in

Review Film Ipar Adalah Maut, Genre Favorit di Indonesia

ipar adalah maut

“Ipar Adalah Maut” adalah film yang berhasil mengangkat kisah perselingkuhan viral dengan gaya yang dramatis dan emosional. 

MD Pictures, salah satu rumah produksi yang aktif menggarap film-film semacam ini, telah merilis beberapa judul yang sukses di pasaran, seperti “Layangan Putus the Movie” (2023), Sewu Dino (2023), dan “KKN di Desa Penari” (2022). Kini, mereka kembali dengan film terbaru berjudul “Ipar Adalah Maut”.

Kolaborasi Hanung Bramantyo dan deretan aktor ternama

Disutradarai oleh Hanung Bramantyo, yang belum lama ini merilis “Tuhan, Izinkan Aku Berdosa” (2024), film “Ipar Adalah Maut” menampilkan deretan aktor ternama seperti Deva Mahenra, Michelle Ziudith, Davina Karamoy, dan Dewi Irawan. 

Film ini diadaptasi dari kisah viral yang diangkat oleh kreator konten Elizasifaa, mengisahkan tentang hubungan terlarang yang mengacak-acak kehidupan sebuah keluarga.

Kisah perselingkuhan yang menggetarkan emosi

“Ipar Adalah Maut” mengisahkan pasangan suami istri, Aris dan Nisa, yang hidup bahagia bersama anak mereka. Kehidupan mereka berubah ketika Nisa mengajak adik perempuannya, Rani, tinggal bersama mereka. 

Niat baik Nisa justru memicu hubungan terlarang antara suaminya dan Rani. Dalam durasi 2 jam 11 menit, film ini membagi ceritanya menjadi dua bagian: masa-masa bahagia Nisa dan Aris sebelum konflik, dan ketika konflik mulai muncul setelah Rani tinggal bersama mereka. Penceritaan yang terstruktur membuat penonton bisa lebih mengenal karakter-karakter utamanya.

Menguras emosi penonton

Bagi penggemar drama, “Ipar Adalah Maut” pasti akan menguras emosi. Film ini berhasil membuat penonton bersimpati pada Nisa, sementara merasa kesal dengan Aris dan Rani yang berkhianat. 

Ada adegan di mana Aris dan Rani malah menyalahkan Nisa, yang dijamin membuat penonton geregetan. Film ini tidak hanya membuat penonton merasakan kesedihan, tetapi juga amarah, dengan intensitas yang terasa nyata sepanjang film.

Elemen komedi sebagai penyeimbang

Walau dipenuhi dengan drama yang emosional, film ini juga menyelipkan elemen komedi yang menghibur. 

Karakter Junaedi dengan teka-teki “garingnya” memberikan jeda yang menyenangkan dari intensitas drama, membuat penonton bisa sejenak tertawa sebelum kembali tenggelam dalam alur cerita yang emosional.

Sentuhan religius yang tepat

Hanung Bramantyo juga menambahkan nilai-nilai agama dalam film ini, dengan cara yang tepat dan tidak berlebihan. 

Ini memberikan lapisan tambahan pada cerita dan karakter, membuatnya lebih kaya dan bermakna.

Akting Michelle Ziudith yang menyayat hati

Michelle Ziudith sebagai Nisa berhasil menyampaikan rasa sakit dan kesedihan karakternya dengan sangat baik. 

Penonton bisa merasakan emosi yang dia alami, terutama saat dia mengetahui perselingkuhan suami dan adiknya. 

Penampilan Deva Mahenra dan Davina Karamoy sebagai Aris dan Rani juga tidak kalah mengesankan, menambah intensitas dan keaslian drama yang dibangun.

Musik yang mendukung suasana

Film ini juga didukung dengan musik dan soundtrack yang mendayu dari Lyodra dan Mytha Lestari. Musik yang tepat di setiap adegan emosional membuat film ini semakin dramatis dan mengena di hati penonton.

Akting Michelle Ziudith dan dukungan musik yang kuat membuat film ini layak ditonton, terutama bagi pecinta drama. 

Apakah kamu tertarik untuk menonton “Ipar Adalah Maut” setelah membaca review ini? Bagi yang sudah menonton, jangan lupa bagikan pendapatmu!