in

Mengenal Asal Mula Hidangan Bakcang Asal Tionghoa yang Terkenal di Bandung

Bakcang
Nibble.id

Hidangan bakcang atau bacang adalah salah satu makanan tradisional yang sangat populer di Indonesia, terutama di kota-kota dengan komunitas Tionghoa yang besar seperti Bandung.

Meskipun dikenal sebagai makanan tradisional Tionghoa, bakcang memiliki cerita asal-usul yang unik dan panjang. Artikel ini akan membahas sejarah dan asal-usul hidangan bakcang serta kepopulerannya di Bandung.

Sejarah dan asal-usul bakcang

Bakcang berasal dari Tiongkok dan telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Menurut legenda, hidangan ini pertama kali dibuat oleh seorang negarawan Tiongkok bernama Qu Yuan (Chu Yuan) pada zaman Dinasti Zhou di abad ke-3 SM.

Qu Yuan adalah seorang penyair dan pejabat kerajaan yang dihormati, tetapi karena ketidaksetujuannya terhadap korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan, ia diasingkan oleh raja. Dalam keputusasaannya, Qu Yuan kemudian bunuh diri dengan melompat ke Sungai Miluo.

Masyarakat setempat yang sangat menghormatinya mencoba menyelamatkannya dengan menjatuhkan bungkusan makanan berisi nasi yang dibungkus dengan daun bambu ke sungai, agar ikan dan roh jahat yang hidup di sungai tersebut tidak akan memakan tubuhnya. Setiap tahun, pada tanggal yang sama, masyarakat akan memasak dan menyantap bakcang sebagai penghormatan terhadap Qu Yuan.

Bakcang di Indonesia

Bakcang dibawa ke Indonesia oleh para imigran Tionghoa pada zaman penjajahan Belanda. Sejak itu, hidangan ini telah menjadi bagian integral dari budaya kuliner Indonesia, terutama di komunitas Tionghoa.

Bakcang biasanya disantap selama perayaan Tahun Baru Imlek atau Cap Go Meh, tetapi juga tersedia sepanjang tahun di berbagai toko dan restoran Tionghoa.

Bacang di Bandung

Seiring dengan perkembangan zaman, hidangan bakcang semakin dikenal dan dicari oleh masyarakat di berbagai kota di Indonesia, termasuk Bandung.

Bandung, dengan komunitas Tionghoa yang cukup besar, menjadi salah satu tempat di mana bakcang sangat populer dan mudah ditemukan.

Proses pembuatan bakcang

Proses pembuatan bakcang membutuhkan beberapa langkah yang rumit dan memakan waktu. Berikut adalah langkah-langkah umum dalam pembuatan bakcang:

  1. Persiapan bahan. Bahan-bahan utama untuk membuat bakcang adalah beras ketan, daging babi cincang, jamur kuping, telur, dan bumbu-bumbu seperti bawang putih, bawang merah, garam, merica, dan minyak wijen.
  2. Pembungkusan. Beras ketan yang telah direndam dimasukkan ke dalam daun bambu yang telah dibersihkan dan direndam sebelumnya. Di dalamnya, ditambahkan campuran daging babi cincang, jamur kuping, dan telur.
  3. Pemasakan. Bakcang dikukus dalam waktu yang cukup lama, biasanya beberapa jam, hingga beras ketan matang dan bahan lainnya benar-benar tercampur dan matang.
  4. Penyajian. Setelah matang, bakcang diangkat dan dibiarkan dingin sebelum disajikan. Biasanya bakcang disantap dengan kecap manis atau saus cabai sebagai pelengkapnya.

Keunikan bakcang di Bandung

Di Bandung, bakcang seringkali memiliki keunikan tersendiri dalam bentuk variasi rasa dan isi. Beberapa penjual bakcang di Bandung sering menambahkan bahan-bahan tambahan seperti kacang tanah, daging ayam, atau bahkan keju untuk menciptakan rasa yang berbeda dan menarik bagi para penikmatnya.

Kepopuleran bakcang di Bandung

Bakcang telah menjadi salah satu makanan yang sangat populer di Bandung, tidak hanya di kalangan komunitas Tionghoa, tetapi juga di kalangan masyarakat umum. Selain menjadi hidangan khas perayaan Tahun Baru Imlek, bakcang juga seringkali dijadikan pilihan sarapan atau camilan sehari-hari bagi banyak orang di Bandung.

Bakcang adalah salah satu hidangan tradisional Tionghoa yang telah menjadi bagian penting dari budaya kuliner Indonesia, termasuk di kota Bandung. Dengan sejarah yang kaya dan proses pembuatan yang rumit, bakcang tidak hanya menyajikan rasa yang lezat tetapi juga memiliki makna budaya yang dalam bagi masyarakat. Kepopulerannya di Bandung tidak hanya terletak pada rasanya yang enak, tetapi juga pada variasi rasa dan keunikan yang ditawarkannya.