in

Film Killers of the Flower Moon yang Dibintangi Leonardo Dicaprio

killers of the flower moon

Paramount Pictures dan Apple Original Films merilis “Killers of the Flower Moon” sebuah film yang diadaptasi dari kisah nyata tentang tragedi genosida massal suku Osage, salah satu suku asli di Amerika Serikat.

Garapan sutradara legendaris

“Killers of the Flower Moon” disutradarai oleh Martin Scorsese, salah satu sutradara legendaris Hollywood. Film ini menandai kolaborasi keenam antara Scorsese dan Leonardo DiCaprio. 

Selain DiCaprio, film ini juga dibintangi oleh Robert De Niro, Lily Gladstone, Jesse Plemons, dan banyak aktor lainnya.

Cerita di balik Killers of the Flower Moon

Film ini mengisahkan suku Osage yang tiba-tiba menjadi kaya raya setelah ditemukannya sumber minyak di tanah mereka. 

Kekayaan ini menarik perhatian banyak pria kulit putih, salah satunya adalah Ernest Burkhart yang menikahi wanita Osage bernama Mollie. 

Setelah pernikahan mereka, terjadi serangkaian pembunuhan yang menargetkan orang-orang Osage.

Penceritaan yang menarik

Film dengan tema western yang fokus pada kisah suku pribumi Amerika Serikat sangat jarang di era perfilman modern. 

Keputusan Martin Scorsese untuk menggarap “Killers of the Flower Moon” memberikan angin segar bagi dunia perfilman Hollywood karena mengangkat tragedi suku Osage yang mulai terlupakan oleh sejarah.

Durasi dan gaya penceritaan

Jika durasi film “Oppenheimer” yang mencapai 3 jam sudah terasa panjang, bersiaplah dengan “Killers of the Flower Moon” yang memiliki durasi 3 jam 26 menit! 

Meski durasinya panjang, laju ceritanya relatif lambat dan banyak fokus pada dialog. Namun, meski intensitasnya lebih “chill” dibandingkan “Oppenheimer” film ini tetap berhasil membuat penonton penasaran dan tidak bosan.

Pengembangan karakter yang baik

Salah satu kelebihan film ini adalah bagaimana setiap karakter dikembangkan dengan baik. Meskipun ada banyak karakter yang diperkenalkan, penonton diberikan kesempatan untuk mengenal dan mengingat sebagian besar dari mereka. 

Walau tidak selalu intens, “Killers of the Flower Moon” menghadirkan beberapa momen eksplisit yang cukup mengejutkan dan menegangkan.

Representasi suku Osage yang autentik

Martin Scorsese berhasil menampilkan representasi suku Osage dengan sangat baik, tidak hanya melalui penggunaan aktor pribumi tetapi juga dengan menghadirkan banyak simbol budaya mereka. 

Film ini menutup dengan cara yang unik dan tak terduga, menambah kekayaan narasi yang disajikan.

Penampilan memukau para aktor

Leonardo DiCaprio dan Robert De Niro tidak perlu diragukan lagi kualitas aktingnya. Namun, Lily Gladstone yang memerankan Mollie Burkhart, istri Ernest Burkhart (DiCaprio), berhasil mencuri perhatian. 

Chemistry antara DiCaprio dan Gladstone terlihat sangat alami dan kuat, dengan Gladstone menampilkan akting yang sangat powerful dan emosional sepanjang film.

Visual dan audio yang sederhana tapi efektif

Dalam hal visual dan audio, Scorsese tampaknya mengusung moto “less is more”. Desain produksi yang ditampilkan sangat akurat menggambarkan era 1920-an, khususnya dalam komunitas suku Osage. 

Sinematografinya sederhana namun indah, memanfaatkan latar lokasi asli yang menawan. Musik dan scoring dalam film ini juga dibuat tidak terlalu dominan, sehingga penonton bisa fokus pada dialog-dialog penting.

“Killers of the Flower Moon” mengangkat salah satu tragedi menyedihkan yang menimpa suku pribumi Amerika Serikat, sebuah kisah yang jarang diungkapkan secara jujur di dunia perfilman Hollywood. 

Dengan durasi 3 jam 26 menit, film ini berhasil menyampaikan pesan yang gelap dan mendalam. Martin Scorsese sekali lagi membuktikan kepiawaiannya dalam menghadirkan penceritaan yang menarik dan engaging. 

Penampilan Leonardo DiCaprio, Robert De Niro, dan terutama Lily Gladstone, memberikan kesan yang mendalam dan tak terlupakan bagi penonton.