jepang. Dari situlah Momota meniti karier bulu tangkisnya dengan memperkuat tim nasional Jepang.

Perjalanan karier

Momota meraih prestasi internasional pertamanya saat memenangkan sektor tunggal putra di Asian Junior Badminton Championships di Lucknow pada tahun 2011. Pada tahun yang sama, ia juga meraih medali perunggu di World Junior Badminton Championships yang diadakan di Taiwan.

Pada tahun berikutnya, Momota berhasil meraih kemenangan dalam Asian Junior Championship dan World Junior Championship di tunggal putra. Tahun 2013 menjadi tahun yang gemilang baginya, dengan meraih tiga gelar juara sekaligus di Estonian Open, Austrian International, dan Swedish Masters.

Pada tahun 2015, Momota mencatatkan prestasi gemilang dengan memenangkan gelar Kejuaraan Dunia BWF di sektor tunggal putra, menjadi pemain Jepang pertama yang meraih gelar tersebut. Namun, setelah itu, karier Momota mengalami insiden yang mengguncang dunia bulu tangkis. Pada 2016, ia terlibat dalam skandal perjudian yang mengakibatkan diskualifikasi dari Tim Olimpiade Jepang.

Setelah melewati masa rehabilitasi dan pemulihan, Momota kembali ke dunia bulu tangkis dengan semangat yang diperbaharui. Ia menjadi pemain yang lebih kuat dan bertekad untuk membuktikan kemampuannya di lapangan. Kembalinya Momota disambut dengan antusiasme besar oleh penggemar bulu tangkis di seluruh dunia.

Saat berusia 27 tahun, Momota menjadi pemain tunggal putra Jepang pertama yang mencapai peringkat 1 dunia dalam Badminton World Federation (BWF). Pada tahun 2019, ia berhasil memenangkan sebelas gelar, termasuk kejuaraan dunia, All England, dan Kejuaraan Asia. Tahun tersebut menjadi puncak kesuksesannya dalam karier olahraganya hingga saat ini.

Pada tahun 2020, Momota mengalami serangkaian kejadian yang kurang menguntungkan. Setelah memenangkan Malaysia Masters, ia mengalami kecelakaan yang menyebabkan patah hidung serta luka di wajah dan bibir.

Tak lama kemudian, Momota juga didiagnosis positif Covid-19.Meskipun kembali ke lapangan dalam turnamen All England 2021, Momota meraih hasil yang kurang memuaskan. Di Olimpiade Tokyo, ia tersingkir di babak penyisihan grup dan gagal melaju ke babak 16 besar.

Performa yang menurun membuat Momota kehilangan kepercayaan diri. Bahkan, ia menyatakan bahwa badminton tidak lagi memberinya kegembiraan seperti sebelumnya.