Di berbagai belahan dunia, terutama di Asia Tenggara, hidangan-hidangan tradisional yang terbuat dari beras atau ketan menjadi bagian integral dari budaya kuliner. Beberapa contoh hidangan berbahan dasar ketan yang sering dikonsumsi adalah ketupat, lontong, buras, tapa kolo, dan lepat.
Meskipun terlihat serupa karena berasal dari bahan dasar yang sama, masing-masing memiliki karakteristik dan cara penyajian yang berbeda. Mari kita eksplorasi perbedaan dan keunikan dari kelima hidangan tersebut.
1. Ketupat
Ketupat adalah hidangan yang terbuat dari beras yang dikemas dalam anyaman janur kelapa atau daun pisang, kemudian direbus hingga matang. Proses pembungkusannya memberikan ketupat bentuk segitiga yang khas.
Ketupat sering disajikan sebagai pendamping hidangan daging rendang, opor ayam, atau gulai. Hidangan ini sangat populer di Indonesia, Malaysia, dan negara-negara Asia Tenggara lainnya, terutama selama perayaan Idul Fitri atau Idul Adha.
2. Lontong
Lontong mirip dengan ketupat dalam hal bahan dasar, yaitu beras atau ketan. Namun, perbedaannya terletak pada proses pembungkusannya. Lontong dibungkus dalam daun pisang atau daun pisang pepaya, dan kemudian direbus hingga matang.
Proses pembungkusannya memberikan lontong bentuk silinder yang panjang. Lontong biasanya disajikan sebagai pendamping hidangan gulai, sate, atau sambal goreng krecek di Indonesia.
3. Buras
Buras adalah hidangan tradisional dari Bugis. Buras terbuat dari beras yang dicampur dengan santan dan dibungkus dalam daun pisang.
Perbedaannya dengan ketupat dan lontong adalah proses pemasakannya yang menggunakan teknik perebusan dengan santan, sehingga buras memiliki tekstur yang lebih lembut dan beraroma harum. Buras biasanya disajikan sebagai hidangan utama dalam perayaan adat atau upacara keagamaan di masyarakat Bugis.
4. Tapa kolo
Tapa kolo adalah hidangan tradisional dari Sulawesi Selatan, Indonesia, khususnya dari suku Bugis. Tapa kolo terbuat dari ketan yang dimasak bersama dengan santan, gula merah, dan daun pandan, kemudian dibungkus dalam daun pisang dan dikukus hingga matang.
Perbedaan utamanya terletak pada bahan tambahan seperti gula merah dan daun pandan yang memberikan cita rasa khas pada tapa kolo. Hidangan ini sering disajikan sebagai sarapan atau camilan di Sulawesi Selatan.
5. Lepat
Lepat adalah hidangan tradisional dari Malaysia yang mirip dengan ketupat atau lontong. Lepat terbuat dari beras yang dibungkus dalam daun palas atau daun pisang, kemudian direbus atau dikukus hingga matang.
Perbedaan utamanya terletak pada isiannya. Lepat sering diisi dengan campuran kelapa parut yang telah dicampur dengan gula merah atau gula putih, sehingga memberikan cita rasa manis yang khas. Lepat sering disajikan sebagai hidangan penutup atau camilan di Malaysia.
Perbedaan dalam cara penyajian dan konsumsi
Meskipun memiliki bahan dasar yang sama, setiap hidangan memiliki cara penyajian dan konsumsi yang khas:
Ketupat dan lontong biasanya dipotong menjadi potongan kecil sebelum disajikan. Ketupat sering dihidangkan dengan lauk seperti rendang atau opor ayam, sementara lontong biasanya disajikan dengan hidangan seperti sate atau gulai.
Buras, tapa kolo, dan lepat biasanya disajikan utuh dan dipotong menjadi potongan sebelum disantap. Buras biasanya disajikan sebagai hidangan utama dalam pesta adat atau upacara keagamaan. Tapa kolo dan lepat sering dijadikan camilan atau hidangan penutup.
Meskipun ketupat, lontong, buras, tapa kolo, dan lepat memiliki bahan dasar yang sama, setiap hidangan memiliki karakteristik, proses pembuatan, dan cara penyajian yang unik. Dari ketupat yang segitiga hingga lepat yang manis, kelima hidangan ini mencerminkan kekayaan budaya kuliner Indonesia dan Malaysia.
Setiap hidangan memiliki tempatnya sendiri dalam tradisi dan kebiasaan masyarakat setempat, menjadikannya bagian yang tak terpisahkan dari warisan kuliner Asia Tenggara.