in

Inilah Fenomena Aneh yang Terjadi Saat Gerhana Matahari Total

Ilustrasi Gerhana Matahari Total (Unsplash)

Pada tanggal 8 April 2024, telah terjadi gerhana matahari total. Beberapa orang mungkin mengaitkan terjadinya gerhana matahari dengan hal-hal mistis, padahal fenomena langit ini memiliki penjelasan ilmiah. Meskipun demikian, terdapat beberapa peristiwa tidak biasa yang terjadi selama gerhana matahari total, termasuk perubahan perilaku hewan.

Selain itu, masih banyak peristiwa yang unik selama terjadinya fenomena langit yang langka ini. Penasaran apa saja fenomena unik yang terjadi pada bulan April 2024 ini? Berikut adalah penjelasan lengkapnya mengenai berbagai peristiwa langka yang terjadi selama gerhana matahari total yang mungkin belum diketahui banyak orang.

Perubahan suhu Bumi secara drastis

Ilustrasi Time Lapse Gerhana Matahari Total (Wikimedia Commons)

Adanya gerhana matahari total menyebabkan terjadinya penurunan suhu di Bumi. NASA mencatat bahwa saat gerhana matahari total yang sudah terjadi pada 8 April 2024, suhu dapat menurun hingga sekitar 5 derajat Celsius. Namun, dalam kasus gerhana matahari, yang menyebabkan penurunan suhu bukanlah awan yang menghalangi sinar Matahari, melainkan Bulan.

Penurunan suhu juga menyebabkan perubahan dalam pola angin karena adanya perbedaan suhu. Saat gerhana matahari terjadi, perbedaan suhu antara daerah yang terkena sinar Matahari langsung dan daerah yang tidak terkena menjadi besar. Hal ini mengakibatkan udara bergerak menuju daerah dengan suhu yang berbeda, yang dikenal sebagai efek Coriolis.

Selama gerhana matahari, angin cenderung melambat ketika Bulan mulai menutupi Matahari. Namun, kecepatan angin dapat meningkat secara tiba-tiba ketika Matahari sepenuhnya tertutup. Studi yang diterbitkan dalam Philosophical Transactions of the Royal Society A (2016) menyatakan bahwa arah angin dapat berubah selama periode ini.

Mempengaruhi gravitasi Bumi

Gerhana matahari total memiliki dampak pada gravitasi Bumi, yang terbukti dengan perubahan posisi ayunan bandul Foucault yang ditemukan oleh Jean Bernard Leon Foucault pada 1858. Selain itu, gerhana matahari juga mempengaruhi presesi bandul tersebut, yang ditemukan oleh ilmuwan bernama Allais pada tahun 1954, yang kemudian dikenal sebagai “Efek Allais”.

Meskipun berbagai penelitian telah dilakukan untuk menyelidiki efek tersebut, komunitas ilmiah masih belum sepenuhnya yakin dan tidak mencapai konsensus. Namun demikian, jika gerhana matahari benar-benar mempengaruhi gravitasi, hal tersebut tidak memiliki dampak signifikan terhadap kehidupan manusia.

Mengganggu gelombang radio

Gerhana matahari total memiliki dampak pada gangguan gelombang radio. Sebagai contoh, fenomena aurora terjadi karena partikel bermuatan listrik yang dipancarkan oleh Matahari. Partikel ini, disebut ion, tertarik oleh medan magnet Bumi dan menuju Kutub Utara atau Selatan, menciptakan warna-warna indah aurora. Bumi secara terus-menerus menerima bombardir partikel bermuatan dari Matahari dan juga triliunan sinar kosmik dari luar angkasa setiap hari. Saat manusia menggunakan radio dan memancarkan energi elektromagnetik tambahan, hal ini juga mempengaruhi kondisi gelombang radio di Bumi.

Dengan kata lain, gerhana matahari total menghambat emisi Matahari yang mengganggu sinyal radio di Bumi. Meskipun belum sepenuhnya dipahami oleh para peneliti, NASA telah menyediakan instruksi tentang cara mengamati fluktuasi emisi radio selama gerhana matahari total yang akan terjadi pada 8 April 2024 mendatang. Komunitas radio global seperti Radio Jove bahkan mengajak masyarakat untuk terlibat dalam pengumpulan data dan penyelidikan dampak gerhana matahari total terhadap gelombang radio.

Terjadinya pinhole shadows dan manik baily

Ilustrasi Pinhole Shadow (Wikimedia Commons)

Ketika terjadi gerhana matahari, terdapat beberapa fenomena menakjubkan dan unik yang dapat kita amati yang berkaitan dengan perubahan cahaya dan bayangan. Salah satu fenomena tersebut adalah pinhole shadows yang terjadi ketika cahaya menembus objek, seperti dedaunan pohon, dan menciptakan pantulan cahaya berbentuk sabit. Bentuk cahaya ini muncul saat Bulan mulai lewat di depan Matahari selama gerhana. Fenomena pinhole shadows ini sebelumnya terjadi di Amerika Serikat saat gerhana matahari total pada 21 Agustus 2017.

Selain itu, garis cahaya terang dan gelap yang menyerupai manik-manik di sekitar tepi Bulan, dikenal sebagai “Efek Manik Baily” dan dinamai dari seorang astronom abad ke-19, Francis Baily, muncul akibat ketidakrataan permukaan Bulan. Selama gerhana matahari total yang akan datang pada 8 April 2024, Venus dan Jupiter juga akan terlihat, karena keduanya berada di wilayah langit yang sama dengan Matahari.

Terjadi perubahan perilaku hewan

Gerhana matahari memiliki dampak signifikan pada perilaku hewan, seperti yang terungkap dalam penelitian yang diterbitkan oleh Animals (Basel) berjudul Total Eclipse of the Zoo: Animal Behavior during a Total Solar Eclipse (2020). Penelitian ini menyimpulkan bahwa gerhana matahari total dapat mengubah kebiasaan dan disposisi sejumlah besar spesies hewan. Dari 17 spesies yang dijadikan sampel dalam penelitian tersebut, sebanyak 13 spesies mengalami perubahan abnormal dalam perilaku mereka selama gerhana matahari total.

Perubahan lingkungan yang terjadi saat gerhana matahari total tampaknya membingungkan hewan, yang tercermin dari pola perilaku mereka, seperti waktu makan dan istirahat. Bahkan, dalam beberapa kasus, gerhana matahari dapat menyebabkan kecemasan pada hewan-hewan tertentu, termasuk jerapah, burung lorikeet, dan komodo, karena hilangnya panas dan cahaya untuk sementara waktu selama fenomena tersebut.

Adanya ledakan plasma matahari

Ketika gerhana matahari total terjadi pada 8 April 2024, tepat saat Bulan menutupi Matahari sepenuhnya, diperkirakan akan terjadi semburan plasma yang menarik. Semburan yang disebut prominences merupakan gas panas yang meletus ke arah luar Matahari dan kemudian kembali masuk, berwarna merah muda gelap. Selain itu, gerhana matahari total pada tanggal tersebut juga dianggap lebih menarik karena terjadi pada puncak aktivitas Matahari, yang dikenal sebagai puncak maksimum Matahari.

NASA dan Pusat Penelitian Atmosfer Nasional AS (NCAR) menjelaskan bahwa fenomena ini terjadi setiap 11 tahun dalam siklus matahari, di mana Matahari menjadi sangat aktif dan sering kali memuntahkan koronal mass ejection (CME). CME adalah ledakan plasma yang meledak dari atmosfer luar Matahari, yang disebut korona. Terjadinya CME dapat menyebabkan lonjakan badai geomagnetik dan suara Matahari, serta menciptakan aurora yang luar biasa.