in

Mengapa Anak Kecil Mudah Terpapar Polusi Udara?

Ilustrasi anak-anak. Unsplash

Kehidupan perkotaan yang sibuk tentu paling banyak menghasilkan polusi udara. Sering terpapar polusi udara, sangat mengancam kesehatan tubuh bagi setiap orang tanpa terkecuali terutama bagi anak-anak yang berusia di bawah 2 tahun. Akibatnya banyaknya kasus penyakit batuk dan pilek yang meningkat di kalangan anak-anak. Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi kenapa anak kecil lebih mudah terpapar polusi udara dibandingkan orang dewasa. Berikut ini merupakan penjelasan anak kecil rentan terhadap polusi udara.

Daya tahan tubuhnya masih berkembang

Ilustrasi Polusi. Foto: Unsplash

Banyak polutan yang diserap oleh tubuh anak-anak dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan mereka. Menurut laporan dari California Air Resources Board, anak-anak memiliki sistem pernapasan yang masih dalam tahap perkembangan dan saluran udara yang belum efisien dalam menyaring polutan.

Selain itu, sistem kekebalan tubuh mereka masih dalam proses pengembangan, sehingga rentan terhadap dampak negatif dari polusi udara. Hal ini dapat merusak sistem kekebalan tubuh mereka dan meningkatkan risiko terkena infeksi saluran pernapasan.

Tinggi badan yang masih pendek

Menurut laporan dari World Health Organization (WHO), postur fisik anak-anak yang lebih pendek dan kegiatan bermain mereka di tanah membuat mereka lebih rentan terhadap polusi udara. Polutan yang menumpuk di permukaan tanah dapat terangkat oleh udara dan mudah diserap atau dihirup oleh anak-anak, terutama polutan dari gas buang kendaraan bermotor yang dapat terkonsentrasi di sekitar mereka. Tingkat polusi udara yang semakin tinggi ini membuat lingkungan bermain menjadi kurang ideal bagi anak-anak.

Terkena selama dalam kandungan

Ilustrasi Ibu Hamil (Freepik)

Sejak awal kehamilan, anak-anak rentan terpapar polusi yang dibawa oleh aktivitas ibu mereka. Menurut laporan dari World Health Organization (WHO), dampak dari polusi tersebut tetap ada bahkan sejak dalam kandungan hingga saat mereka dilahirkan. Polutan yang masuk ke tubuh ibu akan diserap dan dialirkan ke dalam janin sehingga mempengaruhi perkembangan saraf dan kemampuan kognitifnya. Anak yang lahir juga memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami penyakit asma dan mungkin menjadi lebih parah jika terpapar langsung dengan polusi udara.

Sering bermain di luar ruangan

Bermain di luar rumah merupakan salah satu faktor yang menyebabkan anak-anak menghirup lebih banyak polusi udara. Udara yang sudah tercemar polusi, membuat anak-anak kesulitan menemukan lingkungan yang ideal untuk bermain dengan bebas. Polusi udara yang berasal dari asap pabrik dan kendaraan tidak dapat dihentikan secara tiba-tiba.

Aktivitas fisik yang lebih aktif

Seperti kebanyakan anak-anak, sudah pasti akan menghabiskan banyak waktu untuk bermain, terutama di luar rumah. Mereka aktif bergerak bersama teman-teman sebaya, sering kali pulang ke rumah dalam keadaan lelah dan lemas. Namun, menghabiskan waktu di luar ruangan, bermain, dan melakukan aktivitas fisik berarti mereka berada di udara yang mungkin terkontaminasi.

Menurut jurnal yang diterbitkan oleh European Environment Agency, aktivitas fisik yang intens membuat anak-anak bernafas lebih cepat, sehingga meningkatkan potensi mereka untuk menyerap lebih banyak polusi udara daripada saat mereka bernafas dengan frekuensi biasa.

Bahaya polusi udara bagi anak-anak harus diperhatikan dengan serius oleh orang tua. Perlu adanya upaya khusus untuk menjaga kesehatan anak dengan menghindari mereka dari paparan polusi udara. Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah anak-anak terpapar polusi udara, seperti:

  1. Hindari pembakaran sampah di sekitar rumah.
  2. Pastikan ventilasi rumah dan dapur optimal, sehingga asap masakan tidak menjadi polutan udara di dalam rumah.
  3. Gunakan alat pembersih udara dengan filter teknologi tinggi seperti HEPA.
  4. Selalu kenakan masker pada anak ketika mereka beraktivitas di luar ruangan yang berpotensi terpapar polusi udara.

Tidak hanya anak-anak, seluruh anggota keluarga juga rentan terhadap dampak polusi udara. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk mengurangi paparan polusi udara dengan menerapkan tips dan langkah-langkah di atas. Selain itu, penting juga untuk melengkapi imunisasi anak dan mengajarkan gaya hidup sehat, termasuk kebiasaan mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air mengalir.