Gulat adalah salah satu olahraga tertua di dunia, dengan sejarah yang panjang dan beragam yang mencakup berbagai budaya dan peradaban. Sejarah gulat dapat ditelusuri kembali ke zaman prasejarah, dengan bukti arkeologis yang menunjukkan bahwa gulat telah dipraktikkan oleh berbagai masyarakat kuno. Olahraga ini tidak hanya menjadi bagian dari budaya fisik, tetapi juga ritual dan upacara dalam berbagai peradaban, termasuk di Mesir, Yunani, dan Romawi.
Di Mesir Kuno, lukisan di dinding makam menunjukkan adegan-adegan gulat yang sangat rinci, menandakan bahwa gulat adalah bagian penting dari kehidupan masyarakat. Dalam peradaban Yunani Kuno, gulat merupakan salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan dalam Olimpiade pertama pada tahun 708 SM. Para atlet Yunani dikenal dengan keterampilan dan ketangguhan mereka dalam olahraga ini. Gulat Yunani-Romawi, salah satu gaya gulat modern, memiliki akar dari praktik gulat di Yunani dan Romawi Kuno.
Ketika sampai pada perkembangan gulat di Indonesia, olahraga ini memiliki sejarah yang lebih baru tetapi tetap penting. Gulat diperkenalkan ke Indonesia pada awal abad ke-20, pada masa penjajahan Belanda. Olahraga ini pertama kali diperkenalkan melalui pengaruh militer Belanda dan kemudian berkembang menjadi bagian dari program olahraga di sekolah-sekolah dan institusi pendidikan.

Setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, gulat mulai mendapatkan perhatian yang lebih serius sebagai salah satu cabang olahraga yang harus dikembangkan. Pada tahun 1951, dibentuklah Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PGSI) yang bertugas mengorganisir dan mengembangkan olahraga gulat di seluruh Indonesia. PGSI memainkan peran penting dalam membangun fondasi untuk perkembangan gulat, termasuk mengadakan kejuaraan nasional dan mengirimkan atlet untuk berkompetisi di ajang internasional.
Perkembangan gulat di Indonesia semakin pesat dengan partisipasi atlet-atlet Indonesia di berbagai kejuaraan internasional. Salah satu momen penting dalam sejarah gulat Indonesia adalah ketika para pegulat Indonesia mulai berpartisipasi dalam Asian Games dan Kejuaraan Gulat Asia. Meskipun awalnya menghadapi tantangan besar, para pegulat Indonesia terus meningkatkan kemampuan mereka dan mulai meraih prestasi yang membanggakan.
Pada tahun 1962, ketika Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games, gulat menjadi salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan. Ini memberikan dorongan besar bagi perkembangan gulat di dalam negeri, dengan semakin banyaknya anak muda yang tertarik untuk mengikuti olahraga ini. Keberhasilan penyelenggaraan Asian Games 1962 juga membantu memperkenalkan gulat kepada masyarakat Indonesia yang lebih luas.
Di tingkat nasional, PGSI secara rutin mengadakan kejuaraan nasional yang melibatkan pegulat dari berbagai daerah. Ini tidak hanya membantu menemukan bakat-bakat baru tetapi juga meningkatkan standar kompetisi di dalam negeri. Program pelatihan yang lebih terstruktur dan dukungan dari pemerintah serta swasta juga membantu para atlet untuk berlatih dengan lebih baik dan lebih fokus.
Seiring berjalannya waktu, beberapa pegulat Indonesia mulai meraih prestasi di kancah internasional. Misalnya, pada SEA Games, para pegulat Indonesia secara konsisten berhasil meraih medali, menunjukkan bahwa kualitas gulat di Indonesia terus meningkat. Keberhasilan ini memberikan inspirasi bagi generasi muda untuk lebih serius menekuni olahraga gulat.
Namun, perkembangan gulat di Indonesia juga menghadapi berbagai tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah kurangnya fasilitas latihan yang memadai di beberapa daerah. Selain itu, masih kurangnya pelatih yang berpengalaman dan berkualitas juga menjadi kendala dalam pengembangan bakat-bakat muda. Untuk mengatasi tantangan ini, PGSI terus bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah dan organisasi internasional, untuk meningkatkan kualitas pelatihan dan fasilitas.
Secara keseluruhan, sejarah dan perkembangan gulat di Indonesia menunjukkan perjalanan yang penuh dengan tantangan dan prestasi. Dari pengenalan awal pada masa penjajahan hingga pencapaian di kancah internasional, gulat telah berkembang menjadi salah satu cabang olahraga yang penting di Indonesia. Dengan dukungan yang terus meningkat dan dedikasi dari para atlet serta pelatih, masa depan gulat di Indonesia terlihat semakin cerah.