in

Review Film Petualangan Sherina 2 Penuh Nostalgia

petualangan sherina 2

Bagi kamu yang tumbuh di era 1990-an, tentu tak asing dengan film “Petualangan Sherina” yang dirilis pada tahun 2000. 

Film karya Riri Riza dan Mira Lesmana ini berhasil menyelamatkan industri perfilman Indonesia yang tengah terpuruk. 

Kini, setelah 23 tahun, Miles Films menghadirkan kembali kisah Sherina dan Sadam dalam “Petualangan Sherina 2”, dengan Sherina Munaf dan Derby Romero kembali memerankan karakter utama.

Sinopsis

“Petualangan Sherina 2” menceritakan Sherina yang kini telah dewasa dan bekerja sebagai reporter. 

Dia mendapat tugas liputan di Kalimantan dan tanpa disangka bertemu lagi dengan Sadam, yang sekarang bekerja di sebuah lembaga konservasi hutan. 

Reuni mereka terganggu oleh komplotan penculik orangutan, yang memicu petualangan seru baru.

Konflik yang lebih dewasa namun tetap nostalgik

Film “Petualangan Sherina 2” membawa premis yang mirip dengan film pertamanya, namun dengan konflik yang lebih dewasa. 

Seperti di film pertama, konflik dimulai ketika Sherina harus pergi ke tempat yang tidak diinginkan, namun berujung menjadi petualangan seru. Di film pertama, Sherina terpaksa pindah ke Bandung karena pekerjaan ayahnya. 

Di sekuel ini, dia mendadak ditugaskan ke Kalimantan, meskipun seharusnya meliput acara di Davos, Swiss.

Kemiripan ini membuat alur cerita mudah ditebak, namun justru memberikan nuansa nostalgia bagi penonton yang tumbuh besar bersama Sherina dan Sadam. 

Konflik personal yang dihadapi oleh Sherina dan Sadam terasa relevan bagi generasi 1990-an dan 2000-an awal, menjadikan film ini seperti reuni dengan teman lama.

Akting apik dan chemistry pemain

Meskipun sudah lama tidak berakting bersama, Sherina Munaf dan Derby Romero masih memiliki chemistry yang kuat sebagai Sherina dan Sadam. 

Hubungan mereka di layar tampak hangat dan alami, bahkan elemen romansanya terasa canggung dan tidak dipaksakan, menambah keaslian persahabatan mereka.

Selain Sherina dan Derby, penampilan para aktor lainnya juga patut diapresiasi. Isyana Sarasvati, yang berperan sebagai antagonis Ratih, berhasil mencuri perhatian. 

Meski karakternya menyebalkan, kehadirannya sangat menghibur. Chemistry Isyana dengan Chandra Satria, yang memerankan suaminya, juga sangat kuat, menambah dinamika cerita.

Soundtrack yang membawa kegembiraan

Dari segi visual, pengambilan gambar dalam film ini tidak jauh berbeda dengan film pertamanya, termasuk dalam adegan-adegan musikal. 

Namun, soundtrack dalam “Petualangan Sherina 2” tetap berhasil membuat penonton senang, sesuai dengan emosi yang terjadi dalam setiap adegan. 

Beberapa soundtrack juga menjadi callback dari OST film pertama, menambah efek nostalgia bagi penonton lama.

Meskipun soundtrack dalam sekuel ini mungkin belum langsung melekat di hati penonton setelah keluar dari bioskop, hal ini kemungkinan hanya masalah waktu. 

Musik dalam film ini tetap menjadi salah satu elemen kuat yang mendukung cerita.

Secara keseluruhan, “Petualangan Sherina 2” berhasil menghadirkan kisah yang penuh dengan nostalgia dan sentuhan dewasa. 

Film ini membawa penonton kembali ke masa kecil mereka sambil memberikan konflik yang relevan bagi kehidupan dewasa. 

Akting apik dari para pemain, terutama chemistry antara Sherina Munaf dan Derby Romero, menjadikan film ini layak untuk ditonton.

Bagi kamu yang ingin bernostalgia atau mencari tontonan seru di akhir pekan, “Petualangan Sherina 2” adalah pilihan yang tepat. 

Film ini dapat dinikmati di bioskop mulai 28 September 2023. Jadi, sudah siap untuk petualangan baru bersama Sherina dan Sadam?