Black Panther: Wakanda Forever merupakan sekuel dari Black Panther (2018) dan sekaligus menjadi penutup dari MCU Phase 4.
Disutradarai oleh Ryan Coogler, film ini tidak lagi dibintangi oleh Chadwick Boseman karena aktor tersebut telah meninggal dunia pada 2020.
Sinopsis Black Panther: Wakanda Forever
Black Panther: Wakanda Forever bercerita tentang kerajaan Wakanda yang harus bertahan setelah kepergian Raja T’Challa.
Berbagai negara lain mencoba menginvasi dan merebut sumber daya utama mereka, yaitu vibranium.
Di tengah konflik ini, muncul ancaman baru dari kerajaan laut bernama Talokan yang dipimpin oleh Namor (Tenoch Huerta).
Drama panjang dengan akhir yang antiklimaks
Dengan durasi 161 menit atau 2 jam 41 menit, Black Panther: Wakanda Forever menjadi salah satu film terpanjang dalam MCU.
Film ini berhasil menggambarkan perasaan duka yang dialami oleh para karakter dengan sangat baik.
Berbeda dengan beberapa film di MCU Phase 4 lainnya, Wakanda Forever memiliki alur cerita yang sangat rapi.
Meskipun bagi beberapa orang durasi film ini mungkin terasa terlalu panjang, tetapi ini memungkinkan pengembangan konflik dan world-building yang lebih mendetail dan tidak terburu-buru.
Namun, penyelesaian konflik dalam film ini terasa kurang klimaks. Akibatnya, tensi yang sudah terbangun dengan ketegangan sebelumnya terasa terbuang begitu saja.
Meskipun demikian, aksi dalam film ini tetap menghibur dan memuaskan.
Adegan aksi yang memuaskan
Meskipun dipenuhi drama, Black Panther: Wakanda Forever tetap memenuhi fungsinya sebagai film superhero penuh aksi.
Adegan aksi dalam film ini tersebar merata dari awal hingga akhir. Bahkan, adegan aksi dalam film ini mampu memuaskan penonton lebih dari film MCU lainnya yang rilis pada 2022.
Ryan Coogler kembali menghadirkan adegan kejar-kejaran menggunakan kendaraan yang seru seperti pada film pertama.
Namun, aksi paling menegangkan terjadi saat Namor dan kaum Talokan menginvasi Wakanda, menunjukkan betapa berbahaya dan mematikannya mereka bagi negara lain.
Namor yang mendominasi
Meskipun judul film ini adalah Black Panther: Wakanda Forever, karakter yang paling mendominasi justru adalah Namor.
Tenoch Huerta berhasil mencuri perhatian penonton dengan penampilan memukaunya sebagai antihero.
Latar belakang Namor yang tragis membuat penonton bersimpati padanya dan memahami tindakannya sebagai antagonis.
Bahkan, tidak menutup kemungkinan ada penonton yang mendukung Namor meskipun Wakanda adalah pihak protagonis dalam film ini.
Tribut emosional bagi Chadwick Boseman
Seperti yang sudah disebutkan, Wakanda Forever tidak lagi dibintangi oleh Chadwick Boseman.
Marvel Studios memutuskan untuk tidak mengganti peran Boseman sebagai T’Challa dengan aktor lain. Film ini dibuat sebagai atribut serta salam perpisahan untuk Chadwick Boseman.
Black Panther: Wakanda Forever sangat mengeksplorasi perasaan duka, baik sebagai pemicu konflik maupun penyelesaian masalah.
Hasilnya, film ini menjadi tribut yang emosional terhadap mendiang Chadwick Boseman tanpa terasa mengeksploitasi kepergiannya.
Hal ini membuat Wakanda Forever menjadi penutup yang tepat untuk MCU Phase 4.
Meskipun memiliki ending yang terasa antiklimaks, Black Panther: Wakanda Forever berhasil menyeimbangkan drama dan aksi sehingga menjadi film superhero yang emosional.
Dengan atribut yang menyentuh untuk Chadwick Boseman, film ini memberikan penutup yang layak dan penuh makna untuk MCU Phase 4.