in

Karya Lain Pat Boonnitipat, Sutradara Film How to Make Millions Before Grandma Dies

How to Make Millions Before Grandma Dies. Foto: GDH

Film Thailand mengharukan berjudul How to Make Millions Before Grandma Dies sedang hangat-hangatnya dibicarakan. Film bikinan rumah produksi Thailand GDH 559 ini sukses menyentuh hati banyak orang dengan kisah yang mengharukan sejak dirilis pada 4 April 2024.

Sebagai informasi, film How to Make Millions Before Grandma Dies mengisahkan tentang M (Putthipong Assaratanakul) seorang pemuda putus asa yang terlilit hutang dan dihadapkan pada situasi sulit. Mendengar kabar neneknya yang kaya raya, Amah (Usha Seamkhum) yang tengah sakit parah, M memutuskan untuk kembali tinggal bersama sang nenek. Motif M sebenarnya tidaklah tulus, Ia berniat untuk mendapatkan kepercayaan dan kasih sayang Amah, dengan harapan menjadi ahli waris tunggal.

Kisah M dan neneknya ini kemudian sukses membuat banyak orang menangis haru karena menyentuh sisi-sisi personal hubungan antara keluarga. Namun, tak banyak yang tahu tentang siapa yang berada di kursi sutradara dan mengarahkan suksesnya film ini. Adalah Pat Boonnitipat, sutradara Thailand yang menjadi director dari film tersebut.

Pat Boonnitipat adalah seorang sutradara dan penulis skenario asal Thailand yang lulus dari Sekolah Dawn dan Fakultas Seni Komunikasi Universitas Chulalongkorn. Jejak kariernya tak main-main, ia pernah berprofesi sebagai fotografer, sinematografer, asisten sutradara, dan tentu saja, sutradara.

Fakta menariknya, film ini bukanlah satu-satunya karya popular hasil garapan Pat Boonnitipat, ada beberapa karya lain yang pernah ia buat. Salah satunya Bad Genius. Berikut dua karya terbaik Pat Boonnitipat sebelum film How to Make Millions Before Grandma Dies.

Bad Genius: The Series

Bad Genius The Series. Foto: Dok. Vidio

Bad Genius: The Series adalah drama adaptasi yang disutradarai Pat boonnitipat. Series ini diadaptasi dari film Thailand berjudul Bad Genius. Kisahnya seputar Lynn (June Plearnpichaya), seorang siswi jenius yang mendapat beasiswa di sekolah elit. Meskipun berprestasi, Lynn dan ayahnya masih mengalami kesulitan keuangan karena biaya sekolah yang tinggi.

Melihat situasi tersebut, Lynn pun menggunakan kecerdasannya untuk mencari uang dengan cara yang tidak biasa: memberikan contekan saat ujian kepada teman-temannya. Kemampuan Lynn dalam menjawab soal dengan cepat dan akurat membuatnya diminati banyak siswa yang ingin mendapatkan nilai tinggi.

Bisnis contekan Lynn pun berkembang pesat. Ia tak hanya membantu teman-temannya di sekolah, tetapi juga mulai menerima tawaran dari siswa lain untuk membantu mereka dalam ujian masuk universitas di luar negeri.

Berbeda dengan filmnya, Bad Genius: The Series menghadirkan cerita yang lebih panjang dan detail. Serial ini juga lebih fokus pada pengembangan karakter dan hubungan antar karakter.

Project S The Series

Project S The Series. Dok: Netflix

Pat Boonnitipat juga pernah menggarap serial popular lainnya berjudul Project S The Series. Serial ini memiliki jumlah 32 episode dengan rating 8,2/10. Ceritanya mengangkat tema olahraga dengan empat bagian yang memiliki kisah berbeda. Secara umum serial ini mengisahkan persahabatan dan perjuangan empat sahabat dalam olahraga voli di sekolahnya. Berikut gambaran pembagian segmennya:

Spike! (Bola Voli): Menceritakan tentang sekelompok siswa SMA yang berusaha untuk membawa tim bola voli sekolah mereka ke puncak kejayaan.

Side by Side (Bulu Tangkis): Menceritakan tentang persahabatan dan cinta segitiga antara dua pemain bulu tangkis muda yang berbakat.

S.O.S (Skateboarding): Menceritakan tentang seorang siswa SMA yang ingin menjadi skateboarder profesional dan menemukan jati dirinya.

Shoot! I Love You (Panahan): Menceritakan tentang seorang gadis SMA yang berjuang untuk menjadi pemanah terbaik dan menemukan cinta pertamanya.