in

Review Film Doctor Strange in the Multiverse of Madness

doctor strange

Doctor Strange in the Multiverse of Madness membuka babak baru multiverse dalam MCU.

Sinopsis Doctor Strange in the Multiverse of Madness

Film ini mengisahkan Stephen Strange yang kedatangan tamu dari semesta lain, America Chavez. America datang ke semesta utama MCU untuk meminta bantuan Strange. 

Ada sosok “iblis” yang memburu America untuk mendapatkan kekuatan berpindah multiverse miliknya.

Cerita yang terburu-buru dan kurang spesial

Doctor Strange in the Multiverse of Madness adalah sekuel dari beberapa proyek MCU sebelumnya, termasuk Doctor Strange (2016), Wanda Vision (2021), dan Spider-Man: No Way Home (2021). 

Konflik dalam film ini sebenarnya sudah mulai dibangun dalam proyek-proyek tersebut, sehingga seharusnya film ini bisa lebih santai dalam bercerita.

Namun, kenyataannya, alur cerita terasa terburu-buru dengan durasi 2 jam 6 menit yang tergolong pendek untuk film MCU. 

Konflik terasa datang bertubi-tubi tanpa jeda. Sejak 20 menit pertama, penonton sudah disuguhkan dua adegan pertarungan utama.

Pace yang cepat ini membuat ceritanya kurang spesial. Elemen kejutan dalam film hanya sekadar numpang lewat tanpa benar-benar terlibat dalam konflik utama. 

Bahkan, banyak elemen kejutan yang sudah terlihat dalam trailer atau video promosi film ini.

Masalah pace bercerita ini bisa diatasi jika durasi film lebih panjang. Versi awal film kabarnya memiliki durasi sekitar 2 jam 40 menit, yang mungkin bisa memberikan lebih banyak ruang untuk pengembangan cerita.

Gaya penyutradaraan khas Sam Raimi

Pada 2020, Marvel Studios menunjuk Sam Raimi sebagai sutradara menggantikan Scott Derrickson. 

Raimi dikenal sebagai sutradara spesialis horor yang juga menggarap trilogi Spider-Man versi Tobey Maguire. 

Elemen horor khas Raimi sangat terasa di sepanjang film ini, dengan banyak momen yang cukup mengerikan dan beberapa adegan jumpscare.

Raimi juga menyelipkan ciri khas shot dan editing-nya yang komikal, seperti momen close-up yang super dekat dan montase adegan yang cepat. 

Gaya penyutradaraan ini memberikan warna baru bagi semesta MCU yang selama ini kurang menonjolkan ciri khas dari para sutradaranya.

Scarlet Witch yang mengerikan

Seluruh pemain dalam film ini memberikan performa yang baik, tetapi Elizabeth Olsen sebagai Wanda Maximoff alias Scarlet Witch berhasil mencuri perhatian. 

Scarlet Witch dalam film ini lebih ganas dan mengancam dibandingkan proyek MCU sebelumnya. Elizabeth Olsen sukses menghadirkan Scarlet Witch dengan aura yang mengerikan.

Banyaknya karakter yang disia-siakan

Multiverse of Madness tampaknya hanya berfokus pada tiga karakter utama: Stephen Strange, Scarlet Witch, dan America Chavez. 

Karakter lain terasa disia-siakan, termasuk Wong yang sudah berstatus sebagai Sorcerer Supreme. Wong terkesan kurang berguna dan punya kekuatan yang biasa saja, jauh di bawah Strange.

Beberapa karakter kejutan dalam film ini juga hanya menjadi fan service yang kurang berkesan. 

Kehadiran mereka hanya sebagai pengenalan dalam semesta MCU, tetapi seharusnya ada cara lain agar penampilan mereka lebih berarti.

Doctor Strange in the Multiverse of Madness, dengan gaya penyutradaraan Sam Raimi, berhasil memberikan nuansa baru dalam MCU meski cerita terasa terburu-buru dan kurang spesial. 

Film ini menawarkan petualangan multiverse yang seru dan menegangkan, serta penampilan mengerikan dari Scarlet Witch yang memukau.