in

Uniknya Awan Lenticular yang Mirip dengan UFO

Ilustrasi Awan Lenticular Mirip dengan UFO (space.com)

Pernakah kamu melihat fenomena alam ini? Fenomena ini dikenal sebagai awan lenticular yang sering kali memiliki bentuk yang menyerupai UFO. Saat senja tiba, awan ini bisa berubah warna menjadi oranye hingga merah muda sehingga menampilkan pemandangan langit yang sangat indah. Lalu, bagaimana bisa terbentuknya awan yang sekilas mirip dengan UFO ini? Yuk simak, penjelasan lengkap di bawah ini mengenai awan lenticular.

Mengenal awan lenticular

Ilustrasi Awan Lenticular (Earthsky)

Awan lenticular juga dikenal sebagai altocumulus lenticularis adalah jenis awan gelombang orografik yang memiliki bentuk menyerupai cawan. Banyak orang menyebutnya sebagai awan mirip UFO, clouds of heaven, atau lennies.  Bentuk awan ini memang serupa dengan benda luar angkasa yang sering muncul dalam film-film tentang UFO.

Awan lenticular termasuk dalam kategori awan langka karena jarang terjadi. Biasanya, awan ini terbentuk di lapisan troposfer pada ketinggian antara 6.500 hingga 16.500 meter. Mereka seringkali muncul di daerah pegunungan atau perbukitan yang berlawanan arah dengan angin. Terdapat tiga jenis utama awan lenticular yaitu altocumulus standing lenticular (ACSL), stratocumulus standing lenticular (SCSL), dan cirrocumulus standing lenticular (CCSL), masing-masing dengan ketinggian yang berbeda.

Awan lenticular bisa bertahan selama beberapa jam sebelum akhirnya menghilang secara perlahan-lahan. Awan ini tidak bergerak dan tidak dipengaruhi oleh arah angin di sekitarnya, itulah mengapa bisa bertahan dalam waktu yang cukup lama.

Awal mula terbentuknya awan lenticular

Ilustrasi Awan Lenticular (Pinterest)

Awan lenticular terbentuk karena adanya pusaran udara yang bertabrakan akibat adanya penghalang, tingkat kelembapan, dan suhu tertentu. Itulah mengapa awan ini lebih sering muncul di daerah pegunungan daripada di dataran rendah. Ketika udara bergerak di permukaan bumi, ia akan berhadapan dengan penghalang seperti gunung, bukit, lembah, atau bahkan objek buatan seperti bangunan dan jembatan. Penghalang tersebut dapat mengubah arah aliran udara, menciptakan pusaran udara. Kekuatan dari pusaran ini akan tergantung pada ukuran penghalang dan kecepatan angin pada saat terjadinya. Angin yang berputar akan terus membentuk gerakan berkelompok.

Namun, proses ini tidak akan membentuk awan jika kondisi suhu tidak mendukung. Ketika udara lembap berembus di atas puncak gunung, ia dapat membentuk gelombang besar di sisi yang berlawanan arah. Jika suhu udara cukup rendah, uap air dalam udara akan mengembun. Kolaborasi antara gerakan udara dan titik embun ini kemudian membentuk awan lenticular yang khas.

Mengenai berbagai jenis awan lenticular

Ilustrasi Awan Lenticular (Earthsky)

Pada penjelasan sebelumnya, disebutkan bahwa awan lenticular terdiri dari tiga jenis yang berbeda, yang diberi nama sesuai dengan ketinggian tempat awan terbentuk dan muncul. Ketiga jenis awan lenticular ini adalah sebagai berikut:

  1. Stratocumulus standing lenticular (SCSL) merupakan jenis awan lenticular terendah yang jarang muncul. Awan ini dapat terbentuk ketika kecepatan angin bervariasi.
  2. Altocumulus standing lenticular (ACSL) terjadi ketika awan lenticular muncul pada ketinggian di antara dua jenis lainnya.
  3. Cirrocumulus standing lenticular (CCSL) umumnya terjadi di lapisan tertinggi, sekitar 20 ribu hingga 40 ribu kaki atau sekitar 6.100-12.200 meter di atas permukaan bumi. Ada sumber yang menyebutkan bahwa CCSL berada pada ketinggian lebih dari 16 ribu meter.

Awan lenticular berbahaya bagi aktivitas pilot

Ilustrasi Awan Lenticular (Wikimedia)

Awan lenticular menawarkan pemandangan alam yang luar biasa, tetapi bagi pilot keberadaan awan ini bisa mengganggu aktivitas penerbangan mereka. Awan lenticular merupakan jenis awan yang dihindari oleh pilot karena dapat menyebabkan gangguan serius. Meskipun terlihat stabil, awan ini dapat menciptakan angin kencang di dalam atau di sekitarnya. Ketika pilot mendekati awan lenticular, mereka harus berhati-hati karena awan ini dapat menyebabkan turbulensi parah, Bahkan sebelum sepenuhnya terbentuk, awan lenticular masih dapat menghasilkan efek serupa dengan angin yang berputar.

Walaupun awan lenticular tidak menghasilkan presipitasi seperti awan kumulus yang dapat menghasilkan hujan, keberadaannya dapat memberikan petunjuk alami tentang perkiraan cuaca. Munculnya awan lenticular menandakan peningkatan kelembapan pada ketinggian tertentu, yang bisa menjadi pertanda akan turunnya hujan atau bahkan badai salju, tergantung pada waktu dan lokasi di mana awan tersebut muncul.