in

Deretan Hotel Paling Tua yang Masih Beroperasi di Jakarta

Ilustrasi Hotel Sriwijaya (googlemaps/ Sriwijaya Hotel)

Jakarta dikenal sebagai kota yang banyak memiliki bangunan megah. Ternyata, ada juga beberapa bangunan dari peninggalan zaman dahulu yang masih bertahan hingga kini. Salah satunya seperti hotel tua yang telah didirikan sejak lama yang masih kokoh dan dibuka secara komersial sampai sekarang. Berikut ini adalah deretan hotel paling tua yang masih beroperasi di Jakarta.

Hotel Sriwijaya

Hotel Sriwijaya, yang sudah berdiri sejak tahun 1810 pada masa penjajahan Belanda, telah menjadi salah satu ikon keberadaan hotel tertua di Jakarta. Meskipun pada awalnya namanya tidak tercatat dalam sejarah, namun sejak tahun 1863, gedung ini telah mengalami beberapa kali perubahan fungsi menjadi restoran, perusahaan konveksi, dan toko dengan nama C.A.W Cavadino yang menjual berbagai macam produk seperti cokelat, roti, cerutu Belanda, hingga anggur berkualitas tinggi.

Pada tahun 1872, restoran ini kemudian diubah menjadi Hotel Cavadino, yang menjadi tempat menginap favorit bagi banyak orang Eropa yang tinggal di Batavia. Selanjutnya, pada tahun 1950-an, hotel ini mengalami perubahan nama menjadi Hotel Sriwijaya, yang kemudian dioperasikan sebagai hotel bintang dua oleh Angkatan Udara Indonesia.

Hingga saat ini, Hotel Sriwijaya tetap beroperasi aktif dan tetap menjadi salah satu destinasi favorit bagi para wisatawan. Fasilitasnya terus diperbarui sesuai dengan perkembangan zaman. Hotel ini terletak di Jalan Veteran No.1, Gambir, Jakarta Pusat, dengan tarif menginap mulai dari sekitar Rp300 ribu per malam.

Hotel Kempinski

Hotel Kempinski dulunya dikenal sebagai Hotel Indonesia, didirikan pada tahun 1962 oleh Presiden Soekarno sebagai bagian dari persiapan untuk menyambut Asian Games ke-4 yang diselenggarakan di Jakarta pada saat itu. Awalnya, hotel ini adalah hotel bintang 5 pertama di Indonesia.

Pada tahun 1993, Hotel Indonesia ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Pemerintah Daerah DKI Jakarta karena memiliki banyak benda bersejarah dan bukan hanya sebagai tempat menginap biasa. Pada tahun 2004, manajemen Hotel Indonesia diserahkan kepada Kempinski Group, yang kemudian mengubah namanya menjadi Hotel Kempinski.

Hotel Kempinski kemudian mengalami renovasi besar-besaran dan dibuka kembali pada tahun 2009 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Lokasinya berada di Jalan M.H. Thamrin No.1, Menteng, Jakarta Pusat. Untuk menginap di hotel ini, tarifnya dimulai dari sekitar Rp2 juta per malam.

The Hermitage Hotel

Ilustrasi The Hotel Hermitage (googlemaps/ Roqim 95)

The Hermitage Hotel adalah salah satu hotel tertua di Jakarta karena bangunannya telah berdiri sejak tahun 1923. Pada awalnya, gedung hotel ini digunakan sebagai kantor telekomunikasi pada masa pemerintahan kolonial Belanda. Kemudian, gedung tersebut juga pernah menjadi Departemen Pendidikan dan Kampus Universitas Bung Karno. Pada tahun 2008, gedung ini diubah menjadi Hotel Hermitage yang baru dan diresmikan enam tahun kemudian.

Mirip dengan Hotel Kempinski, Hotel Hermitage juga merupakan bangunan cagar budaya sehingga strukturnya tetap dalam keadaan aslinya tanpa ada perubahan. Desainnya memiliki nuansa klasik yang khas bangunan Eropa. Bagi yang berminat menginap di sini, tarifnya dimulai dari Rp2 juta per malam.

Hotel Aryaduta

Hotel Aryaduta, awalnya dikenal sebagai The Ambassador, dibangun pada tahun 1971 selama pemerintahan Presiden Soeharto. Presiden tersebut memiliki peran penting dalam perencanaan pembangunan hotel ini dengan tujuan untuk menarik investor asing. Pada awalnya, Hotel Aryaduta hanya memiliki 216 kamar. Namun, pada tahun 1985, sebuah sayap gedung baru dibangun, meningkatkan jumlah total kamar menjadi 325.

Pada tahun 1995, hotel ini diakui dengan penghargaan atas pelayanan terbaik sebagai hotel bintang 5. Bahkan, hingga saat ini, pelayanannya tetap sangat baik di kelasnya. Jika kamu tertarik untuk menginap di hotel ini, tarifnya dimulai dari sekitar Rp1 juta per malam.

Hotel Borobudur

Ilustrasi Hotel Borobudur (googlemaps/ Hotel Borobudur)

Hotel Borobudur dibuka resmi pada tahun 1974 oleh Presiden Soekarno. Hotel ini dibangun di lahan yang sebelumnya digunakan sebagai perumahan militer oleh pemerintah Belanda. Pada awalnya, rencananya hotel ini akan menjadi hotel berstandar internasional kedua setelah Hotel Indonesia.

Sesuai dengan namanya, Hotel Borobudur menggabungkan banyak elemen tradisional Jawa dalam desain interiornya. Luas bangunannya mencapai 7 hektare dengan taman seluas 2,3 hektare. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika hotel ini diakui sebagai hotel terbesar di Indonesia pada masanya. Hotel Borobudur sering menjadi lokasi penyelenggaraan acara internasional dan dilengkapi dengan fasilitas yang sangat lengkap. Tarif menginap di hotel ini dimulai dari Rp750 ribu per malam.