Fashion ternyata tak hanya berguna mempercantik diri dan memperindah tampilan. Nyatanya gaya busana juga bisa digunakan untuk menyuarakan isu sosial. Hal ini disebut sebagai fashion activism. Fashion activism adalah cara untuk memperjuangkan isu sosial melewati sebuah konsep yang menggabungkan pakaian dan aktivisme.
Salah satu contohnya adalah ketika wanita menggunakan fashion untuk memperjuangkan isu-isu seperti keberagaman, kesetaraan gender dan hak asasi manusia.
Gerakan feminisme telah memperjuangkan penerimaan tubuh yang beragam dalam dunia fashion, seperti tuntutan untuk bahan baku yang ramah lingkungan dan adil untuk para pekerja. Fashion dapat digunakan untuk menggambarkan isu sosial melalui berbagai cara, seperti:
Menggambarkan kondisi sosial
Fashion activis digunakan sebagai representasi untuk menggambarkan kondisi sosial maupun bentuk aksi protes untuk menuntut perubahan. Contohnya, pakaian yang menggambarkan isu feminisme, gender, lingkungan dan hak asasi manusia.
Menggambarkan identitas
Fashion dapat digunakan sebagai lambang dalam mengekspresikan diri, seperti ingin dianggap sebagai bagian dari kelas sosial tertentu
Menggambarkan pesan politik dan sosial
Fashion dapat digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan identitas pribadi dan pesan politik dan social.
Contohnya, pakaian yang menggambarkan identitas dimana penggunaanya seperti ingin dianggap sebagai bagian dari kelas sosial tertentu, sehingga motivasi ini mendorong pemilihan pola fashion tertentu.
Menggambarkan gerakan politik kebudayaan
Fashion yang berbeda menandakan model gerakan politik kebudayaan, seperti gerakan punk yang menggambarkan antikemapanan. Fashion ini dapat digunakan sebagai jembatan komunikasi yang terjalin antara punk dengan masyarakat.
Dalam hal ini, fashion dapat digunakan sebagai alat komunikasi yang menggambarkan isu sosial dan mendorong perubahan dalam masyarakat.