Pada tahun 2002, seorang kolega senior saya mengajak saya makan malam mewah di Peterhouse College, perguruan tinggi tertua di Cambridge yang berusia lebih dari 800 tahun.
Acara makan malam terdiri dari beberapa hidangan, dan yang lebih konyol lagi adalah Anda harus berpindah tempat duduk untuk setiap hidangan baru. Banyak orang harus berpindah-pindah karena ada enam kursus.
Setelah mata kuliah pertama dimulai pada awal malam, seorang profesor yang lebih tua dengan jenggot di seberang saya bertanya, “Jadi, anak muda, apa yang Anda lakukan?”
Saya memberi tahu dia bahwa saya sedang melakukan penelitian tentang genetika obesitas pada anak, dan tanggapannya sangat mengejutkan.
“Ha! Tahukah Anda apa masalah Anda?” tanya dia dengan agresif, menudingkan jarinya ke arah saya, “Anda memberi alasan pada orang gemuk.”
Saya terkejut dengan nada bicaranya yang jijik, dan saya menggunakan seluruh kemampuan diplomatik saya untuk menolaknya dengan halus. Namun, bunyi lonceng yang memberi tahu kami harus berpindah ke kelas nomor dua menyelamatkan malam itu.
Saat saya pulang malam itu, saya menyadari bahwa sebagian besar masyarakat memiliki perspektif profesor itu, meskipun tidak menyenangkan. Obesitas dianggap sebagai masalah fisik. Orang hanya perlu lebih rajin untuk mengurangi porsi makan mereka dan bergerak lebih banyak.
Meskipun fakta bahwa fisika adalah faktor penting dalam menentukan berat badan seseorang, pertanyaan yang relevan adalah mengapa? Mengapa perilaku orang terhadap makanan sangat berbeda? Mengapa orang makan lebih banyak untuk mengatasi tekanan, dan orang lain makan lebih sedikit? Mengapa makanan dianggap sebagai sumber energi bagi orang-orang tertentu, sementara yang lain menyukainya?
Sangat jelas bahwa ada dasar sosial dan budaya yang kuat untuk mengapa, apa, dan kapan kita makan. Namun, ada juga komponen biologis dan genetik yang sangat kuat yang memengaruhi perilaku makan kita, yang pada gilirannya memengaruhi berat badan kita.
Bagaimana genetika dapat memengaruhi berat badan Anda?
Penelitian yang dilakukan pada populasi besar, seperti UK Biobank, yang melakukan survei terhadap hampir setengah juta sukarelawan dari Inggris, telah membantu mengungkap arsitektur genetik yang bertanggung jawab atas perbedaan berat badan.
Sebagai contoh, telah ditemukan lebih dari seribu gen yang berkaitan dengan berat badan. Sebagian besar dari ini diekspresikan di otak dan berdampak pada kebiasaan makan kita.
Yang menarik adalah bahwa, meskipun ada gen yang tumpang tindih, ada tanda tangan genetik khusus yang terkait dengan perkembangan obesitas di masa kanak-kanak dibandingkan dengan kelebihan lemak saat dewasa.
Mengingat bahwa UK Biobank adalah survei yang dilakukan di seluruh populasi pada satu waktu, dengan semua peserta didaftarkan sebagai orang dewasa, data tentang obesitas pada masa kanak-kanak dikumpulkan dengan meminta semua peserta untuk menunjukkan identitas mereka sebagai orang dewasa:
Ketika Anda berusia sepuluh tahun, apakah Anda menggambarkan diri Anda lebih kurus, lebih gemuk, atau sekitar rata-rata?
Hal ini jelas bergantung pada ingatan masa kecil, tetapi banyak orang ingat ukuran tubuh mereka saat masih kecil, dan penelitian telah menunjukkan bahwa ada hubungan kuat antara berat badan yang diukur saat masih kecil dan genetika.
Namun, ini masih merupakan ukuran yang tumpul, dan yang terpenting, Anda mengabaikan beberapa ukuran seperti tingkat pertumbuhan dan informasi tentang penyakit dan jenis diet saat ini.
Penelitian yang “lebih kecil” tersedia, seperti penelitian dengan 12.000 peserta di Bristol Children of the 90s, yang memberikan data yang kaya dan berharga. Namun, tidak ada sampel yang signifikan dari Biobank yang berkonsentrasi pada anak-anak, yang diperlukan untuk mempelajari sifat yang lebih halus.
Data apa yang dibutuhkan untuk mengatasi obesitas pada anak
Obesitas adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat utama yang kita hadapi saat ini, dan kita tahu bahwa anak-anak yang mengalami obesitas akan tumbuh menjadi orang dewasa yang mengalami obesitas. Oleh karena itu, memahami genetika dan riwayat alami obesitas pada anak akan memainkan peran penting dalam pengobatan dan pencegahannya.
Ambisinya adalah untuk menjadi benar-benar inklusif, dengan perekrutan yang tersedia secara online untuk semua 14 juta anak di Inggris—setiap keluarga dapat bergabung. Penelitian ini akan menyelidiki berbagai penyakit, mulai dari kesehatan mental hingga diabetes dan penyakit kardiovaskular, dengan obesitas sebagai faktor utama.
Sampai saat ini, lebih dari 80 persen data genetik manusia di seluruh dunia berasal dari orang-orang keturunan Eropa Utara berkulit putih, yang membuat inklusi penting. Ini menunjukkan bahwa pandangan miring ini membatasi sebagian besar pemahaman kita tentang sifat-sifat dan penyakit manusia di dunia modern.
Pertama kalinya, kami dapat melacak berat badan dan kesehatan individu yang mewakili etnis dan geografis sepanjang hidup. Ini mengungkapkan bagaimana variabel lingkungan memengaruhi genetika.
Kesehatan setiap anak, termasuk anak-anak, harus menjadi prioritas utama karena kesehatan anak-anak yang buruk cenderung menjadi orang dewasa yang buruk.