Beberapa pemain bulu tangkis Indonesia telah memilih untuk meninggalkan Pelatnas PBSI. Fenomena ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan penggemar olahraga tepok bulu mengenai dinamika internal yang terjadi.
Diketahui bahwa Pelatnas PBSI berlokasi di Cipayung. Pelatnas secara rutin melakukan promosi dan degradasi pemain hampir setiap tahunnya. Namun, biasanya perubahan tersebut terjadi karena penampilan atlet yang kurang memuaskan sehingga mereka harus didegradasi dan digantikan oleh pemain lain.
Adapun, Pelatnas PBSI merupakan pusat penting dalam pengembangan atlet bulu tangkis di Indonesia. Melalui latihan yang terstruktur dan berkelanjutan, para atlet memiliki kesempatan untuk terus meningkatkan keterampilan mereka dalam berbagai aspek permainan bulu tangkis.
Para atlet akan menjalani latihan rutin yang terstruktur dan terukur yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan mereka secara bertahap dan konsisten. Program Peatnas juga mencakup sesi analisis video, pertemuan tim, dan sesi pemulihan untuk memastikan keseimbangan antara latihan dan pemulihan.
Berikut beberapa pebulutangkis Indonesia yang keluar dari Pelatnas:
Pramudya Kusumawardana
Baru-baru ini, mencuat nama Pramudya Kusumawardana yang merupakan pebulutangkis ganda ganda putra. Bersama pasangannya, Yeremia Rambitan, ia memutuskan untuk meninggalkan Pelatnas PBSI pada bulan Desember 2023.
Awalnya, Pram memilih untuk meninggalkan Pelatnas PBSI demi mengejar pendidikan di bidang ilmu olahraga dan psikologi olahraga di Australia. Namun, belakangan terungkap bahwa pria yang meraih medali emas di SEA Games 2023 itu kini menjabat sebagai pelatih kepala di salah satu klub bulu tangkis di Australia.
Ihsan Maulana Mustofa
Ihsan Maulana Mustofa adalah atlet bulu tangkis yang lahir pada 18 November 1995. Ia diakui sebagai salah satu pemain tunggal putra terbaik di Indonesia. Mengawali karier sebagai pemain muda di PB Djarum sejak tahun 2010, Ihsan telah menunjukkan bakatnya yang luar biasa dalam dunia bulu tangkis.
Pada akhir tahun 2019, Ihsan mengambil keputusan untuk meninggalkan Pelatnas PBSI. Keputusan ini didasari oleh cedera panjang yang dialaminya. Cedera tersebut telah membuat dirinya absen dari sejumlah turnamen untuk jangka waktu yang signifikan.
Hanna Ramadini
Hanna Ramadini adalah seorang atlet bulu tangkis tunggal putri yang telah membuat keputusan untuk meninggalkan Pelatnas PBSI dan mengejar jalur karier independen. Namun, setelah meninggalkan Pelatnas, ia menghadapi tantangan yang cukup besar dalam meniti karier baru.
Cedera-cedera yang dialaminya menjadi kendala utama, bahkan pada akhirnya ia memutuskan untuk pensiun pada usia yang masih muda, yaitu 24 tahun.
Simon Santoso
Simon Santoso, seorang atlet tunggal putra yang juga memutuskan untuk meninggalkan Pelatnas PBSI. Pertama kali ia mundur pada tahun 2014, namun kemudian ia kembali setelah PBSI berhasil membujuknya.
Namun, sayangnya ia tetap memilih untuk kembali pada keputusannya. Setahun setelah bergabung dengan PBSI, Simon mengambil keputusan yang lebih mantap dengan kembali meninggalkan Pelatnas. Kali ini, dia memilih untuk meniti karier secara mandiri hingga pensiun. Saat ini, Simon Santoso diketahui aktif sebagai pelatih di klub Jaya Raya.
Taufik Hidayat
Sebagai salah satu pemain tunggal putra Indonesia terbaik, Taufik Hidayat telah meraih prestasi gemilang di panggung internasional. Puncak kariernya adalah ketika menjadi juara di Olimpiade 2004. Namun, di balik gemerlapnya prestasi, ada catatan negatif terkait sikapnya yang terkadang impulsif.
Selain sebagai atlet, Taufik juga dikenal sebagai sosok yang gigih dalam menyuarakan kritik terhadap kebijakan-kebijakan PBSI. Hal ini mencapai puncaknya pada 29 Januari 2009 ketika ia memilih untuk mengundurkan diri dari Pelatnas dan memilih jalur karier independen hingga akhirnya pensiun.