in

Apa itu DTI (Debt to Income Ratio)?

Bagi banyak orang, KPR (Kredit Pemilikan Rumah) menjadi solusi utama untuk membeli rumah. Namun, memang proses pengajuan KPR itu terkesan rumit dan banyak sekali persyaratan yang harus dipenuhi oleh pihak yang mengajukan. Salah satu faktor penting yang dipertimbangkan oleh bank adalah DTI. Kamu sudah tau belum, apa itu DTI (Debt to Income Ratio)?

Jadi, DTI adalah rasio utang terhadap pendapatan, yang menunjukkan persentase penghasilanmu yang digunakan untuk membayar cicilan utang. Semakin rendah DTI, semakin besar peluangmu untuk lolos KPR! Buat kamu yang mau lolos pengajuan KPR, coba pahami dulu tentang DTI dalam artikel ini ya. 

Baca juga: Rumah Baru vs Rumah Bekas: Mana yang Lebih Baik?

DTI (Debt to Income Ratio)
DTI (Debt to Income Ratio)

Bagaimana cara menghitung DTI (Debt to Income Ratio)?

Langkah-langkah Menghitung DTI (Debt to Income Ratio):

  1. Hitung Total Cicilan Utang Bulanan:
  • Catat semua cicilan utang bulananmu, seperti cicilan KPR, cicilan kartu kredit, pinjaman online, cicilan kendaraan, dan tagihan lainnya.
  • Jumlahkan semua cicilan utang bulanan tersebut

2. Hitung Penghasilan Bulanan Bersih:

  • Hitung gaji bulananmu sebelum dipotong pajak dan kewajiban lainnya.
  • Kurangi gaji bulanan dengan potongan pajak, asuransi, dan kewajiban lainnya untuk mendapatkan penghasilan bulanan bersih

3. Hitung DTI (Debt to Income Ratio):

  • Gunakan rumus DTI yang telah disebutkan di atas.
  • Masukkan total cicilan utang bulanan dan penghasilan bulanan bersih ke dalam rumus.
  • Hitung hasil DTI dengan kalkulator atau secara manual.

DTI (Debt to Income Ratio) dihitung dengan membagi total cicilan utang bulanan dengan penghasilan bulanan bersih.

Rumus:

DTI = (Total cicilan utang bulanan / Penghasilan bulanan bersih) x 100%

Contoh:

  • Total cicilan utang bulanan: Rp 5.000.000
  • Penghasilan bulanan bersih: Rp 10.000.000

DTI = (5.000.000 / 10.000.000) x 100% = 50%

Contoh lain: 

Contoh Perhitungan DTI:

Utang:

  • Cicilan KPR: Rp 4.000.000
  • Cicilan kartu kredit: Rp 1.000.000
  • Pinjaman online: Rp 500.000

Total cicilan utang bulanan: Rp 4.000.000 + Rp 1.000.000 + Rp 500.000 = Rp 5.500.000

Penghasilan:

  • Gaji bulanan: Rp 10.000.000
  • Potongan pajak: Rp 1.500.000
  • Asuransi: Rp 200.000

Penghasilan bulanan bersih: Rp 10.000.000 – Rp 1.500.000 – Rp 200.000 = Rp 8.300.000

DTI (Debt to Income Ratio): (Rp 5.500.000 / Rp 8.300.000) x 100% = 66.28%

Hasil: DTI kamu adalah 66.28%. Artinya, 66.28% dari penghasilan bulanan bersihmu digunakan untuk membayar cicilan utang. Nilai ini tergolong tinggi dan melebihi batasan DTI maksimal yang umumnya diterapkan oleh bank.

Berapa DTI ideal untuk lolos KPR?

Secara umum, bank-bank di Indonesia memiliki batasan DTI maksimal untuk lolos KPR, yaitu 30% atau 40%. Artinya, total cicilan utangmu tidak boleh melebihi 30% atau 40% dari penghasilan bulanan bersihmu.

Berikut beberapa tips jitu untuk menurunkan DTI dan membuka jalan menuju rumah impian:

  1. Lunasi Utang-Utang Kecil:

Utang kecil seperti cicilan kartu kredit, pinjaman online, dan tagihan lainnya dapat meningkatkan DTI. Lunasi utang-utang kecil ini terlebih dahulu untuk menurunkan DTI dan meningkatkan peluang lolos KPR.

  1. Tingkatkan Penghasilan:

Semakin tinggi penghasilanmu, semakin besar kemampuanmu untuk membayar cicilan KPR. Carilah peluang untuk meningkatkan penghasilan, seperti mencari pekerjaan sampingan atau mengembangkan usaha.

  1. Tunda Pembelian Barang Konsumtif:

Tunda pembelian barang-barang konsumtif yang tidak mendesak untuk menghindari utang baru. Alokasikan dananya untuk menabung atau meningkatkan cicilan utang yang sudah ada.

  1. Gunakan Pinjaman dengan Bijak:

Hindari mengambil pinjaman baru sebelum mengajukan KPR. Pastikan kamu memiliki kemampuan untuk membayar cicilan pinjaman baru tanpa mengganggu kemampuan finansialmu untuk membayar cicilan KPR.

  1. Konsultasikan dengan Perencana Keuangan:

Jika kamu masih ragu atau bingung, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan perencana keuangan. Mereka dapat membantumu dalam menghitung kemampuan finansial, memilih program KPR yang tepat, dan menyusun strategi untuk menurunkan DTI.

Baca juga: Tips Lolos KPR Rumah

Yang perlu kamu ingat, menurunkan DTI (Debt to Income Ratio) ini tentunya tidaklah instan. Membutuhkan waktu, usaha, konsisten dan disiplin. Dengan menerapkan tips-tips di atas dan strategi yang tepat, semoga kamu dapat menurunkan DTI dan mewujudkan mimpi memiliki rumah impian ya!