in

Yorgos Lanthimos, Maestro Sinema Surealis Modern

Yorgos Lanthimos Film
IDN Times

Yorgos Lanthimos, seorang sutradara ikonik dalam dunia sinema surealis modern, lahir di Athena, Yunani, pada 23 September 1973.

Awal kariernya dimulai di teater Yunani, namun pada 1995, ia mulai mengeksplorasi berbagai media dengan menyutradarai iklan, video musik, film pendek, dan teater eksperimental. Ia juga berperan dalam tim kreatif yang menyusun seremoni pembukaan dan penutupan Olimpiade Musim Panas 2004 di Athena.

Langkah awalnya di industri film dimulai sebagai asisten sutradara dalam film “My Best Friend” bersama Lakis Lazopoulos, namun Lanthimos menganggap “Kinetta” sebagai debut film panjangnya.

Dari situ, Lanthimos terus menghasilkan karya-karya yang mengangkat tema-tema tabu dan provokatif seperti kekuasaan otoriter dan kesepian, semua dibalut dalam gaya surealis yang absurd namun megah.

Selama 18 tahun berkarier, film-film Lanthimos berhasil mencuri perhatian dan meraih banyak penghargaan di festival film internasional. Berikut beberapa karya terbaiknya:

1. Dogtooth (2009)

Yorgos Lanthimos Film
Medium

Nama Lanthimos melambung setelah “Dogtooth” dinominasikan untuk Best Foreign Language Film di Oscars. Film ini mengeksplorasi tema gelap tentang kontrol orang tua yang ekstrem terhadap anak-anaknya, memberikan pengalaman sinema surealis yang traumatis.

Ceritanya tentang seorang ayah yang mengisolasi dan mencuci otak ketiga anaknya dengan informasi menyesatkan, membuat mereka bertingkah seperti anak kecil meski sudah dewasa.

2. The Lobster (2015)

Yorgos Lanthimos Film
Cultura Magazine

“The Lobster” menandai debut Lanthimos dalam film berbahasa Inggris. Bersama Efthimis Filippou, ia menulis naskah yang penuh dengan keunikan dan absurditas khas sinema surealis.

Film ini berhasil meraih berbagai penghargaan seperti Best Screenplay dan Best Costume Design di European Film Awards serta Jury Prize di Cannes Film Festival ke-68.

“The Lobster” juga dinominasikan untuk Oscars dalam kategori Best Original Screenplay. Ceritanya mengikuti David (Colin Farrell) yang harus menemukan pasangan dalam 45 hari di sebuah hotel, atau ia akan diubah menjadi binatang dan dibuang ke hutan.

3. The Killing of a Sacred Deer (2017)

Yorgos Lanthimos Film
Substack

Lanthimos juga mengeksplorasi genre lain dengan “The Killing of a Sacred Deer”, sebuah psychological horror yang ditulis bersama Efthimis Filippou dan diadaptasi dari tragedi Yunani kuno “Iphigenia at Aulis”.

Film ini memenangkan Best Screenplay di Cannes Film Festival ke-70. Ceritanya tentang seorang ahli bedah kardiovaskular, Steven (Colin Farrell), yang kehidupannya terguncang oleh kehadiran seorang remaja, Martin (Barry Keoghan), yang membawa malapetaka dan memaksanya melakukan pengorbanan untuk menyelamatkan keluarganya.

4. The Favourite (2018)

Yorgos Lanthimos Film
Another Gaze

“The Favourite” mengisahkan hubungan rumit antara Ratu Anne, Lady Sarah Churchill, dan sepupu Lady Sarah, Abigail, di abad ke-18 Inggris. Dengan pendekatan yang aneh namun menyegarkan, film ini meraih kesuksesan besar di berbagai penghargaan seperti Venice Film Festival dan Academy Awards, serta menjadi salah satu film komersial terlaris Lanthimos.

Film ini bercerita tentang Ratu Anne (Olivia Colman) yang menyerahkan kuasa kepada Lady Sarah (Rachel Weisz) karena kesehatannya yang memburuk, hingga Abigail (Emma Stone) datang dan mengubah segalanya.

5. Poor Things (2023)

Yorgos Lanthimos Film
The Republic

Setelah vakum hampir lima tahun, Lanthimos kembali dengan “Poor Things”, adaptasi dari novel karya Alasdair Gray. Film ini memenangkan Golden Lion untuk Best Film di Venice Film Festival ke-80.

Ceritanya mengikuti Bella Baxter (Emma Stone), gadis yang dihidupkan kembali oleh ilmuwan eksentrik Dr. Godwin Baxter (Willem Dafoe), dan perjalanannya berkeliling dunia bersama pengacara licik Duncan Wedderburn (Mark Ruffalo).

Dalam wawancara dengan Cineuropa, Lanthimos mengonfirmasi telah menyelesaikan syuting film terbarunya. Meski judulnya masih dirahasiakan, ia memastikan bahwa proyek ini jauh lebih sederhana dibandingkan “Poor Things”, dan kembali bekerja sama dengan Emma Stone serta sinematografer Robbie Ryan.

Jadi, mana film karya Yorgos Lanthimos favoritmu?