Mata uang merupakan cermin dari keadaan ekonomi suatu negara. Meskipun beberapa mata uang memiliki nilai yang tinggi dan stabil, namun ada juga mata uang yang nilainya rendah dibandingkan dengan mata uang negara-negara lain. Berikut adalah lima negara dengan mata uang terendah di dunia:
1. Rupiah (IDR) – Indonesia
Rupiah adalah mata uang resmi Indonesia. Meskipun Indonesia merupakan salah satu negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS cenderung rendah. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti inflasi, tingkat pertumbuhan ekonomi yang belum merata, serta fluktuasi pasar global. Meskipun demikian, pemerintah Indonesia terus berupaya untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah melalui kebijakan moneter yang sesuai.
2. Riel (KHR) – Kamboja
Riel adalah mata uang resmi Kamboja. Meskipun memiliki nilai rendah terhadap dolar AS, Riel tetap menjadi alat pembayaran yang umum digunakan di Kamboja. Pasar pariwisata yang berkembang pesat di negara ini turut mempengaruhi nilai mata uangnya. Pemerintah Kamboja terus berusaha untuk memperkuat nilai Riel dengan berbagai kebijakan ekonomi yang tepat.
3. Dong (VND) – Vietnam
Dong adalah mata uang resmi Vietnam. Meskipun Vietnam telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir, nilai tukar Dong terhadap dolar AS tetap rendah. Faktor-faktor seperti inflasi, defisit perdagangan, dan fluktuasi pasar global memengaruhi nilai mata uang ini. Pemerintah Vietnam terus berupaya untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga stabilitas nilai Dong.
4. Lira (SYP) – Suriah
Lira adalah mata uang resmi Suriah. Konflik berkepanjangan di Suriah telah memberikan dampak yang sangat besar terhadap ekonomi negara ini, termasuk nilai mata uangnya. Lira Suriah telah mengalami depresiasi yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir, menyebabkan inflasi yang tinggi dan kesulitan ekonomi bagi rakyat Suriah.
5. Iranian Rial (IRR) – Iran
Rial Iran adalah mata uang resmi Iran. Sama seperti Suriah, Iran juga telah mengalami tekanan ekonomi yang signifikan akibat sanksi internasional dan ketegangan geopolitik. Hal ini telah menyebabkan depresiasi nilai Rial Iran terhadap mata uang asing, termasuk dolar AS. Meskipun demikian, pemerintah Iran terus berusaha untuk mengatasi tantangan ekonomi yang dihadapinya.
Mata uang terendah di dunia sering kali merupakan cermin dari kondisi ekonomi yang rentan atau tidak stabil di negara tersebut. Faktor-faktor seperti inflasi tinggi, konflik politik atau militer, serta tekanan ekonomi eksternal dapat menyebabkan depresiasi nilai mata uang. Oleh karena itu, pemerintah negara-negara dengan mata uang terendah terus berupaya untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memperkuat ekonomi dan menjaga stabilitas nilai tukar mata uang mereka.