Dunia balap motor telah menjadi panggung bagi banyak kisah inspiratif yang melibatkan perjuangan, tekad, dan kerja keras para pembalap dalam mengejar impian mereka. Salah satu kisah yang patut untuk diceritakan adalah perjalanan Marco Bezzecchi, pembalap Mooney VR46 Racing MotoGP, yang menemukan pelajaran berharga dan kesempatan langka sebagai anak didik Valentino Rossi di VR46 Riders Academy.
Kisah Bezzecchi menjadi bagian dari akademi tersebut dimulai pada pertengahan tahun 2015, ketika ia masih berjuang dalam kompetisi CIV Moto3 dan menjalani wildcard Moto3 di Sirkuit Lusail. Namun, titik balik dalam kariernya terjadi ketika ia bertemu dengan salah satu legenda hidup MotoGP, Valentino Rossi, di Qatar. Pertemuan itu tidak hanya sekadar pertemuan biasa, tetapi menjadi awal dari perjalanan yang mengubah hidupnya.
Seperti banyak kisah sukses, awalnya adalah kebetulan. Seorang kawan dari sepupu Bezzecchi, yang juga mengenal pelatih fisik VR46, Carlo Casablanca, memperkenalkannya kepada Rossi. Kawan tersebut, yang sering menyaksikan Bezzecchi tampil gemilang di CIV Moto3, melihat potensi besar dalam dirinya. Dan begitulah, pintu menuju VR46 Riders Academy pun terbuka bagi Bezzecchi.
“Ceritanya lucu. Jelas sangat sulit menjalin hubungan dengan bintang besar seperti Vale,” kata Bezzecchi, mengenang awal mula pertemuannya dengan Rossi. Namun, berkat rekomendasi dan dorongan dari kawan sepupunya, Bezzecchi mendapatkan kesempatan emas untuk mengikuti jejak Rossi.
Dorongan dari kawan sepupunya bukanlah satu-satunya faktor yang membawa Bezzecchi ke pelukan VR46 Riders Academy. Carlo Casablanca, dengan keyakinannya akan potensi Bezzecchi, berhasil meyakinkan Rossi dan Alessio ‘Uccio’ Salucci, project leader VR46, untuk melihat lebih dekat pada talenta muda tersebut. Akhirnya, perjumpaan yang menentukan pun terjadi di Qatar.
“Saat itu, ia meyakinkan Carlo dan ia menemui saya, bersama Vale, Uccio, dan anak-anak lain dari Academy,” ungkap Bezzecchi, mengenang momen penting tersebut.
Percakapan singkat itu menjadi awal dari perjalanan panjang yang membawa Bezzecchi masuk ke dalam lingkungan yang dipimpin oleh salah satu pembalap legendaris sepanjang masa.
Tawaran kontrak dari VR46 Riders Academy pada Natal 2015 menjadi puncak dari perjalanan awal Bezzecchi dalam dunia balap motor. “Saya Akan selalu menjadi fans Vale. Rasanya seperti mimpi. Kini saya mengenalnya lebih dekat dan ia jadi teman saya,” ungkapnya.
Namun, di balik cemerlangnya karier Bezzecchi, terdapat sosok yang turut berperan besar dalam kesuksesannya, yaitu sang ayah, Ruggero ‘Vito’ Bezzecchi. Sang ayah, yang kini menjadi asisten pribadi Bezzecchi, telah memberikan dukungan dan bimbingan yang tak ternilai harganya sepanjang perjalanan karier sang putra.
“Ayah sangat penting bagi saya. Ia selalu mendampingi saya sejak hari pertama dan masih membantu saya,” kata Bezzecchi, mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada sosok ayah yang menjadi pilar kekuatannya.
Perjalanan Marco Bezzecchi di MotoGP telah menjadi cerminan dari kerja keras, tekad, dan dedikasi yang tak kenal lelah. Saat ini, Bezzecchi menempati peringkat 3 dalam klasemen pembalap MotoGP 2023, dengan pencapaian gemilang termasuk 3 podium dan 1 kemenangan sprint race, serta 4 podium dan 2 kemenangan main race. Prestasi ini adalah buah dari kerja kerasnya, dukungan dari Valentino Rossi, serta cinta dan bimbingan dari sang ayah.
Dengan demikianlah, kisah Marco Bezzecchi bukan hanya sekadar kisah sukses dalam dunia balap motor, tetapi juga kisah inspiratif yang mengajarkan kita tentang pentingnya tekad, kerja keras, dan dukungan dari orang-orang terdekat dalam mengejar impian. Sebuah perjalanan yang membawa kita dari titik awal yang sederhana menuju puncak kesuksesan, di mana setiap rintangan dan tantangan menjadi bagian dari perjalanan yang tak terlupakan.