Film “The Last of Us” telah menarik perhatian banyak penonton dengan premisnya yang unik dan menegangkan. Salah satu elemen utama dalam cerita ini adalah jamur Cordyceps, yang menyebabkan wabah yang mengubah manusia menjadi makhluk menyeramkan. Namun, seberapa akurat representasi jamur ini dalam film? Mari kita telusuri lebih dalam fakta di balik jamur Cordyceps dan bagaimana ilmuwan memandang kemungkinannya terjadi dalam kehidupan nyata.
Apa itu Jamur Cordyceps?
Jamur Cordyceps adalah genus dari jamur ascomycete yang terkenal karena kemampuannya menginfeksi serangga dan arthropoda lainnya. Spesies yang paling terkenal adalah Cordyceps sinensis dan Ophiocordyceps unilateralis. Jamur ini tumbuh di tubuh inang serangga, mengambil alih sistem sarafnya, dan pada akhirnya membunuh inang sebelum mengeluarkan spora untuk menginfeksi inang lainnya.
Cordyceps dalam “The Last of Us”
Dalam “The Last of Us”, jamur Cordyceps mengalami mutasi dan mampu menginfeksi manusia, mengubah mereka menjadi makhluk yang agresif dan kehilangan kesadaran manusiawi. Meskipun konsep ini sangat menarik untuk cerita fiksi, kenyataannya berbeda jauh.
Fakta Ilmiah tentang Cordyceps
- Inang spesifik: Jamur Cordyceps secara alami menginfeksi serangga dan arthropoda, bukan mamalia. Kemampuan mereka untuk memanipulasi perilaku inang serangga adalah hasil dari ribuan tahun evolusi spesifik. Memindahkan kemampuan ini ke mamalia, apalagi manusia, akan membutuhkan perubahan evolusioner yang sangat besar dan tidak mungkin terjadi dalam waktu singkat.
- Sistem saraf yang kompleks: Manusia memiliki sistem saraf yang jauh lebih kompleks dibandingkan serangga. Memanipulasi sistem saraf manusia untuk mencapai efek yang sama seperti pada serangga akan memerlukan perubahan biokimia yang sangat spesifik dan rumit.
- Adaptasi lingkungan: Cordyceps berkembang di lingkungan yang sangat spesifik. Mereka memerlukan kondisi tertentu untuk tumbuh dan berkembang. Tubuh manusia bukanlah lingkungan yang ideal bagi jamur ini karena perbedaan suhu, pH, dan kondisi lainnya.
Pengaruh Budaya dan Popularitas
Meskipun tidak realistis dari sudut pandang ilmiah, penggunaan jamur Cordyceps dalam “The Last of Us” memberikan dampak budaya yang signifikan. Ini memperkenalkan konsep biologi yang menarik dan memberikan wawasan tentang hubungan antara manusia dan organisme lain di alam. Popularitasnya juga mendorong minat lebih lanjut dalam penelitian mikologi dan patogen.
Kesimpulan
Jamur Cordyceps yang ditampilkan dalam “The Last of Us” adalah interpretasi fiksi dari kemampuan alami jamur ini. Meskipun menarik dan menegangkan, kemungkinan jamur ini menginfeksi manusia seperti dalam film sangatlah kecil. Namun, ini tidak mengurangi nilai hiburan dan edukasi yang diberikan oleh film tersebut. Penonton tetap dapat menikmati cerita sambil mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang dunia mikroorganisme dan kemungkinan evolusi. Jamur Cordyceps, dengan segala keunikan dan keanehannya, tetap menjadi subjek yang menarik bagi para ilmuwan dan penggemar fiksi ilmiah.