Turbulensi adalah fenomena yang sering dialami oleh penumpang pesawat selama penerbangan. Meskipun seringkali menimbulkan rasa tidak nyaman dan ketakutan, turbulensi sebenarnya merupakan bagian alami dari penerbangan dan jarang sekali menyebabkan kecelakaan. Untuk lebih memahami fenomena ini, mari kita kenali penyebab-penyebab utama turbulensi pada pesawat.
1. Turbulensi Cuaca
Penyebab utama turbulensi adalah cuaca. Ketika pesawat melewati area dengan kondisi cuaca yang tidak stabil, seperti badai atau awan kumulonimbus, angin kencang dan arus udara yang tidak teratur dapat menyebabkan turbulensi. Angin kencang dari badai dapat menghasilkan guncangan yang signifikan pada pesawat. Selain itu, awan kumulonimbus yang sering disertai dengan petir dan hujan deras juga dapat menciptakan arus udara yang tidak stabil.
2. Jet Stream
Jet stream adalah aliran udara cepat yang berada di atmosfer atas bumi. Aliran udara ini dapat mencapai kecepatan lebih dari 400 km/jam. Ketika pesawat terbang melalui atau di dekat jet stream, perbedaan kecepatan angin antara aliran udara cepat dan udara di sekitarnya dapat menyebabkan turbulensi. Jet stream seringkali tidak terlihat oleh mata telanjang dan hanya dapat dideteksi dengan peralatan khusus, sehingga pilot harus selalu waspada terhadap keberadaan jet stream ini.
3. Turbulensi Mekanis
Turbulensi mekanis terjadi ketika aliran udara terhambat oleh permukaan bumi, seperti gunung atau bangunan tinggi. Ketika pesawat terbang rendah di atas pegunungan atau daerah dengan banyak bangunan, aliran udara dapat terganggu dan menghasilkan turbulensi. Hal ini sering terjadi selama fase lepas landas dan pendaratan, terutama di bandara yang terletak di daerah pegunungan.
4. Clear Air Turbulence (CAT)
Clear Air Turbulence (CAT) adalah jenis turbulensi yang terjadi di atmosfer yang cerah, tanpa awan atau badai. Turbulensi ini seringkali terjadi di ketinggian jelajah pesawat, di mana arus udara yang bergerak cepat bertemu dengan arus udara yang lebih lambat. Karena CAT tidak dapat dideteksi dengan radar cuaca, ini bisa sangat mengejutkan bagi pilot dan penumpang. Oleh karena itu, penggunaan sabuk pengaman selama penerbangan sangat dianjurkan untuk mengurangi risiko cedera akibat CAT.
5. Arus Konvektif
Arus konvektif terjadi ketika udara panas naik ke atmosfer dan udara dingin turun ke permukaan bumi. Proses ini menciptakan arus udara yang tidak stabil dan dapat menyebabkan turbulensi. Arus konvektif sering terjadi pada siang hari, terutama di daerah tropis atau selama musim panas, di mana pemanasan permukaan bumi lebih intens.
6. Wake Turbulence
Wake turbulence adalah turbulensi yang disebabkan oleh pesawat lain. Ketika pesawat besar terbang, mereka meninggalkan jejak pusaran udara di belakangnya. Pesawat yang lebih kecil yang terbang terlalu dekat dengan jejak ini dapat mengalami guncangan yang cukup kuat. Oleh karena itu, ATC (Air Traffic Control) biasanya memberikan jarak aman antara pesawat yang lepas landas dan mendarat untuk menghindari wake turbulence.
Menghadapi Turbulensi
Meskipun turbulensi dapat menyebabkan ketidaknyamanan, pesawat modern dirancang untuk menahan kekuatan ini. Pilot juga dilatih untuk menangani situasi turbulensi dengan bijak. Penting bagi penumpang untuk selalu mengenakan sabuk pengaman selama penerbangan dan mengikuti instruksi dari awak kabin. Jika Anda merasa cemas, cobalah untuk tetap tenang dan ingat bahwa turbulensi adalah fenomena yang normal dan jarang sekali menyebabkan kerusakan serius pada pesawat.
Dengan memahami penyebab turbulensi, kita dapat lebih siap dan tenang dalam menghadapinya selama penerbangan.