Tempe, tahu, dan ayam adalah sumber protein yang sehat dan bergizi dalam pola makan banyak orang. Meskipun dapat disiapkan dengan cara dikukus atau direbus untuk menjaga nilai gizinya, namun banyak yang lebih cenderung untuk menggorengnya karena rasa yang lebih kaya dan nikmat.
Adapun, gorengan adalah makanan yang disiapkan dengan cara dicelupkan dan dimasak dalam minyak panas hingga matang sepenuhnya. Proses ini menghasilkan makanan yang cenderung memiliki tekstur renyah, kering, dan warna keemasan yang khas.
Selain memberikan pengalaman rasa dan tekstur yang berbeda, proses penggorengan juga mengubah komposisi nutrisi pada makanan. Karena makanan direndam dalam minyak panas, biasanya hasilnya memiliki kandungan lemak yang tinggi.
Teksturnya yang garing membuat gorengan terasa lezat ketika dimakan. Lantas, kenapa kita tidak boleh makan gorengan setiap hari?
Mengutip Mayo Clinic, mengonsumsi gorengan setiap hari berbahaya bagi kesehatan seseorang. Gorengan umumnya digoreng dalam minyak yang mengandung lemak jenuh dan trans. Lemak trans dikenal meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Selain itu, lemak jenuh juga dapat berkontribusi pada penumpukan lemak di arteri dan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular.
Gorengan juga umumnya mengandung tingkat kalori yang tinggi karena penyerapan minyak saat proses penggorengan. Konsumsi kalori berlebih dapat menyebabkan penambahan berat badan yang tidak diinginkan dan meningkatkan risiko obesitas, yang merupakan faktor risiko untuk berbagai penyakit kronis seperti penyakit jantung, diabetes, dan kanker.
Tips makan gorengan dengan lebih sehat
Mengingat adanya risiko makan gorengan yang tidak boleh diabaikan, disarankan untuk mulai membatasi konsumsi jenis makanan ini. Meski demikian, bagi yang masih ingin menikmati makanan gorengan, terdapat beberapa langkah yang bisa diambil untuk mengurangi risikonya. Berikut tips makanan gorengan dengan lebih sehat:
Mengganti minyak yang lebih sehat
Untuk mengurangi risiko dampak buruk dari mengonsumsi gorengan secara berlebihan, langkah terbaik yang dapat diambil adalah mengganti minyak goreng biasa dengan minyak yang lebih sehat. Beberapa jenis minyak yang direkomendasikan untuk menggoreng adalah minyak zaitun, minyak kelapa, dan minyak alpukat.
Di sisi lain, sebaiknya hindari menggunakan minyak dengan kandungan asam lemak tak jenuh tinggi, seperti minyak kedelai, minyak jagung, minyak kanola, minyak wijen, dan minyak bunga matahari, karena dapat meningkatkan risiko dampak negatif pada kesehatan.
Jangan menggoreng dengan minyak terlalu panas
Untuk menghindari penyerapan minyak ke dalam makanan yang digoreng, disarankan untuk melakukan penggorengan pada suhu antara 176–190°C. Anda dapat menggunakan termometer khusus penggorengan untuk memastikan suhu yang tepat.
Penting untuk memperhatikan suhu saat menggoreng karena suhu minyak yang terlalu tinggi dapat merusak minyak dan menghasilkan radikal bebas yang dapat berdampak buruk pada kesehatan dalam jangka panjang.
Ganti dengan cara memanggang
Untuk mendapatkan hasil yang lebih sehat, pertimbangkan untuk memanggang makanan daripada menggorengnya. Makanan yang dipanggang juga dapat memiliki tekstur yang renyah dan rasa yang lezat, serupa dengan hasil gorengan. Sebelum memanggang, kamu dapat melapisi makanan dengan bumbu atau rempah-rempah untuk memberikan tambahan cita rasa.
Sebagian besar protein hewani, seperti daging sapi, daging ayam, dan ikan, mengandung lemak yang dapat mengeluarkan minyak saat dipanaskan di wadah masak yang anti lengket. Dengan memanfaatkan lemak alami ini, kamu dapat memasak makanan tanpa perlu menambahkan minyak goreng tambahan.
Untuk mendapatkan tekstur yang garing, kamu juga bisa menggunakan air fryer. Kamu tetap bisa menikmati makanan dengan tekstur yang sama seperti digoreng, tetapi dengan menggunakan minyak yang lebih sedikit.