Bakpao, makanan yang terkenal di banyak negara Asia, terutama di Indonesia dan Tiongkok, memiliki sejarah panjang dan menarik. Nama “bakpao” berasal dari bahasa Hokkien, di mana “bak” berarti daging dan “pao” berarti bungkusan. Secara tradisional, bakpao diisi dengan daging babi, tetapi seiring perkembangan zaman, variasi isian bakpao semakin beragam, mencakup isian manis dan gurih.
Sejarah Bakpao
Bakpao pertama kali dikenal di Tiongkok kuno pada masa Dinasti Han (206 SM – 220 M). Pada awalnya, bakpao dibuat sebagai persembahan untuk para dewa dalam upacara keagamaan. Konon, seorang panglima perang terkenal bernama Zhuge Liang dari masa Tiga Kerajaan (220-280 M) menemukan bakpao ketika mencoba menenangkan roh-roh jahat dengan menggunakan bungkusan yang mirip dengan kepala manusia sebagai gantinya. Karena itulah, bentuk bakpao yang bulat dan putih menyerupai kepala manusia.
Awalnya, bakpao diisi dengan daging babi cincang yang dibumbui dengan rempah-rempah khas Tiongkok. Namun, dengan penyebaran budaya Tiongkok melalui jalur perdagangan dan migrasi, bakpao mulai dikenal di berbagai negara lain, termasuk Indonesia. Di Indonesia, bakpao menjadi makanan yang populer dan diterima dengan baik oleh masyarakat lokal.
Adaptasi dan Variasi Isian
Seiring waktu, bakpao mengalami banyak adaptasi sesuai dengan selera dan budaya setempat. Di Tiongkok, variasi bakpao sangat beragam, mulai dari yang diisi dengan daging babi, ayam, sayuran, hingga kacang merah. Di Indonesia, bakpao juga memiliki variasi yang unik. Selain bakpao dengan isian daging ayam dan sapi yang populer di kalangan umat Muslim, terdapat juga bakpao dengan isian kacang hijau, cokelat, keju, dan bahkan durian.
Proses pembuatan bakpao juga mengalami beberapa perubahan. Pada awalnya, adonan bakpao terbuat dari tepung terigu yang difermentasi dengan ragi, kemudian diisi dengan daging atau isian lainnya, dan dikukus hingga matang. Namun, kini banyak variasi bakpao yang dipanggang, memberikan tekstur yang berbeda dan pilihan yang lebih banyak bagi penikmatnya.
Pengaruh Budaya Tiongkok di Indonesia
Bakpao adalah salah satu contoh bagaimana budaya Tiongkok telah mempengaruhi kuliner Indonesia. Komunitas Tionghoa di Indonesia telah memperkenalkan banyak makanan khas mereka, termasuk bakpao, lumpia, siomay, dan masih banyak lagi. Makanan-makanan ini kemudian diadaptasi dengan bahan-bahan lokal dan menjadi bagian dari kuliner Indonesia yang kaya dan beragam.
Bakpao juga sering kali dijual di pasar-pasar tradisional, warung makan, dan pedagang keliling, menjadikannya camilan yang mudah diakses oleh berbagai lapisan masyarakat. Tidak hanya itu, bakpao juga sering dihidangkan dalam acara-acara khusus seperti perayaan Imlek, yang menunjukkan betapa kuatnya pengaruh budaya Tionghoa dalam kehidupan sehari-hari di Indonesia.
Bakpao bukan hanya sekadar makanan, tetapi juga representasi dari perjalanan budaya yang panjang dan kaya. Dari Tiongkok kuno hingga menjadi camilan populer di Indonesia, bakpao telah mengalami banyak perubahan dan adaptasi yang membuatnya semakin beragam dan menarik. Dengan berbagai variasi isian dan cara penyajian, bakpao tetap menjadi favorit banyak orang dan bagian yang tak terpisahkan dari kuliner Asia. Mengetahui asal usul bakpao membuat kita semakin menghargai kelezatan dan sejarah di balik setiap gigitan.