in

Kenapa Nafsu Makan Kita Bisa Menurun dan Meningkat?

Ilustrasi Wanita dan Makanan di Atas Meja (Freepik)

Nafsu makan yang berfluktuasi atau naik dan turun merupakan fenomena yang umum dialami oleh banyak orang. Ada berbagai faktor yang dapat memengaruhi fluktuasi ini, baik secara fisik maupun psikologis.

Banyak orang mengalami kehilangan nafsu makan, bahkan terhadap makanan favorit mereka. Penurunan nafsu makan adalah fenomena umum yang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik fisik maupun psikologis.

Alasan kenapa nafsu makan mengalami fluktuasi

Nafsu makan bisa mengalami penurunan dan peningkatan karena dipengaruhi oleh berbagai hal. Ada beragam faktor yang dapat menyebabkan penurunan nafsu makan, mulai dari kondisi medis hingga kesehatan mental. Penurunan nafsu makan sering kali ditandai dengan gejala seperti penurunan berat badan atau risiko malnutrisi akibat kurangnya asupan nutrisi yang cukup.

Mengutip dari laman Harvard Medical School, nafsu makan juga bisa dipengaruhi karena kondisi mental seseorang, terutama saat stres. Ketika mengalami stres, bagian otak yang dikenal sebagai hipotalamus menghasilkan hormon kortikotropin yang bertanggung jawab untuk mengurangi nafsu makan.

Otak juga mengirimkan sinyal ke kelenjar adrenal di atas ginjal untuk melepaskan lebih banyak hormon epinefrin, yang sering disebut sebagai hormon adrenalin. Hormon epinefrin ini membantu memicu respons tubuh untuk menahan keinginan makan. Ini adalah salah satu keterkaitan antara stres dan pola makan yang bisa dialami oleh siapa pun.

Apabila stres berlanjut atau bertahan, skenario tersebut bisa berubah. Kelenjar adrenal akan memproduksi hormon lain yang disebut kortisol. Kelenjar ini memiliki efek meningkatkan nafsu makan serta meningkatkan motivasi secara keseluruhan, termasuk motivasi untuk makan.

Ketika seseorang mengalami stres dan tidak merasa lapar, hal ini menunjukkan bahwa hormon yang dilepaskan saat stres mengurangi keinginan makan sehingga akhirnya nafsu makan menurun.

Faktor lainnya yang mempengaruhi nafsu makan

Fluktuasi nafsu makan merupakan hal alami yang bisa terjadi kapan saja tanpa kita sadari. Berikut beberapa faktor yang bisa mempengaruhi nafsu makan:

Usia

Penurunan nafsu makan adalah masalah umum yang sering dialami oleh lansia. Ketika usia bertambah, aktivitas fisik cenderung berkurang. Proses penuaan juga memperlambat proses pengosongan lambung, sehingga orang tua mungkin merasa kenyang lebih lama.

Gangguan pada indra

Indra penciuman. Foto: Unsplash
Pada umumnya, selera makan bisa meningkat melalui penglihatan, penciuman, atau perasaan saat mencicipi makanan. Namun, kehilangan salah satu indera tersebut dapat mengurangi nafsu makan seseorang. Kehilangan kemampuan melihat, merasakan, atau mencium dapat menyebabkan penurunan selera makan.

Infeksi

Penyakit infeksi, baik yang disebabkan oleh bakteri maupun virus seringkali dapat menyebabkan hilangnya nafsu makan pada seseorang. Beberapa jenis infeksi yang dapat mengurangi selera makan meliputi:

  • Gastroenteritis
  • Radang paru-paru
  • Flu
  • Infeksi saluran pernapasan bagian atas (ISPA)
  • Infeksi kulit
  • Radang usus besar
  • Meningitis

Secara umum, nafsu makan akan pulih kembali ke kondisi normal setelah berhasil mengatasi infeksi yang menjadi penyebabnya.

Efek samping obat

Beberapa jenis obat seperti antibiotik, antidepresan, atau obat-obatan tertentu, dapat memengaruhi nafsu makan seseorang. Efek samping dari obat-obatan tersebut bisa berupa penurunan nafsu makan.

Hormon dan siklus menstruasi

Pada wanita, fluktuasi hormon selama siklus menstruasi dapat memengaruhi nafsu makan. Beberapa wanita mungkin mengalami peningkatan nafsu makan sebelum atau selama menstruasi berlangsung.

Pada siklus menstruasi normal, fluktuasi hormon terjadi secara alami sehingga dapat memengaruhi mood, metabolisme, dan keinginan makan seseorang. Beberapa wanita mungkin mengalami keinginan kuat untuk makanan tertentu selama siklus menstruasi, terutama makanan yang tinggi karbohidrat dan makanan manis. Hal ini seringkali terjadi karena perubahan hormon dan juga faktor emosional.